Adas (Foeniculum vulgare) merupakan tanaman herbal dengan aroma khas dan rasa sedikit manis-pedas yang digunakan sebagai rempah, sayuran, dan pengobatan tradisional. Tanaman ini berasal dari Eropa Selatan dan daerah Mediterania, yang kemudian menyebar cukup luas di berbagai negara seperti Cina, Meksiko, India, Itali, Indian, dan termasuk negara Indonesia.

Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan berbagai nama. Antara lain adas pedas (Aceh), adas (Minangkabau), hades (Sunda), adas landa, adas landi, adas welanda (Jawa), adhas (Madura), papang, pampas (Manado), papas (alfuru), denggu-denggu (Gorontalo), papaato (Buol), porotomo (Baree), adasa rempasu (Makassar), adase (Bugis), Kumpasi (Sangir Talaud), adas (Bali), dan wala wunga (Sumba).

Tanaman ini memiliki sejarah panjang penggunaan dalam berbagai budaya di seluruh dunia dan digunakan baik untuk kesehatan maupun keperluan kuliner. Tanaman ini diketahui telah digunakan sejak masa kerajaan Mesir untuk penambah rasa makanan. Kemudian menyebar ke wilayah Mesopotamia, Yunani, Romawi, dan Eropa.

Tanaman Adas, telah lama dikenal sebagai tanaman bumbu atau tanaman obat

Bangsa Romawi membawa adas sowa ke daratan Eropa pada tahun 1000, di mana tanaman ini dikenal dengan nama dill. Adas sowa kemudian dikenalkan ke wilayah Jammu dan Kashmir, India, pada awal tahun 1950. Meskipun sebenarnya adas sowa telah dibudidayakan di India sebelum kedatangan bangsa Barat ke sana.

Baca juga : Pegagan, Tanaman Obat Kuno dari Asia

Tanaman adas, yang berasal dari Eropa Selatan dan Mediterania, masuk ke Indonesia kemungkinan melalui jalur perdagangan pedagang India dan kemudian dibudidayakan di daerah pegunungan seperti Jawa karena iklimnya yang mendukung.

Umbi tanaman Adas

Di Indonesia dikenal dua jenis adas yang termasuk ke dalam famili Umbelliferae, yaitu adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan adas sowa (Anetum graveolens Linn.). Adas dibudidayakan untuk minyak atsiri dan daunnya sebagai bumbu atau sayuran, sementara adas sowa sering digunakan untuk bumbu dapur dan ditemukan di Pulau Jawa. Selain itu, ada juga varietas lain seperti Adas Manis (Pimpinella anisum), Adas Florence, dan Adas Pahit, yang masing-masing memiliki karakteristik dan penggunaan spesifik.

Seluruh bagian tanaman adas dapat dikonsumsi, termasuk umbi, batang, daun, dan bijinya yang kaya akan nutrisi seperti vitamin dan mineral. Adas bermanfaat untuk kesehatan pencernaan, pernapasan, mengontrol gula darah, hingga meringankan nyeri menstruasi, serta dapat digunakan dalam berbagai bentuk seperti minyak esensial dan ekstrak.

Tanaman ini merupakan tanaman herbal tahunan yang dapat hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (dpl), namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Umumnya ditanam dan tumbuh baik didaerah pegunungan, seperti di Gunung Tengger pada ketinggian 500 m dpl., disekitar Gunung Merapi dan Gunung Merbabu pada ketinggian 900 m dpl.

Adas dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim sejuk, dan sangat sensitif terhadap garam, menyukai tanah liat lembap dengan pH tanah antara 6,3-8,3, curah hujan rata-rata 500-2.000 mm/th, suhu tahunan 12-24 °C, juga tumbuh dengan baik di tanah berpasir. Terna berumur panjang, tinggi 50 cm – 2 m, tumbuh merumpun.

Bunga tanaman Adas

Tanaman adas memiliki cabang yang biasanya tumbuh sebanyak 3-5 buah batang dalam satu rumpun. Batang-batang tersebut memiliki warna hijau agak kebiruan. Jenis batang tanaman adas beralur dan memiliki ruas yang berlubang.

Baca juga : Kebiul, Tanaman Herba Ajaib yang Mampu Memperbaiki Kondisi Pasien Gagal Ginjal Akut

Daun adas tumbuh hingga 40 sentimeter panjang, berbentuk pita, dengan segmen terakhir dalam bentuk rambut, kira-kira selebar 0,5 mm. Daun tunggal, duduk berseling, pangkal tangkai bersayap, helaian berbagi, bentuk jarum, jumlah banyak, jika diremas berbau harum.
Daun tersebar, membagi lebih dari satu campuran, berpelepah, daun bagian bawah lebih besar, pelepah daun berbentuk silinder terbuka, pada dasar ruasnya berpelukan, dengan panjang 2-15 cm.

Bagian daun dan bunga Adas dapat digunakan untuk minuman sebagai obat kanker

Pelepah lebih besar dan berdaging pada adas Florence. Tepi daun dengan membran tidak hijau, kering dan tipis, tangkai daun hampir silindrik. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuknya seperti jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi.

Bunga yang dihasilkan oleh tanaman adas di ujung tangkai adalah bunga majemuk yang berdiameter 5 hingga 15 cm. Setiap bagian umbel mempunyai 20-50 kuntum bunga kuning yang amat kecil pada pedikel-pedikel yang pendek.

Buahnya adalah biji kering dengan panjang dari 4 hingga 9 milimeter, dan lebar separuh panjangnya, dan mempunyai alur. Biji tersebut berusuk dengan ukuran panjang sekitar 6 – 10 mm dan lebar 3 mm. Pada saat masih muda berwarna hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya seperti kamfer.

Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji atau anakan. Biji ditebar langsung di kebun dalam barisan dengan jarak tanam 50 cm atau disemaikan lebih dulu. Kebutuhan biji tiap hektar diperlukan kurang lebih 4 kg biji. Pemeliharaan tanaman relatif mudah, karena biasanya bibit akan tumbuh baik tanpa pemeliharaan khusus.

Biji tanaman Adas Sowa (Anetum graveolens)

Tanaman adas mempunyai banyak kegunaan mulai dari akar, daun, batang dan bijinya. Minyak adas banyak digunakan untuk obat-obatan, bumbu masak, pewangi dalam sabun, detergen, susu dan parfum. Di Gunung Tengger adas digunakan untuk mengolah berbagai masakan. Potongan batang dipakai sebagai penyedap rasa.

Baca juga : Saga, Tanaman Herba yang Telah Lama Dimanfaatkan untuk Pengobatan Tradisional

Buah adas di Eropa dipakai untuk mengolah kue kering atau dicampur dalam minuman. Buah adas sering dipakai sebagai unsur pokok bumbu kari. Adas di Jawa pertama kali digunakan sebagai obat terapi juga sebagai bumbu atau rempah. Adas dapat juga dimakan sebagai lalapan, untuk bumbu asinan dan acar.

Minyak esensial yang diekstrak dari biji tumbuhan Adas

Semua bagian tanaman mengandung minyak atsiri, yang dapat digunakan sebagai penyedap pada sabun,kosmetik,susu pembersih dan air pembersih,dan parfum mewah. Minyak adas pahit dan adas manis diijinkan digunakan dalam wangi-wangian, dengan tingkat maksimum 0,4%. Minyak adas pahit digunakan secara luas dan utamanya pada kosmetik. Sisa buah setelah penyulingan minyak atsiri dapat dijadikan makanan ternak.

Adas mengandung nutrisi penting seperti kalsium, magnesium, dan fosfor, yang berperan dalam memelihara kesehatan tulang. Kombinasi nutrisi ini mendukung pertumbuhan tulang dan mencegah risiko masalah tulang seperti osteoporosis. Juga dapat digunakan untuk mengobati batuk, sakit perut, sariawan, susah tidur, haid tidak teratur, peluruh air seni, pencahar, albuminuria (tingginya kandungan protein albumin dalam urin), penambah nafsu makan, dan mengobati infeksi jamur. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *