Lomba seni suara alam burung derkuku bertajuk Latber Blitar Kawentar #5 yang diselenggarakan oleh PPDSI Blitar Raya berjalan sukses. Gelaran dikemas apik oleh Rudi Hartono selaku ketua panitia, pada Minggu 25 Juni 2023 di Lapangan Kelurahan Bendo Kota Blitar.
Latber Blitar Kawentar #5 ini sekaligus dalam rangka memeriahkan Bulan Bung Karno. Blitar berhubungan erat dengan sejarah Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia. Dan bulan Juni juga telah ditetapkan sebagai Bulan Bung Karno.
Gelaran itu ramai dihadiri oleh dekoe mania dari berbagai kota dengan mengusung jago-jago derkuku terbaiknya. Terbukti, dari total 2 blok tiang gantangan untuk kelas Pemula sebanyak 84 tiang dan 1 blok gantangan untuk kelas Bebas yang disediakan oleh panitia, hanya menyisahkan beberapa tiang saja yang kosong.
“Alhamdulillah, berkat dukungan dan partisipasi teman-teman dekoe mania semua. Gelaran latber ini bisa terlaksana dengan baik, ramai, lancar, dan kondusif. Saya atas nama panitia, hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir. Dan mohon ma’af bila masih banyak kekurangan,” tutur Rudi Hartono yang juga pemilik RDH BF itu.
Rupanya ajang Latber Blitar Kawentar #5 ini juga jadi persiapan bagi jago-jago derkuku handal yang ada di wilayah blok Barat, Jawa Timur. Datang peserta dari Bondowoso, Situbondo, Gresik, Nganjuk, Tulungagung, dan Blitar sendiri selaku tuan rumah.
Wajah-wajah baru penghobi burung derkuku tampak pula hadir di Lapangan Kelurahan Bendo Kota Blitar. Mereka mencoba ikut merasakan panasnya persaingan adu kualitas burung. Mereka datang dari Kediri dan Blitar. “Iya, terlihat beberapa wajah baru karena belum pernah ketemu sebelumnya di lomba derkuku,” jelas Sapto Prasetyo, salah satu panitia yang juga pemilik SMS BF tersebut.
Seperti gelarang-gelaran PPDSI Blitar sebelumnya, persiapan panitia sangat baik dalam menyambut dekoe mania dari luar kota. Para dekoe mania merasa puas dengan sambutan yang diberikan oleh pihak tuan rumah, meskipun hanya sekelas event latber saja.
Berbagai macam doorprize tidak lupa disiapkan oleh panitia untuk menambah semarak jalannya acara. Cuaca cerah cenderung panas dengan diselingi hembusan angin semilir, membuat kinerja para peserta di ujung tertinggi tiang gantangan dirasa sangat maksimal. Bersih terdengar saling bersahutan.
Adu mental dan kualitas anggung merdu, benar-benar terlihat sejak dari babak awal lomba dimulai sampai babak akhir. Dimana ada empat babak penilaian yang harus dilewati sebelum dinyatakan sebagai kampiunnya. Dan persaingan ketat itu terjadi di kelas Pemula maupun di kelas Bebas.
Namun berkat kawalan dua orang Jurnas (Juri Nasional) Senior, yaitu Totok Arisandi dari Tulungagung dan Arif Wigiantoro dari Kertosno. Pemberian bendera koncer dari babak ke babak, berlangsung ketat sesuai dengan pakem penilaian PPDSI.
Beberapa jago-jago derkuku hebat di kelas Bebas mampu menunjukkan kualitas suara anggung emasnya dihadapan tim juri yang bertugas. Tak ayal, persaingan untuk menjadi yang terbaik di kelas ini begitu ketat. Saling susul perolehan nilai pun berjalan seru.
Amunisi yang diusung oleh Dwi dari Gresik, Karim Kediri, dan Joko SJ Tulungagung, yaitu Sutradara, Buser, dan Pinayungan menghibur siapa pun yang hadir di lapangan pagi itu. Ketiga burung ini betul-betul mampu mendominasi penilaian terbaik pada dua babak awal.
Namun pada babak ketiga hanya menyisakan Sutradara dan Pinayungan saja yang mampu mendapatkan bendera lima warna dari para juri. Sedang Buser melambat dengan raihan empat warna saja. Di babak keempat tidak ada satupun burung yang mampu memperoleh bendera lima warna.
Penentuan juara di kelas Bebas ditentukan di meja juri perekap karena kedua burung teratas mempunyai nilai yang sama dengan raihan tiga kali bendera lima warna dan satu bendera empat warna. Dimana akhirnya Pinayungan yang bergelang SJ 99, berhasil merebut podium terbaik pertama.
Burung andalan Joko SJ dari Tulungagung yang dikerek di nomor gantangan 125 ini ungul nilai aduan di dasar suara. Sedangkan Sutradara bergelang JBKRM milik Dwi dari Gresik di kerekan nomor 87, sukses mengunci posisi runner up. Sementara di posisi tiga ada Buser besutan Karim Kediri di tiang nomor 112, dengan ring JBKRM.
Selanjutnya untuk kelas Pemula juga tidak kalah seru persaingannya. Beberapa burung dari total 84 burung yang ikut di kelas ini sejak babak awal sudah on fire. Cuaca cerah hari itu membuat burung dapat secara maksimal menampilkan kemampuan yang sesungguhnya.
Gaco-gaco tuan rumah benar-benar mendapat lawan yang cukup berimbang. Di kelas Pemula ini kekuatan bisa dikatakan hampir merata. Hanya yang mampu tampil stabil dan terus gacor sepanjang empat babak para juri memberikan penilaiannya yang akan mencatatkan namanya di daftar kejuaraan.
Setelah melalui persaingan ketat selama empat babak penuh. Temon Kicir-Kicir di kerekan nomor 58, jago muda milik Cahyo Raja BF Blitar hasil dari kandang JBKRM itu rupanya berhasil lolos dari kepungan lawan-lawannya. Temon Kicir-Kicir pun sukses moncer di podium utama kelas Pemula.
Sedangkan Gending Lamunan gantangan 5 andalan Kla BF Blitar, burung hasil dari farmnya sendiri dengan nomor ring Kla 208, harus puas merebut tempat kedua. Dan disusul kemudian oleh Angker Khan ring HRJ 088 milik Beken dari Blitar di kerekan 62 mengunci posisi tiga besar. (Ramlee)