Gantangan Modalan yang berada di Gg. Gatotkaca, Modalan, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Minggu, 11 Desember 2022 kembali dimeriahkan dengan gelaran lomba seni suara burung puter. Gelaran lomba kali ini bertema Jogja Bersatu Turah Wani.

Ini merupakan upaya nyata Pengda PPPPSI DIY untuk meramaikan hobi burung anggungan puter pelung. Panitia membuka dua kelas yakni, kelas Pemula dan kelas Bebas. Dan didukung sepenuhnya oleh Fla Akilesh BF, Tresno BF, SMD BF, Margo Trophy, dan Anggungan Langit.

Selain sebagai ajang menyalurkan hobi, acara ini bertujuan untuk mengukur kemampuan puter pelung para penghobi sehingga bisa lebih siap dalam menghadapi gelaran-gelaran di luar Jogjakarta dengan skala yang lebih besar. Setidaknya ini bisa menjadi bagian dari pembelajaran khususnya pada pemula.

Keluarga peserta dari jatim, yo piknik, yo gantang, yo bayaran

Kehadiran puter pelung dengan kualitas lebih bagus, mampu menjadi serapan ilmu bagi pemula, bagaimana kualitas burung bagus yang harus mereka miliki, sehingga kedepan mereka bisa lebih peka dalam memilih dan mengorbitkan burung dengan kualitas yang lebih bagus dan lebih baik lagi.

Antusias puter pelung mania untuk mengikuti kegiatan ini pun begitu besar. Tiket seharga 25 ribu yang tersedia sebanyak 60 lembar itu nyaris tidak mampu memenuhi keinginan peserta yang langsung hadir bersama burung puter pelung orbitannya.

Luki jomblo dan Naja BF sedang menyiapkan burungnya

Beberapa panitia yang awalnya ingin juga merasakan sensasi berlomba, harus mengurungkan niat demi memberikan kesempatan kepada peserta, utamanya yang datang dari luar kota. Panitia menyediakan 10 trophy dan piagam kejuaraan di setiap kelasnya.

Khusus untuk juara 1 sampai 5 panitia menyediakan hadiah uang pembinaan sebesar 1 juta rupiah di setiap kelasnya. “Benar kita sediakan uang pembinaan sebesar satu juta rupiah untuk per kelasnya,” ungkap Erwan Yuni, Ketua Panitia Jogja Bersatu Turah Wani.

Trophy untuk para pemenang berderet rapi

“Berapapun jumlah pesertanya uang pembinaan tetap kami keluarkan utuh,” tegas Erwan. “Uang pembinaan sebesar 1 juta di setiap kelasnya tersebut disediakan sepenuhnya oleh Fla Akilesh BF.”

“Menurut Mas Prashadi pemilik dari Fla Akilesh BF, bantuan pemberian uang pembinaan itu karena kepedulian beliau terhadap kemajuan dunia puter di Jogja khusunya dan di Indonesia pada umumnya. Semata-mata biar gaung puter pelung yang terasa redup kembali hidup.”

Cuaca yang nyaman menambah nikmatnya berada di lokasi acara sambil menikmati suara puter pelung yang berada di gantangan. Gelaran Pengda DIY diikuti tidak saja oleh mania puter pelung di Jogja dan dari kota-kota di seputaran Jogja saja. Dari meja panitia tercatat datang pula peserta dari Jawa Timur seperti dari Madiun, Nganjuk, dan Gresik.

Udara pagi yang cukup segar sepertinya menjadi modal bagi setiap puter pelung untuk tampil maksimal demi mendapatkan nilai paling tinggi dari tim juri yang bertugas. Meskipun bukan gelaran lomba besar, namun Panitia juga menghadirkan juri-juri dari Jawa Timur. Juri yang bertugas didominasi oleh juri-juri PPPPSI yang sudah mengikuti upgrading juri.

Juri-juri Jogja Bersatu Turah Wani

Tidak berapa lama setelah juri bersiap, panitia memberikan aba-aba sebagai tanda lomba dimulai. Sontak saja, hingar bingar anggungan suara puter pelung pun terdengar ramai saling bersautan dari nomor gantangannya masing-masing.

Dan adu kualitas anggung merdu puter pelung yang berkompetisi saat itu, benar-benar jadi tontonan yang menarik. Persaingan ketat dari babak ke babak, terlihat cukup ramai dan seru. Karena masing-masing saling ngotot untuk bisa menjadi yang terbaik di ajang ini.

Kelas Pemula berjumlah 60 gantangan penuh sesak oleh peserta

Suasana persaingan pun menjadi ramai dan hidup. Ketika para pemilik maupun suporter, juga saling berteriak memanggil nama jagonya dari bibir lapangan. Namun semuanya itu masih dalam batas wajar dan tidak sampai mengganggu kosentrasi serta kinerja juri. Saat menilai anggung masing-masing burung yang digantang.

Kehebohan terjadi seusai babak ketiga berdurasi 20 menit dari total empat babak yang dilaksanakan. Ini karena burung di gantangan nomor 14 ternyata terus menunjukkan performa impresifnya dengan meraih bendera lima warna.

Boss Boy tersenyum kecut burungnya terkena diskualifikasi

Dengan raihan lima warna tersebut, maka dengan sendirinya burung tersebut terkena diskualifikasi. Karena sesuai aturan untuk kelas Pemula, maksimal nilai yang bisa dikantongi adalah hanya sampai empat warna saja. Jadi burung tersebut terlalu bagus untuk bertarung di kelas Pemula.

Dalam penyelenggaraan lomba, panitia dan pengurus berusaha mendampingi peserta untuk mencoba menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan dari suara burung para peserta sesuai pakem PPPPSI. Sehingga peserta bisa paham dan menerima hasil penilaian para juri.

Kelas Bebas berjalan ketat

Di kelas Pemula ini juara pertama berhasil diraih Tombo Gesang amunisi Agung Dhito Bantul ring Eton 281 yang digantang pada nomor 15. Menyusul kemudian Cipali andalan Dzuljanah BF Gresik ternakan MGT 45 yang digantang pada nomor 05 sebagai peraih podium kedua. Posisi ketiga ada Galaxy milik Dedy Romuza Berbah produk ternak Fajiga 048 yang menempati nomor gantangan 34.

Jalannya acara secara keseluruhan berlangsung lancar. Hanya saja, di babak kedua sesi kedua yang melombakan kelas Bebas, sempat tuirun hujan deras mengguyur lokasi lomba. Penilaian pun untuk sementara harus dihentikan, karena memang tidak memungkinkan dilakukan penjurian, sekitar 15-20 harus terhenti.

Persaingan untuk menjadi yang terbaik di kelas Bebas begitu ketat. Bahkan sejak dari babak pertama dimulai sampai babak empat berakhir. Tidak ada kendala apapun dan suasana terlihat guyub, rukun serta kondusif. Semua peserta menerima apa yang jadi keputusan tim juri yang bertugas.

Katresnan gaco Boss Boy Jogjakarta yang digantang dinomor 14, sukses merebut podium utama. Setelah empat babak penuh, jago bergelang Boss 268 itu mendapat nilai 43 3/4 (bendera 5 warna) rata. Katresnan sebenarnya merupakan burung yang harus terkena diskualifikasi di kelas Pemula.

Tombo Gesang persembahkan juara untuk Agung Dhito di kelas Pemula

Penampilannya yang begitu baik memang layak mendapat prestasi tertinggi tersebut. “Sebenarnya Katresnan itu masih layak untuk mendapatkan bendera enam warna,” celetuk beberapa peserta lomba. “Semakin lama semakin baik saja penampilan itu burung.”

Sementara Viper besutan Fajiga BF Berbah di gantangan 28 merebut posisi runner up, setelah mendapatkan bendera lima warna dua kali. Sedangkan Nur ring Leo 86-245 gantangan 42 milik Naja BF Kediri yang sebetulnya juga punya kualitas mumpuni untuk bersaing.

Boss Boy tertawa gembira Katresnan juara di kelas Bebas

Tapi kali ini Nur harus puas merebut posisi ketiga, setelah hanya mampu membukukan moncer lima warna sekali “Ya sebetulnya bisa ramai, sayang Nur performanya belum bisa stabil,” tutur Leo yang turut mengawal Nur ke Jogja.

“Dengan adanya uang pembinaan membuat para peserta lomba lebih tertarik untuk berlomba kembali dan para peternak lebih giat lagi untuk mencetak puter-puter yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya,” ucap Budi Wibowo atau yang akrab disapa dengan Boss Boy.

“Ini merupakan lomba yang patut diapresiasi serta diacungi jempol,” tambahnya. “karena lomba berjalan tertib dan fair play. Kali ini banyak burung-burung bagus dan mahal yang tampil, sangat ketat dan seru.”

Erwan berharap agar kegiatan seperti ini bisa terus terjadi sehingga banyak puter pelung mania yang mendapatkan manfaatnya. “Kami akan berusaha menggelar kegiatan selama ada kesempatan, sehingga para penghobi puter pelung khususnya di Jogja dapat menyalurkan kegemarannya tersebut.” (Ramlee/L86)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *