Musang air (Cynogale bennettii) merupakan hewan semi akuatik yang termasuk hewan dilindungi di Indonesia. Musang air dapat ditemukan di dataran rendah di dekat sungai atau rawa-rawa. Ukuran tubuhnya mirip seperti berang-berang dan merupakan hewan nokturnal yang aktif di malam hari.

Musang air hanya bisa ditemukan di Indonesia (Sumatera dan Kalimantan), Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand bagian Selatan. Musang air dikenal dengan nama ‘regol’ di beberapa daerah di Sumatera. Dalam bahasa Inggris, spesies musang ini disebut sebagai Otter-civet, Otter Civet, Water Civet atau Sunda Otter Civet.

Musang air bukan hanya sekadar hewan semi akuatik, satwa ini adalah contoh sempurna dari kekuatan alam beradaptasi, sesuai dengan habitatnya. Adaptasi itu antara lain mulut yang lebar dan kaki berselaput dengan alas kaki telanjang dan cakar yang panjang, membantunya berburu ikan di dalam air.
Baca juga : Berang-berang, si Musang Air yang Unik dan Lucu Populasinya Kini Semakin Menurun
Moncong musang air berbentuk panjang dan memiliki banyak kumis yang panjang pula. Kumis panjang yang dimilikinya berfungsi sebagai indera peraba, membantu musang air merasakan lingkungan sekitarnya dengan lebih baik. Dengan demikian, hewan ini dapat mendeteksi perubahan kecil di air dan darat.

Sementara kemampuan memanjatnya memungkinkan musang air menjelajahi daratan dengan mudah. Adaptasi-adaptasi ini menjadikan musang air sebagai predator yang sukses di habitatnya. Musang air sejatinya adalah binatang nokturnal yang beraktifitas pada malam hari, namun terkadang binatang ini juga beraktifitas di siang hari.

Habitat musang air terdapat daerah hutan rawa gambut dan terkadang dijumpai juga di hutan kering dataran rendah. Binatang yang dilindungi ini mendiami daerah di sekitar sungai dan lahan basah. Diduga, binatang semi akuatik ini juga mendiami daerah di Vietnam.

Musang air memiliki pola makan yang sangat variatif, mencerminkan adaptasinya yang luar biasa terhadap lingkungan. Di dalam air, satwa ini berburu ikan, katak, dan moluska, memanfaatkan kemampuannya berenang dengan lincah. Sementara itu, saat berada di darat, musang air memangsa burung, dan mamalia kecil.
Baca juga : Garangan, Karnivora Kecil yang Berani Lawan Ular Kobra
Keahliannya dalam memanjat juga memberi keuntungan tersendiri, memungkinkan musang air untuk menjangkau sumber makanan yang lebih tinggi, seperti buah-buahan yang tumbuh di atas pohon. Dengan diversitas ini, musang air dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan dan sumber daya yang tersedia.

Musang air memiliki tubuh yang hampir menyerupai berang-berang, sehingga terlihat lincah dan penuh energi. Musang air dewasa mempunyai berat antara 3-5 kg. Sebagai hewan nokturnal, musang air aktif mencari makanan di malam hari, memanfaatkan kegelapan untuk berburu mangsanya.

Sayangnya, populasi musang air semakin menurun dan dianggap langka. Kerusakan habitat akibat deforestasi dan pencemaran air sungai mengancam keberlangsungan spesies ini. Dengan berbagai upaya konservasi yang sedang dilakukan, diharapkan musang air dapat terus bertahan dan menjadi bagian penting dari kekayaan biodiversitas Indonesia.

Meskipun jumlah populasinya tidak diketahui dengan pasti, namun musang air termasuk binatang langka dan dilindungi di Indonesia berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999. Oleh IUCN Redlist musang air dikategorikan dalam status konservasi “endangered” atau “terancam punah” sejak tahun 1996. Dan oleh CITES didaftar dalam Apendiks II.
Baca juga : Musang Luwak, Salah Satu Jenis Mamalia Liar yang Kerap Ditemui di Sekitar Permukiman Bahkan di Perkotaan
Mengingat kelangkaan dan kebiasaannya yang senang bersembunyi, hewan ini termasuk kategori spesies-spesies yang minim informasi. Kelangkaan musang air diakibatkan oleh rusaknya habitat akibat deforestasi hutan, alih fungsi hutan, pencemaran air, dan rusaknya Daerah Aliran Sungai. Akibatnya dalam 15 tahun terakhir, populasi musang air diperkirakan oleh IUCN Redlist mengalami penurunan hingga 50%.

Selain sebagai hewan yang langka dan patut dilindungi, di beberapa daerah di Sumatera, musang air dianggap sebagai hama oleh manusia yang sering memakan ikan pada kolam-kolam penduduk. Kenyataan ini jelas sangat membutuhkan perhatian semua pihak akan keberlangsungan hidup musang air di habitatnya.
Musang air, termasuk satwa yang masuk dalam kategori genting untuk dilindungi. Dengan penampilan yang menarik dan perilaku yang unik, musang air berperan penting dalam ekosistem. Musang air adalah contoh luar biasa dari keanekaragaman hayati Indonesia, menggabungkan keindahan dan keunikan dalam satu paket.

Dengan kemampuan adaptasi yang mengesankan, dari fisik hingga perilaku, musang air tidak hanya berperan sebagai predator yang efisien, tetapi juga sebagai bagian penting dari ekosistem. Namun, ancaman terhadap habitat dan keberadaannya mengingatkan kita akan tanggung jawab besar untuk melindungi spesies ini. Melestarikan musang air berarti menjaga keseimbangan alam dan kekayaan biodiversitas yang menjadi kebanggaan Indonesia. (Ramlee)
