Tidak henti-hentinya PPPPSI Pengcab Ponorogo mengedukasi penggemar burung puter pelung di wilayahnya. Kali ini melalui Ngobar (ngopi bareng/minum kopi bersama) dengan memberikan pemahaman tata cara penilaian puter pelung sistem PPPPSI. Acara dilaksanakan di Kedai Omahe Dewe (Ode) Jl. Sido Mukti No.45, Krajan, Cokromenggalan, Kec. Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, pada Sabtu, 13 November 2021.

Kedai Omahe Dewe memang tempat ngopi yang asyik. Sebuah tempat ngopi sekaligus tempat berkumpul berbagai komunitas anak muda. tidak salah kiranya Pengcab Ponorogo memilih tempat ini. Selain tempatnya yang representatif untuk mengadakan acara offair seperti ini, juga adanya beberapa cantolan untuk menggantang burung.

Kedai Ode

Selain itu acara ini juga untuk mengkader kembali juri-juri dari Ponorogo. Beberapa orang yang telah mengikuti diklat juri dari Pengda Jawa Timur bahkan telah bertugas harus menepi karena kesibukan masing-masing. Panitia juga menyediakan buku saku pedoman penilaian burung puter pelung yang dikeluarkan oleh PPPPSI Pusat.

Pasca penerapan PPKM, semangat pelomba di daerah kembali lagi muncul. Selain karena rasa kangen suasana di gantangan juga karena rasa ingin tahu mereka dengan peforma anakan hasil ternakan farm mereka sendiri yang belum sempat digantang akibat merebaknya penyebaran Covid-19 serta adanya PPKM untuk menghentikan penyebaran virus yang sangat berbahaya tersebut.

Tentunya banyak dari para pecinta puter pelaung ini yang menginginkan digelarnya latber atau hanya sekedar ngopi bareng. Keinginan tersebut harus direspon cepat dengan mengadakan gelaran lomba seni suara alam burung puter pelung secara intens agar tidak patah semangat.

Tapi di sisi lain ada kendala untuk mewujudkan keinginan itu, karena sebuah perlombaan pasti membutuhkan kehadiran sang pengadil. Kekurangan inilah yang akan coba diatasi oleh Pengcab Ponorogo dengan membuat acara pemahaman penilaian burung puter pelung seperti ini.

“Kami masih mempunyai kendala ketika harus menggelar lomba puter pelung.karena dalam sebuah perlombaan pasti dibutuhkan adanya tim Juri. Nah di Ponorogo ini masih minim keberadaan juri untuk kelangsungan sebuah lomba puter pelung,” jelas Lutfi Nur Afton selaku Ketua III Bidang Kejurian PPPPSI Pengcab Ponorogo.

“Biarpun kami sudah pernah mengikutkan diklat penjurian dan punya beberapa juri yang mempunyai legalitas, tapi itu belum cukup. Karena pada saat penerapan PPKM kemarin banyak juri yang kurang aktif, dikarenakan minimnya perlombaan. Alasanya pun bervariasi, ada yang mentalnya down karena lama tidak turun di lapangan, ada juga yang tidak bisa karena pekerjaan.”

Beberapa burung telah siap untuk mengisi acara

Lebih jauh Lutfi menjelaskan tentang ide menggelar acara ngopi bareng ini. “Saya fikir ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pengcab Ponorogo yang harus di selesaikan khususnya di Bidang Penjurian, supaya para pemula mempunyai wadah untuk menampilkan burung andalanya dalam sebuah lomba.”

Pemahaman penilaian kualitas suara burung puter pelung ini juga untuk mengulang ingatan para juri-juri yang sudah lama tidak bertugas. Selain itu panitia juga mengundang para pelomba untuk ikut serta dalam acara tersebut, khususnya para pemula yang baru menekuni hobi burung anggungan burung puter pelung.

Dalam agenda ngopi bareng Pengcab Ponorogo yang bertema “Belajar Penilaian Dulu, Sebelum Menggantang” ini diharapkan semua bisa memahami sistim penilaian burung puter pelung PPPPSI dan tahu apa saja kategori suara yang dinilai oleh juri. Karena jika diamati benar banyak pemula-pemula di daerah ternyata masih sangat minim pengetahuanya tentang burung puter pelung dan sistim lombanya.

“Alhamdulillah acara pemahaman berjalan lancar walau hanya ada sekitar 10 orang yang hadir dari 25 orang yang mengisi list kehadiran di grub Whattsap, tapi kami masih bangga dengan semangat mereka. Karena kami menyadari cuaca malam itu sedang gerimis bahkan di beberapa daerah di Ponorogo turun hujan deras,” ucap Lutfi.

“Faktor cuaca yang menjadi alasan utama ketidakhadiran mereka. Dari 10 orang yang hadir tersebut ternyata beberapa orang diantaranya sangat berpotensi untuk menjadi juri yang nantinya bisa melengkapi tim juri kami. Karena saat ini jika juri yang ada harus bertugas ke luar kota, praktis tidak ada lagi juri untuk kegiatan lomba di Pengcab Ponorogo sendiri.”

“Acara seperti ini akan sering dilaksanakan. Bahkan jika natinya saya diminta hadir di daerah lain di Ponorogo di luar kecamatan kota, saya siap. Tanpa ada uang bensin atau bayaran. Saya hanya butuh disiapkan tempat dan orang-orang yang benar-benar berminat dan serius ingin belajar tentang burung puter pelung, khususnya soal penilaian. Karena menurut saya pendekatan semacam ini akan lebih efektif untuk menjaring para pemula dan mencari kader juri baru,” kata Lutfi serius.

Kasminto selaku Ketua PPPPSI Pengcab Ponorogo, menilai pelaksanaan ngopi bareng ini sangat bermanfaat sekali. Utamanya bagi pemula atau siapa saja yang baru menekuni hobi di burung anggungan puter pelung ini. Tidak semua puter pelung saat berbunyi bisa dinilai. Ada pakem penilaiannya yang telah ditetapkan oleh PPPPSI.

Lutfi (kaos hijau) selalu semangat meriahkan puter pelung di Ponorogo

“Ini merupakan suatu program yang bagus,” tutur Kasminto. “Selain bisa menambah wawasan tentang penilaian bagi penggemar puter pelung pada umumnya, tentunya juga bisa lebih dipahami lagi tentang bagaimana sih suara puter pelung yang bagus itu dan sekaligus dengan adanya pemahaman tersebut dapat menjaring calon juri-juri baru.”

“Seiring dengan semakin padatnya giat lomba baik itu latber maupun latpres sehingga kebutuhan juri juga sangat diperlukan. Keberadaan juri yang cukup bisa untuk giat di Pengcab guna mengakomodir penggemar pemula yang tentunya belum bisa mengikuti lomba-lomba besar yang ada diluar kota.”

“Biar kedepan dengan adanya pemahaman calon juri ini, memenuhi kebutuhan juri untuk giat lomba di tingkat Pengcab. Sekaligus bisa membawa pengaruh besar ke penggemar baru pastinya, sehingga kedepan kita bisa saling menguntungkan khusunya buat para peternak puter pelung, pengrajin sangkar, dan aneka kebutuhan puter pelung itu sendiri,” harap Kasminto menutup obrolan. (Ramlee/LNA)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *