Setelah ditunggu-tunggu, akhirnya Bangkalan kembali meramaikan hobi puter pelung lewat gelaran AG Bird Farm Cup I. Agenda yang dihelat pada Minggu, 6 Oktober 2024, di Gantangan AG BF Jl. Pertahanan no.191 Bancaran – Bangkalan, menjadi ajang sekaligus tantangan dan uji nyali kualitas puter pelung milik kwok mania.

Seperti biasa, diawal acara sambutan menjadi agenda yang tetap dilaksanakan. Dimulai dengan sambutan Letkol CPM (Purn) Didik Hariyadi Ketua Pengda PPPPSI Jawa Timur. “Terima kasih kepada H. Alif yang berkenan menggelar event AG Bird Farm Cup I, semoga ini bisa menjadi penyemangat para penghobi untuk meramaikan kembali lomba-lomba puter pelung di Jawa Timur.”

Didik Hariyadi juga bertindak mewakili Ketua PPPPSI Pusat Kombes Pol. Widiatmoko, S.H., S.I.K., M.H. yang berhalangan hadir karena ada acara yang tidak bisa ditinggalkan. “Terima kasih kepada teman-teman atas kehadirannya, mari kita nikmati event ini,” jelas Didik.

Letkol CPM (Purn) Didik Hariyadi Ketua Pengda PPPPSI Jatim saat memberikan sambutan

Tidak dapat dipungkiri bahwa AG Bird Farm Bangkalan, sudah terbukti nyata sebagai peternak yang sukses mencetak produk level atas lomba-lomba nasional. Sederet nama beken bergelang AG menjadi pembuktikan yang tidak bisa terbantahkan bahwa farm satu ini sukses mencetak produk yang selalu membawa pulang trophy kejuaraan.

Namun kali ini AG Bird Farm bertindak sebagai penyelenggara event besar puter pelung. Menurut H. Alif M. Nur selaku Ketua Panitia sekaligus pemilik AG BF, tidak akan menurunkan burung-burung jagoannya. Juga tidak akan meminjamkan burung dari kandang AG BF kepada siapapun yang mengikuti event tersebut.

Suasana regristrasi peserta

Sementara itu di awal acara, seperti biasanya, juri yang bertugas duduk bareng untuk menyamakan persepsi. Didik Hariyadi mengingatkan kembali kepada semua juri yang bertugas untuk bekerja secara profesional. Juri harus memberikan penilaian tanpa melihat burung milik siapa, dan memang layak diberikan nilai yang terbaik.

Bekti Setya Utama selaku Ketua Bidang Kejurian Pengda Jawa Timur, menekankan soal komunikasi antar juri. Juri juga diharapkan memperhatikan kenaikan dari nilai ke nilai. Terutama untuk koordinator agar bisa memperhatikan performa burung di lapangan.

Peserta dari Surabaya tengah menyiapkan gaco-gaconya

“Saya harap juri benar-benar memperhatikan soal suara burung ketika akan menaikkan nilai, jangan hanya melihat kuantitas tetapi harus diimbangi dan didukung oleh kualitas burung itu sendiri,” ungkap Bekti. “Jika ada burung meski sudah mencapai jumlah suara, namun kualitas masih kurang, maka jangan sampai dinaikkan,” tegasnya.

Koordinator juri akan selalu bergerak dari blok ke blok. Dan nantinya tidak tidak memberikan penilaiannya sendiri namun harus selalu berkoordinasi dengan koordinator lainnya ketika nilai sudah mencapai empat warna, maka juri penilai juga harus intens mengkomunikasikan perihal burung yang diajukan untuk naik nilainya kepada koordinator.

Team Gerbong Maut Bondowoso

Kegiatan kali ini juga mendapatkan dukungan yang luar biasa dari peserta. Tiga kelas yang dibuka yakni kelas Utama, kelas Pemula, dan kelas Bintang, penuh sesak oleh peserta. Hampir seluruh jawara puter pelung di Jawa Timur hadir, bahkan jago-jago dari Jogjakarta turut meramaikan persaingan.

Meskipun ada sejumlah peserta yang mengundurkan diri menjelang pelaksanaan lomba, namun gantangan yang disediakan tetap saja penuh. Ini karena sebelumnya sejumlah kwok mania rela didaftarkan sebagai cadangan di masing-masing kelas yang dilombakan.

Suasana penggantangan oleh peserta yang sudah hadir di AG BF Cup I

“Jumlah gantangan yang kami sediakan sebenarnya memang kurang banyak, karena rencananya hanya kita sediakan 50 gantangan saja,” ungkap H. Alif. Namun melihat animo peserta, maka panitia pun menambah kapasitas gantangan menjadi 60 cantolan.

“Sebenarnya ada beberapa peserta yang mengundurkan diri menjelang pelaksanaan, namun peserta cadangan masih bisa menutupnya,” ujar H. Alif. Membludaknya peserta memang akan berimbas pada persaingan perebutan posisi kejuaraan.

Panitia bersama formasi juri lengkap yang bertugas

Kali ini para petarung yang ada di atas gantangan, benar-benar diuji. Selain harus berhadapan dengan lawan, kondisi cuaca yang terasa panas, membutuhkan performa ektra untuk bisa tampil secara maksimal. Tidak ada aliran angin yang dapat sedikit mendinginkan suasana.

Tiga babak penjurian selama 20 menit yang dilangsungkan untuk menentukan siapa yang menjadi terbaik di event AG Bird Farm Cup I, dengan kelas Utama yang ditarungkan terlebih dahulu. Sebanyak 60 burung terbaik di kelas ini bertarung ketat mendapatkan penilaian maksimal dari juri.

Proses penjurian berjalan lancar dan sukses

Ini terlihat dari keberhasilan tidak kurang dari 10 burung yang mendapatkan bendera lima warna, bahkan dua burung tembus enam warna. Hingga akhirnya untuk kelas Utama juara berhasil direbut Doa Ibu amunisi Ferry dari Sidoarjo.

Keberhasilan puter pelung ternakan FR 088 yang menempati nomor gantangan 13 berkat raihan bendera lima warna pada babak pertama dan kedua. Sedangkan pada babak ketiga tampil maksimal hingga mendapatkan enam warna.

Para juara di kelas Utama

Dilanjutkan oleh Rahayu andalan Slamet dari Situbondo pada tempat kedua. Sukses puter pelung bergelang Arjuna 18 yang digantang pada nomor 51 berkat raihan bendera lima warna dua kali dan enam warna. Sejatinya Rahayu dan Doa Ibu mempunyai nilai yang sama.

Namun sang juara unggul di nilai gaya irama. Di tempat ketiga ada Naga Kecil ring Sepet Madu 05 gaco Dzuljannah BF Gresik di gantangan 49. Setelah jeda sekitar 45 menit, sesi kelas Pemula pun dimulai. Di kelas ini ada pembatasan perolehan nilai.

Kelas Pemula berjalan seru, gantangan 52 terkena diskualifikasi

Panitia mengumumkan bahwa di kelas Pemula poin maksimal hanya sampai bendera empat warna, lebih dari itu akan terkena diskualifikasi. Ketika puit dibunyikan, puluhan burung serentak unjuk anggung terindahnya.

Di kelas yang kualitasnya angngungnya merata, persaingan berjalan sangat seru. Waktu masih juga separuh jalan, dua burung sudah terancam mendapatkan diskualifikasi karena bendera empat warna yang didapatkan masih diusulkan kembali oleh juri penilai. Jelang babak pertama berakhir, gantangan 52 pun mendapatkan bendera lima warnanya.

H. Harnadi serahkan trophy untuk juara kelas Pemula

Di babak kedua juga terjadi hal yang sama. Kali ini menimpa burung di gantangan 1, sorak sorai pun sontak terdengar. Ketika babak ketiga berlangsung, kejadian serupa juga terulang, kali ini menimpa gantangan 59. Beberapa peserta mengaku jika burung-burung tersebut sudah turun di kelas Utama, karena hasil yang didapatkan masih kurang memuaskan lalu mencoba peruntungan di kelas Pemula.

Kelas Pemula ini dimenangkan oleh Jinggo ring PCR 304 milik Imam Sakir dari Sumenep di gantangan 18. Menyusul kemudian Si Mental ring KSB 444 andalan KSB Kesamben Blitar di gantangan 60. Sementara posisi ketiga diisi Chealse ring Fauzi 083 milik Urip dari Sumenep di gantangan 4.

H. Alif M. Nur serahkan uang pembinaan dan trophy juara kelas Bintang

Kelas Bintang yang ditunggu-tunggu para penggila lomba dimulai tepat pkl 13.30. Panitia mempersilahkan para fighter untuk masuk mendekat ke arena. Kelas berbandrol 300 rb ini hanya melombakan sebanyak 36 burung dari 40 tempat yang disediakan. Memang sengaja dibatasi tidak sampai penuh namun persaingan menjadi jawara puter pelung tetap berjalan alot.

Pada babak pertama saja sebanyak 13 ekor burung yang berhasil mendapatkan bendera lima warna. Seolah menegaskan kelas yang dilombakan tersebut adalah kelas bintang. Bintangnya puter pelung seNusantara. Gaco-gaco yang telah membuktikan kualitasnya di kelas Utama pun kembali beraksi.

Peserta dari Lumajang beruntung mendapatkan doorprize utama seekor kambing

Ketika menuntaskan tiga babak, juara di kelas Bintang ini direbut oleh Doa Ibu di gantangan 35 setelah sukses meraup bendera lima warna tiga kali. Kemudian di tempat kedua ada Rahayu di gantangan nomor 46. Serta Everest di gantangan 19 menutup tiga besar, burung bergelang B2W 518 milik B2W BF dari Jogjakarta.

Peringkat pertama hingga kelima mendapatkan total nilai yang sama. Penentuan juara harus melalui meja juri perekap. Diakhir acara panitia mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan kehadiran peserta. Permintaan ma’af juga disampaikan jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan.

Djoko Team Jaggo boyong 5 trophy bergengsi ke Jogjakarta

“Kami sampaikan terima kasih atas segala kehadiran dan dukungan kwok mania, tim juri, dan simpatisan lainnya yang telah ikut mensukseskan gelaran AG BF. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Ketua Umum PPPPSI dan Ketua Pengda jatim yang telah mendukung gelaran ini. Tak lupa kami juga mohon maaf apabila di gelaran ini ada hal-hal yang kurang berkenan,” tutup H. Alif.

Beberapa peserta dari luar daerah merasa puas dengan gelaran AG BF Cup I. Team Jaggo Jogjakarta dengan amunisi Boss Boy BF memborong 5 piala di kelas Utama dan kelas Bintang. Boss Boy mengaku puas dengan kinerja gacoannya sehingga berhasil mendapatkan 5 trophy bergengsi.

Team Jaggo dan Boss Boy

“Rupanya burungnya masih kelelahan dan belum mau kerja maksimal,” ujar Boss Boy. Menurut Boss Boy hal itu disebabkan karena seminggu sebelumnya burung-burung tersebut baru pulang dari Latpres Banyumas dan berhasil boyong juara 1-4 di kelas Utama.

“Burung saya di gantangan nomor 33 di kelas Bintang tadi, kata H. Alif kalau mau kerja maksimal bisa juara 1. Apalagi sempat mendapatkan usulan naik menjadi 6 warna di babak pertama, sayang waktu keburu habis,” tutur Boss Boy. Team Jaggo sendiri siap hadir di gelaran-gelaran bergengsi berikutnya. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *