Bunga Kamelia (Camelia) merupakan tanaman hias berbunga yang berasal dari Asia. Tanaman ini dikenal dengan bunganya yang mempunyai kelopak pendek, lebar, dan mahkota bunga terlihat unik dengan bentuknya yang membulat. Bunga ini memiliki makna simbolis cinta abadi karena kelopaknya cenderung jatuh bersamaan saat layu, berbeda dengan bunga lain yang gugur satu per satu.



Bunga Camelia telah lama menjadi favorit di kalangan pecinta tanaman karena keindahan dan keanggunannya. Dengan lebih dari 30.000 kultivar atau spesies, Camelia memberikan pilihan yang hampir tak terbatas bagi para penggemar tanaman hias. Bunga Camelia ini sangatlah populer dan dihormati di wilayah China bagian Barat Daya.
Bunga ini merupakan bunga nasional Dai Li. Bahkan di Jepang mendapatkan julukan “Japanese Rose”. Pada zaman dahulu, para wanita Jepang sering menggunakan minyak dari bunga ini untuk menyehatkan rambut mereka, maka tidak heran jika rambut perempuan Jepang sangatlah lembut seperti sutra.

Camelia , disebut juga kayucu atau kamelia adalah sebuah genus tanaman berbunga dalam famili Theaceae (Suku teh-tehan). Genus tanaman ini dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis di Asia Timur dan Asia Selatan, serta dari timur Himalaya menuju Jepang dan Indonesia. Ada lebih dari 220 spesies tanaman dalam genus ini yang telah dideskripsikan.
Baca juga : Bunga Mawar The Prince of Flower Salah Satu Bunga Tertua di Dunia
Bunga Camelia dapat ditemukan di ketinggian hampir 5.000 kaki. Tanaman ini umumnya ditemukan pada area hutan atau perkebunan yang teduh (tertutup vegetasi lebat), semi teduh (vegetasi sedang), atau tanpa naungan. Tanaman ini tumbuh di daerah yang sejuk, di tanah yang lembab dan berdrainase baik.

Persebaran asli tanaman Camelia ialah di China, Korea, Jepang, hingga Taiwan. Namun, telah terdistribusi secara luas di berbagai negara sebagai tanaman hias, terutama di daerah subtropis. Bunga Camelia dibudidayakan karena daunnya digunakan untuk pembuatan teh dan untuk keperluan dekoratif atau tanaman hias.
Bunga ini dibawa oleh pelaut Portugal ke Eropa dan menyebar di benua itu. Penamaan genusnya diberikan oleh botanis Linnaeus pada tahun 1735. Nama Camelia diambil dari nama Georg Josef Kamel (1706), seorang misionaris Yesuit dan naturalis yang memperkenalkan flora Filipina ke Eropa.

Tanaman berbunga Camelia mengalami pertumbuhan yang cukup lambat, tetapi merupakan tanaman yang berumur panjang. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 10 meter dan biasanya berbentuk piramida dan lebat. Daunnya tumbuh berseling dengan bentuk bulat telur hingga elips, panjangnya 2,5 hingga 10 cm.
Ujung daunnya meruncing dan tepinya bergerigi, berwarna hijau tua yang berkilau di bagian atasnya. Bunga Camelia termasuk bunga sempurna, yakni memiliki tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan benang sari. Lebar bunganya berkisar antara 6 hingga 13 cm dan tidak mengeluarkan bau wangi. Tetapi mudah menarik lebah berkat kelopak berwarna cerah.

Menariknya, bunga itu muncul bukan di pucuk tanaman, melainkan di lekuk antara daun dan batang. Dengan bentuk kelopak bertumpuk-tumpuk mirip mawar, namun bentuknya membulat. Biasanya bunga berwarna putih, merah muda, dan merah.
Baca juga : Lisianthus, Sekilas Mirip Wawar dan Kerap Dianggap Bunga Kelas Atas
Dan dengan berbagai bentuk, misalnya, tunggal atau single dengan kelopak yang tersusun tak bertumpuk seperti bunga aster. Semi double, dengan kelopak lebar di bagian luar dan bagian tengahnya terdiri dari tumpukan kelopak lebih kecil dengan putik yang terlihat.

Ganda formal, yang memiliki kelopak bertumpuk-tumpuk seperti bunga mawar atau anemon, dan umumnya putiknya tak terlihat, kemudian peony, dan lainnya. Bunga Camelia mengembangkan bunga besar dan mencolok yang terdiri dari 5 hingga 9 kelopak.
Bagian tengah bunga Camelia dipenuhi banyak benang sari kuning (organ reproduksi jantan). Tanaman Camelia untuk siap mekar bunga membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni 3-4 bulan. Setelahnya perlu menunggu 3-4 hari untuk bunga mekar sempurna.

Tanaman Camelia tidak tahan dingin, berdaun sepanjang tahun, dan berbunga pada bulan April hingga bulan Juni. Sedangkan bijinya akan matang di bulan Oktober. Tanaman Camelia berkembang biak atau dibudidayakan melalui stek dan biji. Camelia dapat bertahan hidup dari 100 hingga 200 tahun di alam liar.
Tanaman berbunga Camelia dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias di kebun rumah dan sebagai pagar tanaman. Biji tanaman ini menghasilkan minyak yang disebut “minyak tsubaki” yang dapat merawat rambut dan bisa masyarakat konsumsi.

Selain itu, bunganya dapat dimasak sebagai sayuran ataupun dicampur dengan bahan makanan lain. Di Jepang bunga Camelia digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan mochi. Sedangkan bagian daunnya dapat sebagai pengganti daun teh.
Baca juga : Kaca Piring, Tanaman Hias Berbunga Putih Wangi yang Berkhasiat Obat
Sementara itu, bunga camellia bersifat astringen, antihaemoragik, dan hemostatik. Penggunaannya dapat kita campur dengan minyak wijen sebagai obat luka bakar. Selain itu, tanaman ini juga mengandung senyawa anti kanker.

Menariknya, ada spesies tanaman Camelia yang diproses untuk pembuatan minuman, dan tidak dikenal dengan bunganya, yakni C. Sinensis yang daunnya biasa dikeringkan untuk dijadikan teh. Sedangkan, jenis bunga Camellia lainnya yang terkenal menjadi tanaman hias ialah Camelia japonica, Camelia oleifera, dan Camelia sasanqua. Hasil perkawinan silangnya pun menghasilkan jumlah besar kultivar. (Ramlee)
