Alamanda (Allamanda cathartica) merupakan tanaman hias tropis yang termasuk ke dalam golongan tanaman perdu yang umumnya tumbuh berkelompok dan bisa tumbuh di semak-semak. Alamandah sering disebut juga sebagai bunga terompet emas, bunga lonceng kuning, atau bunga buttercup.

Alamanda sendiri sebenarnya terdiri dari banyak spesies, meski yang paling populer untuk dirawat adalah Allamanda cathartica. Yang juga biasa disebut sebagai “golden trumpet” dan biasa tumbuh di area tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.

Alamanda kerap ditemui tumbuh liar di area terbuka

Alamanda bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian dua meter atau menghasilkan batang yang memanjat sepanjang enam meter atau lebih sampai di mahkota pohon kecil. Bunga ini banyak ditemukan di beberapa wilayah Indonesia, tapi bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan.

Baca juga : Asoka, Berbunga Cantik Berkhasiat untuk Kesehatan

Daerah Amerika Tengah dan Selatan merupakan habitat asal bunga alamanda berasal, khususnya banyak ditemukan di Brasil dan digunakan sebagai hiasan karena bentuknya yang indah. Tanaman alamanda termasuk dalam golongan tanaman perdu berkayu dengan tinggi dapat mencapai 2 meter. Tanaman ini bersifat evergreen alias hijau sepanjang tahun.

Alamanda jadi tanaman hias yang cantik

Alamanda dapat dijumpai pada daerah sekitar sungai atau tempat terbuka yang terkena banyak sinar matahari dengan hujan yang cukup dan kelembapan tinggi sepanjang tahun. Tanaman ini tidak mampu tumbuh pada tanah yang bergaram atau terlalu basa. Alamanda sangat cocol ditanam di tanah berpasir yang kaya bahan organik.

Alamandah tidak tahan terhadap suhu rendah. Suhu -1 °C dapat mematikan tanaman ini karena sangat sensitif terhadap suhu dingin. Alamanda tumbuh optimal dan menghasilkan bunga pada intensitas cahaya matahari penuh. Iklim yang tepat untuk pertumbuhan alamanda adalah beriklim tropis.

Pada iklim tropis, tanaman ini dapat tumbuh hampir di sebagian besar wilayah dengan pertumbuhan yang cepat. Jika diberi halangan (tidak terkena sinar matahari secara penuh), produksi bunganya menurun. Tanaman ini tumbuh baik pada kondisi tanah berpasir, kaya bahan organik, serta beraerasi baik.

Di habitat aslinya, alamanda biasa ditemui hidup pada ketinggian nol hingga 700 meter dari permukaan laut dengan curah hujan 1.000 hingga 2.800 mm per tahun. Tanaman ini mudah tumbuh pada kondisi yang sesuai sehingga terkadang dipandang sebagai gulma.

Bunga terompet emas

Tanaman bunga ini biasa dimanfaatkan sebagai ornamen untuk menghias pagar dan tembok rumah, karena pertumbuhannya yang cepat. Bunga alamanda ini memiliki beberapa jenis lainnya yang juga tidak kalah cantiknya. Seperti Alamanda schotti, Alamanda blanchetti, dan Allamanda polyantha.

Baca juga : Melati, Puspa Bangsa Indonesia Bunga Cantik dengan Aroma Segar dan Khas

Alamanda berbunga sepanjang tahun. Tanaman ini dapat berkembangbiak dengan biji, tetapi perbanyakan yang umum dilakukan yaitu dengan setek batang. Alamanda harus sering dilakukan pemangkasan untuk menjaga penampilannya karena tergolong tanaman yang tumbuhnya cepat, sehingga dianggap sebagai gulma di beberapa daerah.

Allamanda blanchetii

Batang alamanda yang sudah tua berwarna cokelat karena pembentukan kayu, sedangkan tunas mudanya berwarna hijau. Daunnya memiliki bentuk yang melancip di ujung dengan permukaan yang kasar dengan panjang 6 cm hingga 16 cm.

Daun alamandah panjangnya berkisar 5–15 cm dengan lebar 2–5 cm. Ini merupakan jenis daun tunggal, bertangkai pendek dan tersusun berhadapan. Warna daun hijau, berbentuk jorong dan tebal. Ujung dan pangkalnya tampak meruncing, sedangkan permukaan tas dan bawahnya halus tapi mengandung getah. Dan biasanya berkelompok antara 3-4 helai.

Bunganya mempunyai diameter mencapai 5–7,5 cm. Ini merupakan jenis bunga majemuk, berbentuk tandan dan muncul di ketiak daun atau ujung batang. Mahkotanya berbentuk corong dan berwarna kuning, dengan panjang berkisar 8–12 mm. Bunga terdiri dari lima kelopak besar yang tumpang tindih dengan wangi yang harum.

Alamandah mempunyai buah dengan panjang buah berkisar 1,5 cm, bentuknya bulat dengan biji segitiga. Warna buah hijau pucat ketika muda, tetapi berubah menjadi hitam saat sudah tua. Sementara akarnya tergolong sebagai jenis tunggang.

Allamanda polyantha

Selain cantik, bunga alamanda juga menyimpan segudang manfaat. Getahnya alamandah mempunyai sifat antibakteri sehingga sangat efektif untuk mencegah kuman dan penyakit. Bahkan melansir berbagai sumber, getah tersebut berpotensi sebagai obat penyakit kanker.

Baca juga : Kembang Sepatu, si Ratu Bunga Tropis yang Bermanfaat Bagi Manusia

Bunga alamanda diketahui memiliki beberapa khasiat obat, salah satunya dapat dipakai sebagai laksatif atau obat pencahar untuk mengatasi susah buang air besar. Bunganya memiliki sifat antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus yang dapat menyebabkan gangguan kulit.

Allamanda schottii

Daun alamanda mengandung alkaloida, sementara kulit batang dan buahnya menyimpan saponin. Karena itu, tanaman ini sangat baik jika diolah sebagai obat komplikasi malaria dan pembengkakan limpa. Di samping itu kulit batangnya juga mengandung tanin.

Lalu, buahnya mengandung flavonoida dan polifenol sehingga sangat baik untuk mencegah berbagai macam penyakit. Menurut penelitian terbaru, akar dari bunga alamanda bisa mencegah penyakit kuning. Sehingga, tidak heran jika tumbuhan satu ini banyak dilibatkan dalam praktik pengolahan obat tradisional. (Ramlee)

By Ramlee

4 thoughts on “Bunga Alamanda, Tanaman Hias Cantik Antibakteri”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *