Burung Paok merupakan kelompok burung dalam famili Pittidae yang tersebar di Asia, Afrika, dan Australasia. Burung Paok terkenal dengan warna bulunya yang cerah dan kebiasaannya mencari makan di lantai hutan. Kebanyakan tinggal di hutan primer atau sekunder, dan beberapa spesies dapat ditemukan di hutan bakau atau perkebunan.

Burung Paok memiliki jenis yang sangat banyak. Tidak kurang ada 44 spesies Paok, semuanya memiliki penampilan dan kebiasaan umum yang serupa. Kebanyakan spesies Paok berada di daerah tropika, beberapa spesies dapat ditemukan di daerah beriklim sedang.

Burung Paok sangat suka hidup di atas tanah dan kebanyakan terlihat sendiri. Biasanya mencari makan di lantai hutan basah di daerah dengan tutupan tanah yang baik. Burung Paok memakan cacing tanah, siput, serangga, serta vertebrata kecil yang dicari di sisa-sisa dedaunan atau di dalam tanah.

Burung Paok termasuk burung yang malas untuk terbang

Burung Paok termasuk burung berkicau berukuran kecil hingga sedang, dengan ukuran panjang berkisar 15 cm sampai 29 cm. Beratnya berkisar antara 42 hingga 210 g. Burung Paok memiliki perawakan kekar dengan tarsi (tulang tungkai bawah) yang panjang dan kuat serta kaki yang panjang.

Baca juga : Delimukan Zamrud, Burung Cantik Penghuni Lantai Hutan

Warna tungkai dan kaki dapat sangat bervariasi bahkan dalam satu spesies. Burung Paok mempunyai sayap utama yang umumnya bulat dan pendek. Tidak seperti burung lainnya yang lebih suka bertengger di dahan-dahan pohon, burung Paok malas untuk terbang. Tetapi burung paok mampu dan bahkan merupakan penerbang yang kuat.

Paok, burung pemburu cacing

Tidak seperti kebanyakan spesies burung dasar hutan lainnya, bulu Paok sering kali berwarna cerah dan berwarna-warni. Hanya satu spesies, yakni Paok bertelinga, yang memiliki warna samar pada burung dewasa baik yang jantan maupun yang betina.

Dalam genus yang sama, Hydrornis, terdapat tiga spesies lain dengan bulu yang lebih kusam yaitu Paok bertengkuk biru, Paok berpantat biru, dan Pitta bertengkuk karat. Seperti Hydrornis pitta lainnya, bulu Paok dimorfik secara seksual, betina cenderung lebih kusam dan lebih samar dibandingkan jantan.

Secara umum penampilan jantan maupun betina cenderung sangat mirip atau bahkan identik. Sebagian besar burung Paok mempunyai warna-warna cerah, dengan bercak atau area berwarna cerah di pantat, sayap, dan bulu ekor atas yang dapat disembunyikan.

Burung Paok mampu menyembunyikan warna-warna cerahnya dari atas. Hal ini sangatlah penting karena sebagian besar predator burung Paok seringkali mendekat dari arah atas. Burung Paok bersifat diurnal, membutuhkan cahaya untuk menemukan mangsanya yang sering kali tidak terlihat.

Induk Paok sedang meloloh anaknya

Namun burung Paok sering ditemukan di daerah yang lebih gelap dan sangat tertutup. Burung Paok umumnya ditemukan sebagai burung tanpa pasangan. Bahkan burung Paok muda tidak berkumpul dengan induknya kecuali saat diberi makan. Satu-satunya pengecualian untuk gaya hidup menyendirinya adalah saat migrasi yang membentuk kelompok kecil.

Baca juga : Sepah Raja, Burung Madu Cantik yang Mulai Langka

Paok sangat teritorial, dengan luas wilayah yang bervariasi mulai dari 3.000 m2 sampai 10.000 m2. Burung ini juga ditemukan sangat agresif di penangkaran, menyerang spesies lain dan bahkan spesiesnya sendiri. Perilaku seperti itu belum terlihat di alam liar. Paok akan melakukan menunjukkkan sikap garang untuk mempertahankan wilayahnya.

Paok bidadari (Pitta nympha)

Salah satu tampilan teritorial tersebut diberikan oleh Paok pelangi, yang menjaga kakinya tetap lurus dan membungkuk ke arah lawannya di wilayahnya, sambil mengeluarkan suara mendengkur. Tampilan seperti ini dipasangkan dengan panggilan yang dilakukan tanpa terlihat oleh calon pesaing. Kicauan teritorial ini sering terjadi dan dapat mencapai hingga 12% dari aktivitas siang hari seekor burung. Spesies yang bermigrasi akan mempertahankan wilayah mencari makan selain wilayah berkembangbiaknya.

Vokalisasi paok paling tepat digambarkan sebagai panggilan, karena umumnya pendek, tunggal atau bersuku kata dua, dan sering kali beralur atau berputar. Salah satu spesies, yakni Paok hitam-merah, juga digambarkan mengeluarkan suara mekanis (sonasi). Sonasi tersebut semacam suara tepuk tangan, yang dihasilkan saat terbang dan diperkirakan dihasilkan oleh kepakan sayap.

Paok bersifat monogami hanya satu pasangan seumur hidupnya. Paok betina bertelur hingga enam telur di sarang berbentuk kubah besar di pohon atau perdu, atau terkadang di tanah. Kedua induknya yang akan merawat anak-anaknya. Sebagian besar spesies Paok berkembangbiak secara musiman. Paok akan akan mengatur waktu perkembangbiakannya pada permulaan musim hujan.

Pengecualian untuk hal ini adalah Paok Agung, yang berkembang biak hampir sepanjang tahun, karena pulau Manus tempat berkembangbiaknya tetap basah sepanjang tahun. Perilaku mencari pasangan burung ini kurang diketahui. Namun ada semacam tarian rumit pada Paok Afrika termasuk melompat ke udara dengan dada membusung dan terjun payung kembali ke tempat bertengger.

Paok hijau (Pitta sordida)

Paok membangun sarang sederhana berupa kubah dengan pintu masuk samping. Sarangnya sebesar bola, dan biasanya tersamarkan dengan baik di antara tanaman merambat atau tumbuh-tumbuhan. Penampakan sarangnya juga sulit dibedakan dengan tumpukan daun yang berserakan. Beberapa spesies membuat “keset” dari tongkat (terkadang dihias dengan kotoran di dekat pintu masuk.

Baca juga : Cica-kopi melayu, Burung Endemik Indonesia dengan Kicauan Mirip Burung Poksay

Sarangnya bisa diletakkan di tanah atau di pohon. Beberapa spesies selalu bersarang di pepohonan, seperti kedua spesies di Afrika, spesies lainnya hanya bersarang di tanah, dan spesies lainnya menunjukkan variasi yang cukup besar. Paok jantan dan betina saling membantu dalam membangun sarang.

Paok kepala biru (Hydrornis baudii)

Dibutuhkan sekitar dua hingga delapan hari untuk membangun sarang baru. Diperkirakan spesies Paok dengan tingkat pemangsaan yang lebih tinggi cenderung memiliki sarang yang lebih kecil, dan sarang yang lebih kecil lebih mudah diganti jika hilang.

Beberapa spesies burung Paok, termasuk Paok pancawarna, dilindungi oleh peraturan pemerintah di Indonesia, sehingga perdagangan dan pemeliharaannya dilarang. Ancaman utama bagi Paok adalah hilangnya habitat dalam bentuk penggundulan hutan yang cepat, juga menjadi sasaran perdagangan satwa liar. Burung Paok populer di kalangan pecinta burung karena kecantikan bulunya. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *