Sleman kembali dimeriahkan oleh gelaran lomba puter pelung. Kali ini Pengcab PPPPSI Sleman menggelar acara bertajuk Puter Pelung Booming pada Minggu 23 Februari 2025. Untuk yang kesekian kalinya, apreasiasi patut diberikan pada puter pelung mania di DIY. Semangat yang diperlihatkan panitia lomba dan peserta dalam merealisasikan kegiatan disana, benar-benar luar biasa.

Acara menempati lokasi di Gantangan Ambar Ketawang BC, Gamping – Sleman. “Ini merupakan lokasi pengganti karena yang biasa dipakai sedang ada jadwal untuk kicauan,” jelas Imam Santosa, Humas Pengcab Sleman. “Lokasi yang dipilih dirasa sangat strategis karena mudah dicari oleh peserta luar kota, tempatnya nyaman, dan tidak bising oleh lalu lalang kendaraan serta area parkirnya luas.”
Pengcab Sleman berusaha memberikan kesempatan kepada penggila lomba untuk menyediakan jadwal dan lokasi untuk menampilkan burung-burungnya. Sehingga mereka bisa menyalurkan hobinya dengan cara menggantang puter pelung orbitannya masing-masing.

Untuk itu panitia harus bekerja keras guna menarik peserta agar mau bergabung dalam kegiatan tersebut. Salah satu yang dilakukan adalah himbauan lewat sosial media baik WA maupun FB, agar puter pelung mania disana segera mengisi daftar list peserta. Upaya tersebut terus dilakukan tanpa lelah.
Begitu juga dengan peserta yang sudah mendaftar, berusaha mengajak rekan lainnya untuk segera masuk menjadi bagian dalam kegiatan tersebut. Aksi nyata inilah yang akhirnya menjadikan kegiatan ini mampu mendulang peserta lebih dari cukup.

Imam Santosa, mengungkapkan bahwa kondisi hobi puter pelung memang harus segera dibangkitkan kembali. Dan memang tidak bisa disamakan dengan kondisi beberapa tahun silam ketika hobi puter pelung mengalami booming dimana-mana.
Untuk bisa menarik peserta dalam jumlah besar, adalah sesuatu yang belum bisa diwujudkan. “Kalau hobi puter pelung untuk saat ini tidak bisa disamakan dengan dulu yang dengan mudah selalu dipenuhi peserta dalam jumlah besar,” terang Imam Santosa.

Namun demikian, panitia tetap berusaha untuk terus menggelar kegiatan dengan harapan, semangat puter pelung mania disana tetap ada. Apalagi beberapa penghobi puter pelung di Sleman juga menanyakan adanya kegiatan lomba kepada para pengurus.
Kenyataan inilah yang membuat pengurus begitu semangat untuk menggelar acara dan memberikan suguhan terbaik pada peserta. “Selama ini kami berusaha untuk bisa menggelar kegiatan dengan semangat meramaikan kembali hobi puter pelung, utamanya di daerah sekitaran Sleman,” ungkap Agus Narso, Ketua Pengcab Sleman, yang akrab dipanggil Dhe Narso.

Empat kelas dibuka oleh panitia yakni kelas Utama, kelas Madya, dan Pemula A B yang terbagi dalam dua sesi menjadi serbuan peserta. Dari data yang masuk, peserta dari beberapa kota mengisi daftar peserta. Dedy Fajiga, Ketua Bidang Lomba Pengcab Sleman menuturkan bahwa antusias peserta terhadap gelaran ini sudah terlihat sejak pengumuman dikeluarkan.
“Peserta dari luar kota sedari pagi bahkan sebelum panitia hadir di lokasi sudah mulai berdatangan,” ujar Dedy. “Mereka datang dari Klaten, Solo, Magelang, Purworejo, Temanggung dan langsung menjemur burungnya untuk persiapan lomba sambil ngopi dan ngobrol.” Meski mereka hadir dalam rangka melombakan puter pelung miliknya, namun tidak nampak adanya persaingan yang menyolok.

Mereka benar-benar menjadikan lomba sebagai ajang untuk silaturahmi dan bukan semata-mata mencari kejuaraan. Suasana kekeluargaan nampak jelas. Mereka duduk santai di pinggir lapangan sambil menikmati kemerduan suara puter pelung di gantangan. Beberapa diantaranya memanfaatkan untuk melatih burung muda bertarung di gantangan serta menyerahkan burung yang sudah disepakati nilai transaksinya.
Pagi dengan cuaca cerah mengawali sesi pertama yang melombakan kelas Madya dan Pemula A, tidak ada gantangan yang tersisa. Penjurian selama empat babak berjalan lancar. Di kelas Pemula A, hadir Gending Tresno milik Agung Dhito sebagai juara pertama. Dikuti oleh Bintang Timur besutan Arahiwang BF, dan Bolo Dewo orbitan Sata di posisi ketiga.

Di kelas Madya, tampil Putra 1945 #3 besutan Team Jaggo. Juara kedua dan ketiga direbut gaco-gaco milik Atasa BF melalui Asmara Nala dan Pujaningsih. Setelah istrahat sholat Dhuhur, dimulai sesi kedua dengan menarungkan kelas Pemula B dan Utama. Cuaca siang yang terik dan panas mengawali babak pertama.
Saat babak kedua akan dimulai, mendung pekat membayangi lokasi acara. Hingga akhirnya guyuran hujan dan hempasan angin kencang memaksa menunda pelaksanaan babak kedua. Semua dipaksa menunggu hingga 45 menit untuk segera memutuskan penjurian diteruskan atau tidak. Akhirnya kesepakatan diambil jika sesi kedua dilanjutkan hingga tiga babak saja. “Karena cuacanya tidak memungkinkan jika dilanjutkan hingga empat babak,” tegas Dedy.

Gerimis belum juga berhenti, beberapa jawara terlihat basah akibat tampias air hujan. Komdisi tersebut ternyata tidak menggoyahkan semangat para penggila lomba. Bahkan burung di gantangan nomor 50, sejak awal digantang langsung tampil on fire meski harus sedikit kuyup tersiram air hujan. Dari awal langsung gacor, kerjanya dituntaskan dari menit pertama hingga akhir, nyaris tanpa jeda. Bendera enam warna sebagai buktinya.
Untuk juara di kelas Utama, podium pertama diraih Everes amunisi B2W BF Godean, ring B2W yang digantang pada nomor 50. Disusul kemudian Putra 1945 #3 milik Team Jaggo, produk Boss 100 yang menempati nomor gantangan 32 dan Boss 1945 andalan Team Jaggo lainnya, ring Boss 1945 pada gantangan 33.

“Alhamdulillah Putra 1945 #3 pertama kali turun sudah juara,” jelas Boss Boy yang mengawal langsung burung dengan ring Boss. “Walaupun usianya masih dibawah 9 bulan dan lomba perdana, tapi sudah menunjukan prestasinya dengan mendapatkan bendera 6 warna di kelas utama,” tambah Boss Boy.
“Boss 1945 kemarin tampil belum prima, lagi angkrem saya cabut akibatnya sering bekur-bekur di lapangan dan kerjanya kurang maksimal meski dapat bendera 6 warna. Walaupun persiapan untuk lomba belum maksimal tetap bersyukur bisa borong 9 piala 4 di kelas Madya dan 5 di kelas Utama,” ungkap Boss Boy sambil tersenyum bangga.

Di kelas Pemula B, juara pertama menjadi milik Slendang Biru amunisi Gendut. Dan urutan kedua ada Blandring besutan Arahiwang BF Purworejo. Sedang tempat ketiga berhasil direbut Andong milik Andong. Dengan usainya pengumuman pemenang, para penghobi segera meninggalkan lokasi yang semakin gelap oleh bayangan mendung tebal.
“Alhamdulillah seluruh rangkaian kegiatan sudah kami laksanakan meski tidak bisa kami selenggarakan sesuai rencana karena hujan tidak bisa dicegah lagi. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta, panitia, dan pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan perhatian,” tutur Dhe Narso. Permintaan ma’af juga disampaikan jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan. (Ramlee)