Setiap makhluk hidup membutuhkan air minum, termasuk burung. Burung yang dipelihara harus selalu disediakan air minum di kandangnya. Apabila lupa menambah atau mengganti air minum, maka burung dapat mengalami dehidrasi.

Dehidrasi pada burung peliharaan bisa disebabkan pemilik/perawat lupa mengganti atau menambah air minum. Bisa juga karena lupa mengangkat burung yang sedang dijemur. Kedua faktor lupa itulah yang secara umum menjadi penyebab burung dan unggas piaraan sangat rentan terkena dehidrasi.
Saking sibuk kegiatan sehari-harinya, tidak sedikit yang hobi memelihara burung lupa memperhatikan kondisi air minum burung peliharaannya. Begitu diperiksa, ternyata cepuk air sudah kering, serta burung dalam kondisi ngedrop dan sangat lemah.

Jika kondisi tersebut tidak segera ditangani, akibatnya bisa sangat fatal. Selain itu kelembaban kandang yang terlalu rendah juga bisa menyebabkan burung mengalami dehidrasi. Sebab suasana kandang/sangkar menjadi kering, sehingga burung selalu merasa kepanasan, dan air minum pun cepat habis.
Baca juga : Pentingnya Penjemuran untuk Murai Batu agar Sehat dan Durasi Kicaunya Panjang
Jika air minum habis, dan tidak segera diberikan penambahan, maka gejala awal dehidrasi sebenarnya sudah dimulai. Jika burung mengalami dehidrasi maka kondisi fisiknya akan melemah. Untuk bertengger pun sulit, bahkan tidak bisa, sehingga cenderung berada di dasar sangkar.

Tidak jarang bulu-bulunya akan mengembang sebagaimana burung sakit, lantaran tubuhnya yang mengering. Burung yang mengalami dehidrasi bisa dilihat dari tanda daerah di sekitar mata yang tampak cekung dan/atau kusam. Kulit di sekitar mata burung juga akan terlihat keriput.
Selaput lendir di dalam mulut dan tenggorokan burung menjadi lengket atau kering. Karena itu, burung yang dehidrasi ketika diberi air minum sering kesulitan bernafas atau tersedak. Sebab lendir yang lengket terbawa air dan menutupi tenggorokan atau saluran pernafasan lainnya, sehingga burung kesulitan bernafas.

Kondisi tenggorokan yang terlalu kering juga bisa terasa menyakitkan begitu terkena air. Itu sebabnya, burung dan unggas yang terkena dehidrasi jangan langsung diberikan air minum, karena dapat menyebabkan kematian mendadak jika sampai tersedak atau saluran pernafasannya tersumbat lendir yang lengket.
Khusus untuk burung yang bertubuh besar, misalnya merpati, tanda dehidrasi juga bisa dicermati dengan cara mencubit lembut pada bagian kulit yang tidak berbulu. Cubit sekilas saja, lalu segera dilepaskan kembali, dehidrasi akan mempengaruhi elastisitas kulit.
3
Jika kulit yang dicubit tersebut butuh waktu lebih dari 1 detik untuk kembali ke tempat semula, itu pertanda burung sedang mengalami dehidrasi. Sebab elastisitas kulit yang berkurang adalah gejala umum dari burung yang mengalami dehidrasi.
Baca juga : Mabung, Proses Alami Pergantian Bulu Pada Burung yang Terjadi Setiap Tahun
Untuk mengatasi burung dan unggas yang terkena dehidrasi karena lupa memberikan air minum, maka segera semprot kloaka (dubur) burung dengan air bersih (menggunakan sprayer). Cara ini dapat membuat burung lebih cepat menyerap cairan.

Selanjutnya, burung diangin-anginkan selama beberapa menit. Setelah kering, barulah burung diberi air minum. Air minum sebaiknya dicampur sedikit madu, sehingga mudah meresap ke dalam mulut dan tenggorokan yang kering dan lengket. Ini bisa mengurangi risiko tersedak atau kesulitan bernafas.
Tapi perlu diperhatikan, penyemprotan sebaiknya tidak berlebihan dan dilakukan menggunakan hand sprayer dengan setelan kabut. Penyemprotan secara berlebihan, apalagi sampai membuat tubuhnya basah kuyup, akan mengagetkan burung sehingga dapat memperparah kondisinya.

Segera membuat larutan elektrolit, yaitu air putih dicampur garam dan gula. Fungsi larutan elektrolit ini untuk memberikan suplai tenaga dan mineral secara cepat. Jika kondisi burung sudah terlalu lemah, cairan elektrolit diberikan dengan cara diteteskan sedikit demi sedikit di bagian paruhnya, tanpa memegang tubuh burung.
Penetesan cairan bisa dilakukan menggunakan sedotan kecil, syringe, atau dropper/pipets. Lakukan dengan sabar sampai air yang masuk ke paruh burung sudah cukup banyak. Apabila burung sudah tidak mampu menerima tetesan air dari paruhnya, maka pemberian cairan elektrolit bisa dilakukan sambil memegang tubuhnya.

Ketika mengangkat burung sakit, lakukan secara lembut dan hati-hati. Perlakuan kasar dapat membuat burung kaget sehingga kondisinya makin kritis. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, bisa memegangi tubuhnya dengan menggunakan handuk kecil.
Baca juga : Penyebab dan Gejala Cacingan pada Burung Peliharaan
Untuk burung bertubuh besar seperti merpati, bisa dengan membasahi kedua sayap bagian dalam, paha, dan kloaka dengan cara disemprot. Bisa juga menggunakan spon basah dan diusapkan ke bagian tubuh tersebut. Boleh juga merendam burung dalam wadah berisi air bersih. Setelah terapi itu, berikan air minum.

Bagaimana cara mengatasi dehidrasi pada burung yang dijemur terlalu lama, atau karena lupa mengangkatnya dari penjemuran? Burung yang terlalu lama dijemur bukan hanya memiliki risiko mengalami dehidrasi, tetapi juga mengalami heat stress hingga heat stroke.
Kondisi kekurangan air pada burung juga bisa menyebabkan peradangan pada tenggorokan burung dan membuat burung serak. Jika peradangan belum terlalu parah, maka begitu burung banyak mengonsumsi air, serak akan segera hilang.

Namun jika peradangan sudah parah, biasanya burung juga akan terlihat lesu dan nyekukruk. Hal itu disebabkan karena peradangan sudah dibarengi dengan terjadinya infeksi. Kondisi akan semakin memburuk dengan melemahnya kondisi tubuh burung.
Apapun faktor penyebabnya, yang namanya burung peliharaan, maka tanggung jawab pemeliharaan berada di tangan pemeliharanya. Usahakan jangan sampai terlambat memberikan air minum yang matang dan segar, dan jangan pula terlambat mengangkat burung dari penjemuran. (Ramlee)