Cucak Rengganis (Pycnonotus bimaculatus) merupakan burung yang menghuni daerah di dataran tinggi. Cucak rengganis adalah nama lain dari burung cucak gunung, yang termasuk dalam suku Pycnonotidae. Di kalangan para pecinta burung, burung ini juga dikenal dengan nama cucak wilis.

Sesuai dengan nama spesiesnya, burung cucak rengganis termasuk dalam keluarga cucak-cucakan (Pycnonotidae), dengan genus Pycnonotus. Di dalam genus atau marga Pycnonotus juga terdapat beberapa burung populer di kalangan pecinta burung Indonesia.

Cucak Rengganis nama lain dari Cucak Gunung

Misalnya cucak rowo (Pycnonotus zeylanicus), kutilang (Pycnonotus aurigaster), dan trucukan (Pycnonotus goiavier). Dalam literatur perburungan internasional disebut orange-spotted bulbul. Burung cucak rengganis merupakan burung endemik di Indonesia, artinya tidak pernah dijumpai di negara lain.

Baca juga : Cucak Rowo, Burung dengan Kicauan Khas Bernilai Ekonomi Tinggi

Ada tiga subspesies cucak rengganis, dengan wilayah persebaran yang berbeda, yaitu Pycnonotus bimaculatus bimaculatus, habitat di wilayah baratdaya Sumatera, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Pycnonotus bimaculatus snouckaerti, habitat di wilayah barat laut Sumatera dan Pycnonotus bimaculatus tenggerensis, habitat di Jawa Timur.

Cucak Rengganis sedang berburu serangga

Cucak rengganis dalam bahasa Inggris disebut Orange-spotted Bulbul. Penampilan burung ini lebih manis dibandingkan kutilang, memiliki jambul dan bintik orange di sekitar jambul dan matanya. Burung cucak rengganis berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 20 cm.

Punggung berwarna hitam kelabu atau kecokelatan, tersaput hijau zaitun. Dagu, tenggorokan dan dada hitam kecokelatan, dada bagian bawah dan perut keputihan suram, atau bebercak kehitaman. Kepala dengan satu atau dua bintik jingga kekuningan di depan mata, dan penutup pantat berwarna kuning.

Cucak Rengganis mempunyai kicauan yang mirip dengan kutilang

Warna bulu cucak rengganis bervariasi antara jantan dan betina. Cucak rengganis jantan biasanya memiliki warna bulu yang lebih cerah dan mencolok dibandingkan betina, yang cenderung kusam. Selain itu, alis oranye pada jantan terlihat lebih tegas dibandingkan betina.

Baca juga : Burung Trucukan Kicau dan Gayanya yang Memikat

Perbedaan antara cucak wilis jantan dan betina tidak hanya terlihat dari warna bulunya, tetapi juga dari suaranya. Burung jantan memiliki suara kicauan yang lebih merdu, variatif, dan sering ngerol panjang. Sebaliknya, suara betina terdengar lebih putus-putus dengan volume yang lebih rendah.

Cucak Rengganis sedang mencari ranting untuk membuat sarang

Suara kicauannya bisa dibilang memiliki kemiripan dengan saudaranya, kutilang. Hanya saja dengan irama yang lebih cepat, ngerol, dan sedikit ropel. Cucak rengganis bersuara keras dan kasar, ciulk-ciulk-ciulk ! atau cak-cak-cuh.. ciliuliuliu….

Seperti halnya kutilang, cucak wilis yang dipelihara sejak masih anakan bisa dimaster dengan suara prenjak, ciblek, dan sejenisnya. Di alam bebas, burung ini biasa mendiami kawasan pegunungan dengan ketinggian 800 – 3000 meter dari permukaan laut, hingga ke zona cantigi gunung (vaccinium) di dekat puncak, menjadikannya penghuni setia daerah berhawa sejuk.

Cucak Rengganis (Pycnonotus bimaculatus snouckaerti)

Tidak mengherankan apabila burung cucak rengganis ini dengan mudah ditemukan mulai dari lereng hingga daerah dekat dengan puncak gunung, termasuk di Gunung Merapi. Seperti halnya kutilang, cucak rengganis juga sering terlihat sendirian atau dalam kelompok-kelompok kecil.

Baca juga : Cucak Jenggot, Burung Pemaster Handal yang Terancam Punah

Burung ini menyukai pinggir hutan dan tempat-tempat terbuka di hutan, juga pada vegetasi pada tepian sungai di hutan. Cucak rengganis tergolong burung omnivora atau pemakan segala. Cucak rengganis menyukai buah-buahan segar.

Cucak Rengganis (Pycnonotus bimaculatus tenggerensis)

Selain itu, cucak rengganis juga memakan serangga-serangga kecil untuk memenuhi kebutuhan protein. Sarang berbentuk cawan terbuat dari batang, potongan daun dan akar, diletakkan pada semak-semak dekat tanah. Telur dua atau tiga butir, kemerah jambuan berbintik-bintik. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *