Perhelatan akbar Lomba Burung Derkuku memperebutkan Piala KGPAA Paku Alam Yogyakarta usai tergelar pada Minggu, 19 Mei 2024. Kehadiran dekoe mania dari seluruh penjuru negeri yang memadati lapangan Kagungan Dalem Alun-Alun Selatan Yogyakarta seakan menjadi bukti begitu dahsyatnya gelaran. Sehingga sayang rasanya untuk dilewatkan begitu saja.
Rangkaian acara dimulai pada malam hari sebelum pelaksanaan lomba. Panitia mengadakan welcome dinner yang ditempatkan di Ananda Hotel Yogyakarta. Disusul briefing juri yang dipimpin langsung oleh Ketua Panitia, Prashadi Tedjowiwoho.
Seperti tahun-tahun sebelumnya panitia juga menghadirkan seremonial yang menarik. Rasanya tidak ada di tempat lain. Rangkaian kegiatan yang dipusatkan di Kagungan Dalem Alun-Alun Selatan Yogyakarta menjadi magnit tersendiri bagi siapa saja yang kebetulan berada di sekitaran arena lomba.
Acara dibuka dengan kirab piala Mahkota KGPAA Paku Alam X oleh Bergada Rejo Kusumo Kotagede pimpinan KMT Sarano Sumitro. Lalu pentas seni tradisional, Tari Golek Ayun-ayun dan Ongkek Manis dari Sanggar Tari, Hokya Traditional Dance.
KGPAA Paku Alam X, dalam sambutan tertulisnya berharap dengan rutin digelarnya lomba derkuku akan semakin menimbulkan kesadaran masyarakat dan kian menyayangi satwa tersebut serta menjaga kelestariannya. Serta komunitas derkuku semakin maju, berkembang serta lebih mencintai lingkungan.
Lomba Besar Burung Derkuku KGPAA Paku Alam Yogyakarta ini menjadi wadah penyaluran dan pemeliharaan serta pelestarian burung derkuku. Juga sebuah upaya menggeliatkan pariwisata dan ekonomi kreatif di Yogyakarta.
Animo dekoe mania untuk mengikuti lomba burung derkuku cukup bagus, tidak kurang dari 192 burung derkuku dari seluruh Nusantara mengikuti gelran lomba besar tersebut. Lomba ini diselenggarakaran oleh PPDSI bekerjasama dengan Dinas Pariwisata DIY.
Dari meja panitia didapat data, jika di kelas Senior ada 36 burung, kelas Junior 42 burung, kelas Pemula 72 burung, dan kelas Standart 42 burung. Burung-burung ini hadir dari hampir seluruh wilayah yang ada di Pulau Jawa. Dekoe mania dari Pulau Dewata Bali datang dengan penuh semangat mengikuti gelaran.
Lomba Besar Burung Derkuku KGPAA Paku Alam Yogyakarta, menjadi salah satu event yang paling ditunggu oleh dekoe mania tanah air. Bahkan beberapa minggu sebelumnya, telah digelar beberapa event-event kecil sebagai ajang pemanasan.
Seperti yang dilakukan oleh Bali, Jember, Tulungagung, Solo, Semarang, Jakarta, dan Yogyakarta sendiri yang mempersiapkan gaco-gaconya dengan gelaran lomba sebelumnya. Gelaran Paku Alam Cup ini menyuguhkan perang antar peserta luar daerah dan tuan rumah di empat kelas yang dilombakan.
Paku Alam Cup menjadi ajang pamer aksi para jawara yang sudah memiliki nama besar. Yang pasti, Kagungan Dalem Alun-Alun Selatan Yogyakarta menjadi begitu gemerlap dengan kehadiran para petarung yang ingin mempersembahkan aksi terbaiknya.
Persaingan perebutan posisi kejuaraan berlangsung dalam drama yang sangat mendebarkan. Babak demi babak penjurian, ditandai dengan perolehan nilai yang menunjukkan kualitas para jawara ini ketika berada di atas kerekan.
Di kelas Senior misalnya, Kamajaya yang tampil dinomor kerekan 101 tampil apik di babak terakhir. Perolehan nilai bendera 6 warna selama tiga babak seakan menyiratkan bahwa derkuku B2W BF itu begitu tangguh untuk lawan-lawannya. Bendera tujuh warna pada babak keempat memastikan prestasi gemilang Kamajaya.
Performa apik itulah yang mengantarkan Kamajaya terbang tinggi dan berhak atas podium juara pertama di kelas Senior. Menyusul kemudian Narasoma yang menempati nomor kerekan 94. Raihan bendera enam warna selama penjurian, memastikan derkuku andalan B2W sebagai juara kedua.
Dan Lendir Joged yang menempati nomor kerekan 81 merebut podium ketiga. Sejatinya perlawanan Lendir Joged coba meredam kedigdayaan jago-jago B2W dan nyaris berhasil setelah hingga babak kedua berakhir masih mampu mendapatkan bendera enam warna. Sayang pada babak ketiga penampilannya hanya ganjaran lima warna sebelum akhirnya kembali mendapatkan enam warna.
Di kelas Yunior, pertarungan seru juga tersaji. Sebelum akhirnya Udowo bergelang B2W 3676 amunisi Isnawan Yogyakarta yang menempati nomor kerekan 128 ditetapkan sebagai juara pertama. Raihan bendera lima warna pada babak pertama dan kedua, ditutup dengan raihan bendera enam warna pada dua babak tersisa.
Juara kedua ditempati Penataran ring MKS 926 besutan Makrus dari Blitar di tiang 111. Penataran nyaris membawa piala Mahkota Paku Alam, sayang performanya menurun pada babak ketiga dengan hanya mendapatkan bendera lima warna. Dan Opung Luhut milik Eton BF Yogyakarta yang menempati nomor kerekan 140 sebagai juara ketiga.
Di kelas Pemula, Super Star orbitan H. Sugi Pacitan yang ada di tiang 16 ditetapkan sebagai juara pertama. Derkuku ternakan Eton 27 ini sukses meraih bendera lima warna hitam empat kali. Disusul kemudian ada Wayang andalan King Kevin Solo pada nomor tiang 28. Urutan ketiga ada Njawani ring SJ 88 milik Joko SJ Tulungagung yang dikerek pada nomor 21.
Sementara di kelas Standart, juara pertama jadi milik Yudistira ring DA 140 debutan H. Nur Ali Sukoharjo di tiang 180. Tempat kedua diduduki Bagaspati ring Subali 151 gaco Cholis Sleman di tiang 175, sedangkan menutup tiga besar adalah Purbolaras ring THB 266 rawatan Herry Suwarso Yogyakarta.
Tahun ini, panitia juga memberikan penghargaan untuk Best Player (pelomba terbaik), yakni peserta dengan burung terbanyak yang masuk nominasi kejuaraan dengan ganjaran satu juta rupiah, penghargaan ini didapatkan Sigit Irianto. Burung-burung dengan ring B2W begitu mencolok di list kejuaraan. Juga diberikan penghargaan Best Future (burung orbitan baru terbaik).
Suhartoyo, mewakili segenap panitia Paku Alam Cup 2024, mengucapkan terima kasih kepada seluruh dekoe mania tanah air yang telah hadir dan ikut meramaikan acara, sehingga gelaran lomba besar burung derkuku tersebut dapat berjalan dengan lancar. Dan memohon maaf bila masih ada kekurangan. (Ramlee/Alip)