Gelaran Latber Puter Pelung Malam Hari Solo Berseri yang di gelar pada Sabtu, 22 Juni 2024 pekan lalu mendapatkan apresiasi positif dari puter pelung mania Solo Raya. Ini merupakan gelaran pertama PPPPSI Surakarta tahun ini setelah sukses menggelar Liga Solo Raya tahun kemarin.

Lomba yang di kemas oleh Kumar Dalip bersama para pengurus PPPPSI Surakarta, yang dilaksanakan di Gantangan New IKMC Cemani Jl. Batik Keris No.23, Candi, Cemani, Kec. Grogol – Sukoharjo berlangsung lebih tenang, nyaman, dan menarik bahkan lebih santai. Event ini sebenarnya lebih dari tiga bulan yang lalu direncanakan, tetapi baru kemarin terlaksana.

“Sudah lebih dari tiga bulan sebenarnya kita rencanakan, tetapi banyak kendala,” ujar Kumar Dalip. “Ini untuk memenuhi permintaan teman-teman karena di Solo sudah sangat lama tidak ada gelaran lomba, salah satu kendalanya karena banyak pengurus yang sedang sibuk.”

Kumar Dalip (kiri) memimpin breefing juri dan doa bersama

“Pelaksanaan Latber Puter Pelung Malam Hari Solo Berseri sendiri nyaris tidak bisa terlaksana sesuai rencana. Ini karena gantangan yang jauh-jauh hari kita siapkan ternyata tidak bisa kita pakai karena di sekitar area ada kegiataan keagamaan. Dan itu pasti akan mengganggu jalannya acara,” jelas Dalip yang juga bertindak sebagai Ketua Panitia.

“Secara dadakan pula kita siapkan gantangan penggantinya. Nantinya kita coba adakan dua tiga kali lagi sebelum kita menggelar event yang lebih besar,” tambah Dalip. “Beberapa pemain dari luar kota, ingin Solo adakan acara lomba besar.”

Piala dan sembako untuk para pemenang

Panitia juga sengaja menetapkan waktunya dilaksanakan pada Sabtu malam, “Selama ini gantangan yang ada lebih banyak dipakai oleh kicau mania, jadi kita pilih waktu yang longgar. Nyatanya juga lebih enak lomba pada malam hari.”

“Ini moment yang pas selagi aktifitas kantor sudah tidak ada, waktu luangnya juga cukup panjang. Sambil kita kumpul-kumpul bersama lagi,” ungkap Dalip. “Jadi kita bisa kongko-kongko, santai sambil dengerin suara burung puter pelung yang terdengar syahdu.”

Lomba puter pelung di malam hari berjalan jauh lebih syahdu

“Disini kita ingin merangsang pemain-pemain baru bisa hadir, seperti Aries seorang dekoe mania yang begitu bersemangat main puter pelung,” tutur Dalip. “Dan nyatanya kini banyak yang sudah tidak punya burung puter pelung lagi. Nantinya jika ada jadwal kosong, kita siap menggelar kembali lomba di malam hari tentunya dengan persiapan yang lebih baik dan doorprize yang lebih menarik.”

Ajang perdana Pengcab Surakarta ini melombakan kelas Bebas dan kelas Pemula. Kedua kelas telah disiapkan masing-masing 20 gantangan oleh panitia. “Kita adakan satu sesi penilaian. Kelas Bebas dan Pemula naik bareng,” ujar Jatmiko, salah satu panitia.

Yoyok Jepang (kedua dari kanan) dengan serius tapi santai mengamati gacoannya

Peraturannya masih tetap sama seperti lomba-lomba puter pelung sebelumnya. Ada 4 babak dengan perbabaknya minimal 25 menit. Dalam suasa hening malam hari tanpa deru kendaraan, suara puter pelung begitu jelas terdengar.

Walau peserta tidak maksimal karena ada beberapa puter pelung mania ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan. Kebetulan bulan ini dimana-mana ada acara kondangan, yang sebelumnya janji akan hadir terpaksa dibatalkan karena adanya undangan hajatan.

Wagiman dengan atribut batiknya mengamati gacoannya moncer malam itu

“Bulan ini memang lagi musim jagongan,” jelas Jatmiko. “Jadi ada beberapa orang yang sore tadi kontak terpaksa tidak bisa hadir karena harus memenuhi undangan kondangan.” Meskipun begitu antusiasme para mania masih cukup membanggakan.

Para peserta yang hadir begitu antusias bercengkerama sambil memantau gacoannya berbunyi. Saling berbagi pengalaman baik merawat burung lomba hingga beternak. Karena acara ini bukan sekedar mencari juara tetapi yang utama adalah latihan dan membangun silaturahmi.

Eko LMS serahkan bender koncer untuk Wagiman berkat penampilan apik Kuda Hitam andalannya

Gelaran Latber Puter Pelung Malam Hari Solo Berseri kemarin, tampaknya sukses menjadi ajang unjuk prestasi bagi Kuda Hitam ring GSM 1688 gaco milik Wagiman yang turun di kelas Bebas. Kuda Hitam yang di gantangan pada nomor 17 berhasil menekuk lawan-lawannya secara menyakinkan meski dengan perjuangan yang cukup ekstra gigih.

Jago baru milik Wagiman tersebut diprediksi bakal menjadi ancaman jago-jago papan atas puter pelung. Kuda Hitam yang pertama kali ini dilombakan dan merupakan trah atau keturunan dari sang jawara “Satelit” yang sudah melegenda.

Para jawara di kels Bebas

“Masih ada beberapa di kandang umbaran yang kepantau suaranya bagus Mas Jat. Tak indik tak pantau dari sore dan baru kedeteksi saat tengah malam kira-kira jam 2nan langsung tak pisah dan betul terpantau suaranya memang ciamik. Monggo kapan waktunya bisa dipantau di rumah saya,” ajak Wagiman kepada Jatmiko.

Perlawanan yang di lancarkan oleh Bintang Timur bergelang LMS 592 jago debutan Andrie Handoko dari Sidoarjo masih juga belum mampu merubah posisi sang jawara dari singgasananya. Sejatinya Bintang Timur yang ada di gantangan 22 bisa meladeni penampilan Kuda Hitam.

Aries berikan bendera koncer untuk Daud Toni atas prestasi Sang Juara di kelas Pemula

Perolehan empat warna pada babak pertama dan lima warna di tiga babak tersisa menyamai perolehan nilai Kuda Hitam namun kalah di suara tengah, sehingga harus puas di tempat kedua. Begitu pula gempuran yang dilakukan oleh Gideon ring LMS 512 andalan Eko LMS di gantangan 20, juga tidak mampu menunjukkan hasil positif dan berhak menempati di tempat ketiga.

Di kelas Pemula, Sang Juara ring SWORD 111 gantangan 34 jagoan baru Daud Toni berhasil menunjukan performanya dengan menduduki posisi juara pertama. Sedangkan Cobra di gantangan 38 dengan ring GSM 1678 yang jadi andalan Hafid Toretto sukses mrenembus posisi juara kedua. Di susul oleh Baginda debutan anyar Eko LMS ring LMS 262 gantangan 27 di posisi juara ketiga.

Juara kelas Pemula

Di akhir lomba Kumar Dalip, mengucapkan terima kasih kepada kwok mania yang telah hadir di ajang Latber Puter Pelung Malam Hari Solo Berseri. “Tak lupa kami juga mohon maaf apabila dipelaksanaan lomba ini masih banyak kekurangan. Sampai berjumpa lagi di even berikutnya, tentunya yang lebih baik dan menarik lagi,” tutup Kumar Dalip. (Ramlee/Jat)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *