Gantangan Mabes BC Bogorejo- Tuban, pada Minggu 6 Agustus 2023 kembali diramaikan oleh kehadiran puter pelung mania. Mereka hadir untuk memenuhi undangan panitia dalam gelaran Latber Tumbak Panemu Jilid 9. “Hari ini Tuban kembali menggelar kegiatan lomba puter pelung,” terang Ribut, penasehat Pengcab PPPPSI Tuban yang selalu hadir memberikan semangat para penghobi di Tuban.
Tumbak Panemu, sebuah komunitas hobi puter pelung yang ada di Tuban, muncul sebagai bagian dari penyemangat untuk bisa mengajak masyarakat menekuni dan sekaligus meramaikan hobi. Keberadaannya hanya sebatas sebagai wadah para penghobi puter pelung di wilayah Tuban Kota.
H. Arif Cahyo Saputra yang ditunjuk menjadi pimpinan komunitas tersebut mengaku bahwa Tumbak Panemu adalah bagian dari kekuatan hobi puter pelung di Tuban, utamanya di wilayah kota serta tempat untuk saling tukar pikiran. Tidak ada tujuan lain dari munculnya Tumba Panemu selain hanya sebatas sebagai wadah penghobi.
“Tumba Panemu adalah tempat kumpul-kumpul bagi mereka yang kebetulan punya hobi yang sama yakni puter pelung. Kita berkumpul agar bisa tetap menjalin silaturahmi dan menyalurkan hobi,” tegas H. Arif Cahyo. Salah satunya mengadakan gelaran latber Tumbak Panemu Jilid 9 ini.
“Keberadaan Tumbak Panemu sebagai wadah para penghobi puter pelung di wilayah Tuban kota, berusaha untuk tetap eksis maskipun ditengah kelesuan para penghobi puter pelung saat ini,” tambahnya. “Setidaknya apa yang kita lalukan seperti latber hari ini adalah fakta bahwa kami tetap ada.”
Gelaran Latber Tumbak Panemu Jilid 9, merupakan event lanjutan yang sudah dilaksanakan oleh Tumbak Panemu. Dan event ini sudah ditunggu oleh para pecinta puter pelung di sekitaran Tuban setelah cukup lama tidak berjalan. Arif Sugianto yang membantu pelaksanaan mengakui bahwa kegiatan ini dilakukan untuk mengembalikan kegiatan hobi burung puter pelung akibat libur panjang.
“Tidak mudah memang bagaimana mendorong penghobi-penghobi baru untuk bersama-sama meramaikan latber sebagai media silaturahmi sesama penghobi,” ungkap pemilik Ronggolawe BF ini. Salah satu kendala yang dirasakan adalah minimnya tenaga pengadil yang ada di Tuban.
“Karena disamping kini semangat pecinta puter pelung yang tengah menurun, kami juga mengakui kesulitan perihal juri lokal Tuban sendiri,” ujar Arif Sugianto. “Juri di Tuban sangat minim sehingga tentunya jika menghadirkan juri dari luar kota tentunya ada sedikit konsekwensi soal budgetingnya.”
“Namun sekali lagi itu semua adalah bagian dari seni seperti halnya seni suara puter pelung yang indah kita dengar. Artinya kendala-kendala itu bukan membuat kami di Tumbak Panemu berhenti karena kelesuan tersebut. Kita sepakat selanjutnya akan kembali menggelar kegiatan yang sama.”
“Terus terang latber ini memang untuk juga menggugah semangat para pecinta puter pelung pemula, biar hobi anggungan ini bisa ramai kembali. Dan Alhamdulillah, respon dan dukungan lumayan bagus. Terima kasih atas kehadiran semunya di sini dan mudah-mudahan kedepan bisa tambah ramai lagi,” tutur Arif.
“Diharapkan selanjutnya adalah bertenggernya farm-farm dari Tuban yang mengukir namanya di daftar kejuaraan di berbagai event dimana pun. Baik itu latber, latpres maupun liga yang berada di 10 besar.” Ternyata undangan panitia juga direspon peserta dari luar kota, meskipun diantaranya mendadak membatalkan kehadirannya.
Dengan hadirnya jago-jago dari luar kota, selain suasana makin ramai, persaingan antar jago juga telihat seru. Persaingan untuk menjadi yang terbaik cukup menghibur, khususnya para pemula di wilayah Kota Tuban. Pasalnya, petarung dari Tuban seperti yang diperlihatkan oleh Arif dan Imam Syafii tengah bersemangat memboyong jawara puter pelung dari luar daerah ke kandang mereka.
Dan para jawara puter pelung itupun mampu menunjukkan kualitas sanggungnya ebagai burung lomba. Bahkan mereka silih berganti saling bergantian melepas anggung suara emasnya demi mendapat nilai tertinggi dari para juri yang dikawal oleh dua orang juri Pengda Jatim.
Dan setelah melalui persaingan sengit selama empat babak penuh. Tongseng yang memang terlihat kerja lebih ngotot dan stabil, akhirnya mampu mempimpin di deretan posisi terdepan. Puter pelung ternakan MJM 37 milik Ronggolawe BF Tuban yang ada gantangan nomor 1.
Sedangkan Minak Jinggo besutan MJM BF Tuban bergelang RRJM 999 di gantangan nomor 5 yang sebetulnya juga tidak kalah ngotot, harus puas menempati posisi kedua. Lalu disusul oleh Super Cup ring Ronggolawe 21 debutan Ronggolawe BF mengunci posisi ketiga daftar kejuaraan.
Beberapa pemilik burung merasa tidak puas dengan penampilan jagoannya yang terlihat tidak maksimal. Mereka meminta panitia untuk mengadakan sesi BOB. Pihak panitia pun menyanggupi permintaan tersebut. Biar mereka terpuaskan, maklum gelaran seperti ini dirasa kian jarang, berakibat burung gacoannya tidak bisa terkondisi dengan baik.
Disesi tambahan ini, panitia hanya menyediakan waktu penilaian selama tiga babak saja dengan durasi 15 menit. Peserta dari luar kota pun terlihat ikut bersemangat dan mengikuti ajakan para petarung untuk tanding ulang.
Seperti yang diungkapkan oleh Roni pemilik RQ BF Tulungagung. “Piala dan piagam Cuma bonus, yang terpenting itu kumpul bareng, guyup rukun,” tutur Roni yang sebenarnya juga warga Tuban, namun kini menetap di Tulungagung.
Sementara itu, sepanjang perjalanan kelas BOB berlangsung lancar tanpa kendala. Para peserta yang bertarung ulang saling menunjukkan kehebatannya pada juri yang bertugas dengan harapan bisa mendapatkan nilai lebih bagus. Angin yang berhembus, membuat pertarungan terasa nyaman untuk diikuti sampai selesai.
Untuk Kelas BOB, juara pertama berhasil diraih oleh Minak Jinggo milik MJM BF. Juara kedua diraih Inozoma andalan Muharizal ring TKL 2213. Dan tempat ketiga ada Tong Seng yang di sesi pertama tampil bagus. Di akhir acara, panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah mendukung kegiatan tersebut dan juga meminta ma’af jika selama pelaksanaan acara ada hal-hal yang kurang berkenan di hati seluruh peserta. (Ramlee/AS)