Minggu, 17 Nopember 2024, Liga Derkuku Indonesia Putaran 7 bertajuk Mbah Demang Cup, akhirnya sukses tergelar. Liga putaran penutup ini dihelat menggunakan Lapangan Kelurahan Bendo – Kota Blitar. Perjuangan panitia dan pengurus PPDSI, untuk menuntaskan agenda akhir Liga Derkuku Indonesia 2024, begitu luar biasa berat dan penuh tantangan.
Event LDI 2024 Putaran 7 sesuai jadwal yang disepakati sebelumnya akan dilaksanakan oleh PPDSI Pengda DKI, namun akhirnya gagal terlaksana. “LDI putaran 7 di BIitar dilaksanakan karena mundurnya Pengda DKI, dikarenakan sulitnya perijinan di masa kampenye Pilkada,” jelas Hari Imawan selaku Ketua III Bidang Lomba PPDSI Pusat.
“Terima kasih banyak kepada segenap panitia lomba LDI putaran 7 yang telah berkenan mengambil alih lomba ini,” tambah Cak Hari, begitu pria paruh baya ini biasa disapa. “Karena event ini seharusnya diadakan di Jakarta (Jakarta Cup 2024) akhirnya bisa diadakan di Blitar.”
“Tentu ini hal yang luar biasa dengan waktu yang sangat mepet untuk bisa diselenggarakan. Untuk itu kami atas nama pengurus PPDSI Pusat, sekaligus pengurus PPDSI Pengda DKI mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.”
Pengda DKI benar-benar mengapresiasi keberanian Pengcab Blitar mengambil slot Jakarta yang kesulitan menggelar LDI seri terakhir. “Alasan utama kenapa kami berani mengambil alih acara yaitu karena Blitar memiliki bekal team yang solid dan berdedikasi tinggi,” jawab Dhimas Nugroho, Sekretaris PPDSI Blitar.
“Selain itu dengan adanya dukungan dari anggota dan dari Pemerintahan juga tidak kalah kuatnya juga,” imbuh Dhimas. ‘Dukungan dari Bapak Walikota Blitar semakin menambah kepercayaan diri panitia untuk mengambil alih pelaksanaan LDI ke 7 ini.”
“Blitar menjadi salah satu solusi agar putaran LDI 2024 tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, yakni sepanjang 7 putaran.” Hal senada juga disampaikan oleh Widi Hadi selaku Ketua Panita Mbah Demang Cup. “Kami juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pak Agus (Mbah Demang) dekoe mania Kediri yang telah mensuport kegiatan ini sehingga bisa berjalan dengan baik.”
“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung sukses Liga Derkuku Indonesia Putaran 7, Mbah Demang Cup ini,” ucap Widi Hadi. “Saya berharap agar kegiatan yang sama bisa terus berlanjut sampai tahun-tahun berikutnya.”
Event Mbah Demang Cup melombakan tiga partai, yakni kelas Senior, Yunior, dan Pemula. Dari rincian yang didapat dari panitia, kelas Senior diikuti oleh peserta sebanyak 1 blok, kelas Yunior 1 blok, dan kelas Pemula diramaikan peserta sebanyak 2 blok.
Dekoe mania yang ikut hadir meramaikan gelaran datang dari Bogor, Solo, Sleman, Jogjakarta, Tulungagung, Trenggalek, Kediri, Bojonegoro, Malang, Surabaya, Situbondo dan Blitar sebagai tuan rumah. Tidak seramai biasanya, namun sudah tergolong meriah karena persiapan yang relatif singkat.
“Alhamdulillah hari ini Mbah Demang Cup Liga Derkuku Indonesia Putaran 7, sukses kami selenggarakan. Terima kasih semua yang sudah mendukung terselenggaranya event ini dan mohon maaf atas semua kekurangan yang ada,” tutur Widi Hadi.
Setelah menyelesaikan proses regristrasi, panitia mempersilahkan seluruh peserta yang sudah memiliki tiket di kelasnya masing-masing untuk langsung menempati nomor yang sudah dalam genggaman. Selanjutnya juri memasuki lapangan untuk melakukan penilaian.
Acara berlangsung dengan cuaca yang sangat mendukung. Proses penjurian ternyata berbarengan dengan kampanye politik dengan sound yang menggelegar. Suara yang terdengar cukup keras, hal ini tentunya mengganggu kinerja juri saat memantau burung- burung yang mulai berbunyi.
Beberapa burung terlihat lunjak-lunjak bahkan ada yang terdiam saat musik koplo lantang terdengar. Tetapi namanya burung sekelas LDI tentunya mempunyai mentalnya yang bagus, sehingga kondisi tersebut tidak sampai mempengaruhi performanya di atas gantangan.
Puluhan ekor derkuku yang dikerek dalam 4 blok, berpacu untuk menjadi yang terbaik. Semua berusaha memperdengarkan suara emas miliknya agar dipilih oleh juri sebagai pemenang. Sementara itu, proses penjurian empat babak berlangsung lancar dan tertib.
Ada sedikit ada protes dari peserta saat berakhirnya penjurian yang merasa lomba diberhentikan secara tiba – tiba saat terdengar kumandang adzan Dhuhur. Padahal burung-dalam kondisi gacor (rajin berbunyi). “Tapi ya sudah ini hanya bahan evaluasi saja dan gak usah diperpanjang kemana-mana,” ucap Syaiful peserta dari Situbondo.
Podium pertama di kelas Senior diberikan kepada Kamajaya andalan B2W BF Sleman. Keberhasilan derkuku ternakan B2W 3688 yang dikerek pada nomor 28 menembus urutan pertama berkat raihan bendera enam warna empat kali.
Disusul kemudian Gaun Sutra besutan Ebin Sunarya Tulungagung, yang dikerek pada nomor 24 berkat raihan bendera yang sama dengan sang juara hanya kalah di nilai aduan. Keberhasilan Gaun Sutra tersebut juga terasa mengejutkan karena mampu mengimbangi performa moncer sang juara. Di tempat ketiga ada Bimo Kurdo bergelang GTA 380 orbitan Shorea BF.
Di kelas Yunior, podium pertama berhasil dimenangkan oleh Fir’aun amunisi Mbah Demang Kediri. Burung ternakan LMS 469 yang dikerek pada nomor 45 berhasil mengkoleksi nilai lima warna tiga kali dan enam warna pada babak keempat. Urutan kedua dimiliki Idola Shorea ring B2W 3665 gaco Shorea BF. Tempat ketiga ada Bagusan ring B2W 3553 milik Imam Haridai Bojonegoro.
Di kelas Pemula, juara pertama direbut oleh Bintang Shorea ring SUBALI 389 orbitan Shorea BF Sleman. Posisi kedua diisi Soleh bergelang Rajawali 391 amunisi Hartejo dari Blitar. Melengkapi tiga besar ada Gandrung ring PN 764 debutan Mbah Gondo Tulungagung.
Di akhir acara, Cak Hari selaku Ketua Bidang Lomba, memberikan tanggapan atas protes yang terjadi. “Bilamana ada kekurangpuasan peserta, semua ini tentu menjadi catatan kami, jelas akan kami evaluasi agar kedepannya kejadian ini tidak terulang kembali.”
Ketua panitia memegang kendali jalannya lomba dengan waktu yang sudah ditentukan per babaknya. Apabila terjadi Force Majeure (kejadian yang tidak diinginkan, secara mendadak, misalnya, hujan lebat, angin puyuh, gempa dll yang membahayakan peserta serta burung yang dilombakan, merupakan hak prerogatif pihak panitia untuk menghentikan lomba.
Dan jika ada kejadian diluar Force Majeure semisal, adanya adzan Dhuhur, panitia juga berhak menghentikan lomba sesaat, sampai selesai adzan. Namun tidak mengurangi waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya. “Apapun alasannya kepuasan peserta lomba adalah keberhasilan penyelenggaraan. Terima kasih atas koreksinya.”
“Kami mewakili segenap panitia Mbah Demang Cup mohon dimaafkan atas miskomunikasi yang terjadi. Ini akan menjadi bahan evaluasi kedepannya buat PPDSI Pusat. Khususnya juga panitia lomba dimanapun lomba nanti diadakan.” ujar Cak Hari.
Beberapa dekoe mania juga mempertanyakan dan perlunya evaluasi bersama mengapa gelaran sekelas Liga Derkuku Indonesia animo penghobi untuk hadir meramaikan semakin menurun. “Sebelumnya pendaftaran belum dibuka sudah pada daftar terutama lomba akbar. Bahkan sampai tidak kebagian tiket (over load) dan masuk daftar cadangan alias animo pendaftar lomba membludak , tetapi akhir-akhir ini semakin menurun drastis, kenapa?” (Ramlee/Jat)