Amarilis merupakan salah satu jenis tanaman hias yang memiliki bunga besar berbentuk terompet yang tumbuh dalam berbagai warna. Mulai dari warna merah hingga merah muda, putih, oranye, salmon, atau merah anggur. Tanaman ini sering disebut sebagai ‘terompet alam’ karena bentuk kelopak bunganya yang unik, seolah-olah menyambut keindahan dunia.

Amarilis berasal dari wilayah yang hangat dan cerah di Amerika Selatan, khususnya Brasil dan Peru. Nama ‘Amaryllis’ berasal dari mitologi Yunani yang berarti bersinar atau berkilau. Nama ini sangat cocok menggambarkan keindahan bunga amarilis yang memiliki pancaran warna cerah yang mampu menerangi taman atau ruangan tempatnya berada.

Dalam kisah mitologi, Amaryllis adalah seorang peri yang cintanya bertepuk sebelah tangan pada seorang pemuda bernama Alteo. Untuk menarik perhatiannya, Amaryllis mengenakan gaun merah menusukkan hatinya dengan panas emas di depan sang pemuda hingga tewas. Setelah wafat, muncul bunga merah di depan rumah Alteo yang terus bermekaran. Konon katanya bunga itu berasal dari darah sang peri.

Amarilis mempunyai bunga yang mempesona

Bunga amarilis melambangkan kebanggaan, ketekunan, dan kecantikan yang memesona. Warna-warnanya yang mencolok sering diasosiasikan dengan kekuatan dan kepercayaan diri, menjadikannya hadiah bermakna bagi mereka yang sedang memulai perjalanan baru atau menghadapi tantangan.

Baca juga : Bunga Desember, si Cantik yang Merekah di Penghujung Tahun

Di beberapa budaya, amarilis juga dianggap sebagai simbol keberanian dan ketahanan. Bunga ini sering dijadikan hadiah bagi mereka yang baru saja sembuh dari penyakit atau berhasil melewati masa sulit dalam hidup. Budidaya tanaman amarilis telah dimulai pada abad ke-18.

Amarilis berbunga sekali setahun

Sampai saat ini ada lebih dari 600 varietas yang tumbuh di dunia. Biasanya bunga amarilis dibudidayakan untuk keperluan hias dan menggunakannya untuk membuat berbagai rangkaian bunga. Di Indonesia tanaman ini bisa tumbuh pada daerah bersuhu 18 derajat Celsius sampai 20 derajat Celsius.

Tanaman yang masuk ke dalam golongan sistem perakaran serabut yang tumbuh dari dasar umbi. Tanaman yang bisa ditanam tunggal dan berkelompok ini memiliki akar berwarna putih. Ia termasuk tanaman herba yang menahun. Memiliki ketinggian 40 hingga 60 cm.

Amarilis memiliki umbi yang lebarnya bisa 2 hingga 10 cm. Umbi tanaman amarilis ini akan menghasilkan 3 sampai 7 daun dan 2 tangkai berbunga. Amarilis memiliki batang tegak dan berongga, batang tersebut berwarna hijau dengan semburat warna ungu.

Daunnya tumbuh dari ujung umbi tanpa tangkai daun berbentuk memanjang menyerupai pita dengan pertulangan daun sejajar. Daunnya tersusun saling berhadapan dan saling menelangkup sehingga membentuk suatu bidang menyerupai kipas.

Amarilis berkembangbiak dengan umbi

Tanaman ini berdaun tunggal berwarna hijau dengan panjang 30 hingga 60 cm. Lebarnya mencapai 3 sampai 6 cm. Daunnya runcing dengan pangkal yang tumpul dengan pertulangan sejajar. Sedangkan untuk bunganya seperti terompet atau lonceng ketika mekar, terlihat indah mempesona dengan mahkota bunga yang tersusun atas dua buah lingkaran.

Baca juga : Kastuba, Tanaman Hias Berkhasiat Obat

Keduanya itu masing-masing terdiri atas tiga segmen yang saling terpisah. Amarilis menghasilkan 2 hingga 12 bunga berbentuk corong, mencolok dan harum di atas tangkai berbunga. Bunga terdiri dari 6 tepal yang biasanya berwarna putih dengan urat merah tua, berwarna ungu atau merah muda.

Biji bunga amarilis

Tanaman ini cukup tangguh terpapar matahari langsung, meski begitu pada awal pertumbuhannya membutuhkan keadaan yang sedikit teduh. Sinar matahari akan sangat dibutuhkan ketika perakarannya mulai terbentuk dan pemunculan tunas sampai munculnya kuncup bunga. Amarailis berbunga hanya sekali saja dalam setahun.

Bunga ini bisa tumbuh di segala jenis tanah steril dan lembap dengan drainase baik serta dengan kisaran pH 6,0 sampai 7,5. Seperti tanaman pada umumnya, khususnya tanaman berbunga. Bunga amarilis juga memiliki faktor penghambat dalam pembungaan, yakni florigen atau produksi hormon pembungaan yang diinduksi oleh kondisi lingkungan.

Dengan perawatan yang baik, amarilis bisa berbunga setiap tahun tanpa perlu ditanam ulang. Setelah berbunga, tanaman ini membutuhkan masa dormansi selama beberapa bulan sebelum kembali berbunga pada musim berikutnya. Amarilis memiliki laju pertumbuhan yang luar biasa. Dalam waktu hanya 6 hingga 8 pekan, tanaman ini dapat tumbuh dari umbi menjadi bunga mekar penuh.

Umbi amarilis bisa bertahan dan berbunga selama 15 hingga 20 tahun dengan perawatan yang tepat. Untuk memastikan umurnya panjang, tanaman ini perlu mendapatkan sinar matahari yang cukup, penyiraman tepat, dan waktu istirahat untuk menyimpan energi.

Amarilis bisa juga diletakkan di dalam ruangan

Beberapa petani dan pecinta tanaman bahkan melaporkan bahwa amarilis yang ditanam masih berbunga dengan indah setelah lebih dari dua dekade. Ini menjadikannya investasi jangka panjang yang indah dan memuaskan. Salah satu keunggulan amarilis adalah perawatannya yang sangat mudah. Tanaman ini tidak memerlukan banyak perhatian dan bisa bertahan hanya dengan sedikit air dan sinar matahari.

Baca juga : Kaca Piring, Tanaman Hias Berbunga Putih Wangi yang Berkhasiat Obat

Meskipun amarilis bisa ditanam dari biji, metode yang lebih umum digunakan melalui umbi. Penanaman melalui umbi lebih cepat dan menghasilkan bunga yang lebih konsisten dibandingkan menanam dari biji yang memerlukan waktu 3 hingga 5 tahun sebelum mekar pertama kali. Penanaman dengan umbi juga memungkinkan tanaman ini berbunga lebih cepat dengan hasil yang lebih besar dan sehat.

Indahnya Taman Bunga Amarilis Gunung Kidul bak di Eropa

Menurut para ilmuwan, daun dan umbi amarilis mengandung alkaloid, yang diketahui memiliki sifat antitumoral, antivirus, antiparasit, dan penyembuhan lainnya. Tanaman ini telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad. Ekstrak amarilis misalnya mengandung senyawa bioaktif seperti tanin dan saponin yang memiliki efek antiinflamasi. Berkat sifat anti-inflamasi ini, umbi amarilis digunakan untuk mengobati nyeri dan kram menstruasi dalam pengobatan tradisional Tiongkok.

Selain itu ternyata ekstrak tumbuhan amarilis juga dipercaya dapat mengobati gangguan pernafasan. Penelitian telah menunjukkan bahwa ekstraknya memiliki sifat ekspektoran, yang mengencerkan lendir di saluran udara. Ini dapat membantu penyakit seperti bronkitis dan asma. Amarilis juga mampu menyaring udara dan racun yang ada di dalam ruangan seperti tanaman lidah mertua atau sansevieria. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *