Setelah vakum beberapa lama, aktifitas hobi puter pelung di Nganjuk kembali hadir. Agenda pertama yang mereka lakukan adalah menggelar centelan puter pelung. Menempati lokasi di Soto Sedepp, warung syahdu tengah sawah. Ds. Sugihwaras, Kec. Bagor – Nganjuk, pada Sabtu malam, 17 Juni 2023.
Agenda centelan berlangsung sukses dan lancar. Seakan menjadi wadah bagi mereka untuk menyalurkan hobi puter pelungnya. Didik Sugeng Ariyadi, Ketua Bidang Lomba Pengcab PPPPSI Nganjuk, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan spontan untuk mencoba mengmpulkan kembali para penghobi puter pelung di Nganjuk.
“Yang jelas ini kegiatan dadakan, tanpa pamflet bahkan tanpa data pendaftaran dan hanya diumumkan lewat WA grup saja,” ujar Didik. “Kita ajak para penghobi pada tanggal 17 malam selepas Isya’ buat ngopi bareng sambil bawa burung di Warung Soto Sedepp milik Pak Wahyu.”
“Alhamdulillah, walaupun diadakan dadakan peserta yang datang juga lumayan. Antusias penggemar puter di wilayah Nganjuk untuk bisa ngumpul lagi setelah sekian lama gak bertemu beitu tinggi,” lanjut Didik. “Bahkan ada beberapa saudara dari Kediri ikut hadir sekedar ingin temu kangen mengobati kerinduan ngumpul sambil ngelaras puter lagi.”
Hal tersebut diakui pula oleh Agus Sutrisno, Ketua Pengcab PPPPSI Nganjuk. “Memang, sebelumnya Nganjuk seakan tidak ada habisnya menggelar kegiatan untuk meramaikan hobi puter pelung di Nganjuk. Gelaran sekelas cantelan hingga latpres selalu ramai,” terang Agus Sutrisno.
Kegiatan diadakan bergantian digelar secara bergilir diantara lokasi-lokasi yang ada. Namun seiring perjalanan waktu, kemeriahan tersebut perlahan mulai memudar. “Frekuensi kegiatan semakin hari terasa mengalami penurunan dan berkurang. Sudah tidak seperti kemarin-kemarin,” tambah Agus Sutrisno atau biasa disapa Agus Petir.
“Yang namanya hobi memang tidak bisa dipaksakan. Semua akan ada pasang surutnya, tidak terkecuali hobi anggungan puter pelung ini,” jelas Agus Petir. Dengan semakin pulihnya kondisi selepas dihajar pandemi Covid-19, semua mulai sibuk dengan aktivitasnya. Apalagi, beberapa penghobi menginformasikan hasil ternakan mereka membludak, sampai kesulitan untuk memeliharanya.
Dengan banyaknya burung yang tersedia sementara permintaan berkurang, maka secara perlahan harga burung puter pun mengalami penurunan. Sedang pakan yang didominasi millet harganya juga semakin meroket saja, bahkan jauh lebih mahal saat awal pandemi melanda.
Di kalangan puter pelung mania ada keinginan kuat untuk mengembalikan masa seperti dulu lagi. Salah satu cara adalah dengan menaikkan frekuensi kegiatan. Apapun bentuknya, baik sekedar centelan ataupun lomba. Tidak adanya kegiatan akan semakin memperburuk keadaan.
“Selama ini antusias masyarakat mulai berkurang. Salah faktor penyebab karena tidak adanya kegiatan. Makanya saya yakin dengan adanya agenda semacam ini, diharapkan secara pelan-pelan dapat dinaikkan, biar minat masyarakat bisa kembali,” yakin pria pemilik kuliner Mie Petir.
Karena agenda ini hanya sekelas centelan saja, sehingga penyelenggara tidak terlalu menargetkan peserta dalam jumlah besar. Namun demikian, meski hanya berupa cantelan, nyatanya tidak menyurutkan antusias peserta yang hadir. Begitu pula puter pelung usia muda yang diturunkan memiliki kualitas yang tidak murahan.
Walaupun sekedar centelan sambil ngopi dan sambung dulur, tetap diadakan penilaian burung puter dengan menggunakan sistem 3 babak. Dua juri yang diturunkan yakni Didik dan Arief Wigiantoro, mengakui bahwa kualitas yang dimiliki peserta lumayan bagus.
“Kualitas peserta lumayan bagus, makanya saya seleksi betul untuk memberikan nilai,” jelas Didik. Kegiatan yang dilaksanakan pada malam hari itu membuat suara anggung puter pelung yang ada di centelan terdengar begitu jelas dan membuat syahdu suasana. Semakin menambah kenyamanan acara.
Para pemilik burung memantau langsung puter pelung gacoannya dari pinggir arena sambil menikmati sajian kopi hitam dan teh manis. Sebagian yang lain disambi menikmati makan malam dengan menu Soto Sedepp, yang terasa begitu sedap di lidah.
“Dan supaya lebih gayeng lagi disiapkan doorprize berupa satu ekor ayam jago,” tutur Wahyu, salah satu tokoh senior anggungan di Nganjuk, yang ikut merintis dan selalu menjadi motor kegiatan-kegiatan puter pelung di Bumi Anjuk ladang. “Biar yang hadir semakin bersemangat mengikuti rangkaian acara centelan puter pelung ini.”
Diakhir acara, Agus Sutrisno memberikan apresiasi pada para peserta. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang telah mendukung acara centelan malam ini. Mudah-mudahan kita selalu dapat silaturrahmi di lain kesempatan,” terang Agus Petir, yang diamini oleh Didik. (Ramlee/Alip)