Kabar gembira datang bagi para penghobi burung anggungan di Kabupaten Ponorogo. Komunitas Konco Dolan Ponorogo menyelenggarakan Latihan Bersama (Latber) burung puter pelung. Lomba burung anggungan ini digelar di Gantangan GOS Jln. Kalimantan No. 72 Ponorogo, pada hari Minggu, 10 Oktober 2021.

Dalam perlombaan ini, panitia melombakan dua kelas, yakni kelas Madya dan kelas Utama. Diadakan dalam dua sesi, dengan kelas Madya dilombakan terlebih dahulu. Panitia tetap menerapkan prokes yang ada. No masker no gantang, jargon dari panitia.

Ketua Panitia Latber Konco Dolan, Lutfi Nur Afton yang juga ketua bidang Kejurian PPPPSI Pengcab Ponorogo ini mengatakan, ini lomba perdana di Ponorogo, pasca pemberlakukan PPKM dan diperbolehkan kembali menggelar lomba oleh induk organisasi yang menauinginya yakni PPPPSI (Perkumpulan Penggemar dan Pelestari Puter Seluruh Indonesia).

Latber ini diikuti sejumlah peternak untuk berpartisipasi. Selain lomba, digelarnya Latber diharap bisa menjadi ajang silaturrahmi sesama penghobi burung puter pelung. Karena adanya PPKM, banyak diantara mereka tidak bisa saling bertemu.

“Beberapa peternak burung puter pelung di beberapa daerah ikut berpartisipasi. Seperti dari Trenggalek, Nganjuk, serta Madiun dan Alhamdulillah dengan adanya acara ini kami bisa bersilaturrahmi,” kata Lutfi. Selain itu, kata Lutfi, penyelenggaraan lomba seni suara alam burung puter pelung, sejatinya bukan hanya mencari pemenang saja, namun juga lebih mempererat rasa kekeluargaan dengan sesama penghobi anggungan.

“Melalui berbagai lomba yang berkesinambungan oleh seluruh pihak, tentunya akan menarik minat masyarakat memelihara burung ini, sehingga berdampak kepada semakin ramainya hobi ini. Maka segala sesuatunya yang terkait dengan hobi ini juga akan ikutan semarak,” terangnya.

Dengan perlombaan burung puter pelung ini, juga berefek positif dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengingat imbasnya pasti kepada pemilik burung, karena burung yang menjadi juara di setiap event seperti ini, mempunyai nilai harga jual sangat tinggi.

“Tentu yang juara harga jualnya meningkat, tidak hanya itu, nama peternakannya juga akan ikut lebih terkenal, ini jelas menguntungkan bagi pemiliknya,” ucap Lutfi lagi.

Adapun dalam perlombaan yang diikuti sebanyak 60 peserta di kelas Madya dan 44 burung di kelas Utama ini diambil masing-masing 10 pemenang. Juara satu sampai sepuluh mendapat piagam dan thropy.

“Lomba ini memperebutkan 10 trophy dan 10 piagam. Untuk keriteria pemenang lomba yang kita ambil dalam penilaian adalah suaranya terdiri dari depan, tengah, ujung, serta irama yang dibawakan oleh burung tersebut,” ujarnya.

Di kelas Madya, sebagai juara pertama Maheswari milik M. Faris dari Pacitan, juara dua Ken Wulung milik Ikhsan dari Nganjuk, dan Dewa Langit milik Satria BF Trenggalek. Sedang di kelas Utama Sommo Lewo milik Kendro dari Ponorogo sebagai juaranya, lalu Sampek Intai milik Suprapto juara dua, dan Brawijaya milik CPM Madiun.

Sementara itu, Ketua PPPPSI Pengcab Ponorogo , Kasminto berharap, penghobi dan pelestari burung puter pelung di Ponorogo semakin meningkat, sehingga membuat hobi burung anggungan yang satu ini bisa seramai seperti burung perkutut Bangkok.

“Semoga kedepan para pecinta dan penggiat anggungan puter pelung semakin berprestasi, semakin maju dan tak lupa tetap patuhi protokol kesehatan yang telah menjadi aturan dimasa pandemi ini,” harapnya. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *