Latihan Bersama Dinilai (Latbernil) TGR yang dikemas oleh Ebin Sunaryo, selaku Ketua Panitia, pada hari Minggu, 6 Agustus 2023 di Lapangan TGR yang ada di Desa Samir, Ngunut – Tulungagung, berjalan semarak. Selain ramai dihadiri peserta wilayah Tulungagung sendiri, juga tampak peserta dari Kediri.
Labernil ini juga jadi ajang persiapan untuk menuju even bergengsi, yaitu “Bupati Blitar Cup #2”. Dimana even yang juga sebagai laga Liga Derkuku Indonesia (LDI) putaran ke-3 itu, yang bakal dihelat pada hari Minggu 13 Agustus 2023, di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Blitar Jl. Kusuma Bangsa Kanigoro.
Selain itu, Latbernil TGR Tulungagung ini juga memberikan pembekalan juri-juri yang dipersiapkan oleh TGR sendiri. Selain itu, mereka bisa mengasah kemampuan memilah suara anggung derkuku di puncak tiang kerekan secara langsung di lapangan.
Mereka bisa belajar mendengarkan langsung berbagai macam suara burung selain itu juga karakter suara burung yang berbeda-beda. Agus pemilik New Ags BF yang dihubungi, membenarkan hal. “Itu akan menjadikan bekal buat calon juri yang dipersiapkan Sekretariat TGR. Biar lebih mudah mencerna, mengerti, dan memahami tehnis penjurian,” jelas Agus.
“Kedepan, Sekretariat TGR akan lebih sering mengadakan kegiatan semacam ini,” lanjut Agus. “Sekaligus pengenalan para kader juri tentang suara-suara burung derkuku agar kelak bilamana organisasi PPDSI Pusat mengadakan diklat resmi, Sekretariat TGR bisa mengikut sertakan mereka.”
Dan Latbernil TGR Tulungagung inipun berbuah sukses. Buktinya, tidak kurang dari 72 burung ikut meramaikan gelaran TGR. Nantinya akan langsung diambil 20 besar pemenang dan dibagi menjadi kelas Pemula dan kelas Bebas. “Kita buat sistem rangking biar lebih fair,” tegas Totok, salah seorang panitia.
Dari laporan panitia, di meja panitia hanya menyisahkan berapa lembar tiket saja. Padahal acara persiapan burung-burung jawara menuju ke laga Liga Derkuku Indonesia itu sebenarnya minim promosi. Atusias dekoe mania yang hadir di Latbernil TGR itu sangat menggembirakan, karena dekoe mania Kediri juga ikut bergabung.
“Burung-burung andalan JBKRM BF Kediri yang biasa masuk kejuaraan lomba nasional pun juga hadir. JBKRM full bawa 9 ekor burung andalannya,” ujar Jazuli di meja panitia. Hadirnya burung-burung berkualitas dari luar Tulungagung selain menambah ramai suasana, juga makin menambah seru persaingan antar jago.
Meskipun masih ada beberapa gantangan yang kosong, tapi itu tidak mengurangi semangat dan antusias peserta buat mengawal jago derkukunya bersaing dengan jago-jago derkuku lainnya. Meski gelaran ini sifatnya hanya latihan bersama dinilai, namun yang turun, rata-rata jago-jago yang memang punya kualitas mumpuni.
Buktinya, begitu peluit tanda babak pertama dibunyikan. Suasana arena Latbernil TGR pun menjadi ramai, oleh suara anggung merdu yang dilepas jago-jago muda yang digantang. Persaingan untuk bisa mendapat nilai tertinggi dari tim juri yang bertugas, sengit terjadi hampir disetiap babak penilaian
Setelah malalui pesaingan ketat antar jago selama empat babak penuh. Dan juga setelah juri perumus selesai merekap hasil nilai dari babak pertama sampai babak keempat. Akhirnya untuk kelas Pemula, De KLM Tulungagung berhasil meraih podium pertama lewat aksi apik Cinta Laura.
Burung hasil ternakan De KLM sendiri yang berada di nomor gantangan 129. Disusul kemudian gaco muda Bagus ring N3 bernama Sembodo yang digantang pada nomor 35. Tempat ketiga direbut oleh Sekretariat TGR dengan gaco bernama Diskon ring LKM yang menempati nomor gantangan 149.
Di kelas Bebas, Team Sekretariat TGR mengantarkan Yudistira pada tiang kerekan nomor 175 ke podium juara. Yudistira burung ternakan B2W berhasil meraih posisi terdepan setelah mampu tampil stabil dengan kelebihan mental juaranya.
Diikuti oleh Angkasa andalan Vidi Ali M dari Kediri ternakan JBKRM pada tiang kerekan nomor 06. Disusul kemudian podium ketiga direbut oleh JBKRM dari Kediri dengan gaconya bernama Sapu Lidi ring JBKRM yang dikerek pada nomor 08.
Agus New Ags yang dikabari keberhasilan Yustira menggapai juara merasa gembira. “Alhamdulillah, hari Minggu kemarin diluar dugaan Yudistira menjadi yang terbaik,” ucap Agus. “Sebenarnya tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi persaingan di arena lomba seperti latbernil kemarin.”
“Hanya sekedar untuk pemulihan kesehatan dan performanya saja. Dikarenakan sudah bertahun-tahun fokus produk di kandang,” lanjut Agus. “Semoga anak-anaknya nanti bisa memberikan suara-suara terbaik untuk ikut meramaikan dunia hobi derkuku di Indonesia,” harap Agus.
“Sekarang ini dari kandang sedulur-sedulur di Tulungagung mulai keluar burung-burung cantik yang sengaja masih disimpan untuk terus dikembangkan lagi. Karena sudah menjadi tekad bersama keluarga besar sedulur Tulungagung untuk benar-benar ‘Bangkit’ buat mencetak burung-burung bagus dan siap bersaing dengan daerah-daerah lain.”
“Saya atas nama panitia serta mewakili tim juri yang bertugas, mohon ma’af, jika disepanjang pelaksanaan Latbernil TGR tadi masih banyak kekurangan. Mudah-mudahan kedepan Sekretariat TGR bisa memberikan yang lebih baik lagi,” tutup Ebin Sunaryo. (Ramlee/Ags)