Pengcab PPDSI Surakarta bekerja sama dengan PBI dan Pemerintah Kota Surakarta sukses mempersembahkan lomba spektakuler The Battle of Derkuku All Stars bertajuk Balekambang Kumandang di Taman Balekambang. Lomba yang digelar pada Sabtu, 8 November 2025 tersebut harus diakui sebagai gelaran yang patut untuk diapresiasi.

Even regional yang dikemas apik oleh Pengurus PPDSI Surakarta ini mampu menyuguhkan gelaran lomba prestisus di dunia lomba burung derkuku tanah air. Bagiamana tidak, hanya tersedia dua blok dengan masing-masing ada 15 tiket saja untuk kelas kelas Senior dan Yunior.

Kerja keras panitia yang dikomandoi langsung oleh Agung Cahyanto, selaku Ketua Pengcab PPDSI Surakarta berhasil menggelar lomba ini yang sejatinya diperuntukkan untuk burung-burung terbaik hasil Liga Derkuku Indonesia 2025. Gelaran pengganti laga bintang LDI yang biasa dilakukan pengurus pusat itu pun diminati oleh dekoe mania.
Panitia lomba The Battle of Derkuku All Stars hanya menyiapkan total 30 tiang kerekan saja dengan harga yang lumayan mahal. Namun seiring perjalanan waktu, ternyata animo peserta yang mendaftar luar biasa tinggi, pesanan tiket-pun mengalir deras. Terbukti, sepekan menjelang hari “H”, pesenan tiket yang masuk sudah melebihi kuota.

“Betul, antusias peserta untuk berburu tiket sangat luar biasa. Bahkan seminggu sebelum pelaksanaan, masih banyak peserta menanyakan ketersediaan,” ujar Eko LMS, panitia pendaftaran peserta. Meskipun ada juga yang terpaksa membatalkan pesanannya karena ketidaksiapan burung yang akan diturunkan.
“Ini karena keterbatasan tiang kerekan yang disediakan oleh pihak PBI sehingga panitia hanya membuka pendaftaran hanya untuk dua kelas saja,” tutur Eko. Banyak dekoe mania yang menanyakan ke panitia, kenapa kelas Pemula tidak ikut dilombakan di even ini.

“Seandainya tiang kerekan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan lomba derkuku, panitia akan menyiapkan setidaknya 3 blok,” jelas Agung Cahyanto. “Karena terus terang, panitia ingin memberikan yang terbaik kepada semua dekoe mania.”

“Untuk itu dikesempatan ini, saya atas nama Pengcab Surakarta dan mewakili panitia, mohon ma’af kepada peserta yang tidak kebagian tiket. Mudah-mudah digelaran lomba berikut, Pengcab Surakarta bisa memberikan yang terbaik kepada semua dekoe mania,” tandas Agung.

Peserta yang hadir meramaikan berasal dari Yogjakarta, Semarang, TGR Tulungagung, Sukoharjo, dan Solo sendiri selaku tuan rumah. Bahkan ada yang begitu menikmati jalannya acara, meskipun tidak ikut melombakan burung gacoannya. “Kebetulan kami bersama keluarga sedang menikmati liburan di Taman Balekambang dan ternyata ada lomba derkuku,” ungkap salah satu pengunjung di pinggir lapangan.
Cuaca cerah pagi hari itu, seakan ikut merestui gelaran spektakuler The Battle of Derkuku All Stars Surakarta. Karena sehari sebelumnya pemasangan tiang kerekan di lokasi sempat terhalang oleh hujan deras, sehingga memaksa pihak panitia melanjutkannya ketika hujan telah reda pada petang harinya.

Begitu peluit dibunyikan sebagai tanda babak pertama lomba dimulai. Sontak saja, suasana pun menjadi ramai oleh anggung merdu jago-jago yang ada di atas tiang kerekan. Ajang ini benar-benar jadi pertarungan seru antar jawara derkuku Nusantara.
Pertarungan berlangsung ketat dan penuh aksi dramatis. Tidak banyak teriakan yang terdengar karena minimnya jumlah peserta yang bertarung sehingga memudahkan para juri dalam memberikan penilaian terbaiknya. Empat babak penjurian berjalan lancar tanpa hambatan serta dukungan cuaca yang cerah.

Penentuan posisi kejuaraan akhirnya dilakukan. Untuk Kelas Dewasa Senior, podium pertama berhasil diraih Sangkal Putung amunisi B2W BF Yogyakarta yang dikerek pada nomor 19. Kemenangan derkuku bergelang B2W 2925 seolah membalikkan prediksi awal setelah tampil kurang meyakinkan dengan raihan bendera empat warna pada babak pertama.

Tetapi bak mesin diesel yang lambat panas, Sangkal Putung melaju kencang pada kedua hingga babak terakhir dengan raihan bendera enam warna. Nilai yang didapat melampaui pesaing terdekatnya yang juga berasal dari kandang yang sama, B2W.

Juara kedua jadi milik Kamajaya andalan B2W BF berikutnya yang menempati nomor kerekan 17. Keberhasilan derkuku dengan ring B2W 3688 ini berkat raihan bendera lima warna pada babak pertama, ketiga, serta keempat, dan bendera enam warna pada babak kedua. Untuk posisi ketiga dimenangkan Bimo Kurdo milik Shorea BF Sleman produk ternak GTA 380.
Di kelas Yunior, terjadi persaingan ketat terjadi antara Tirtonadi amunisi Wawan Soba Solo dengan Idola Shorea andalan Shorea BF Sleman serta Garudo milik N3 BF Tulungagung. Ketiganya sukses mendapatkan bendera lima warna selama empat babak penilaian.

Sampai akhirnya Idola Shorea produk ternak B2W 3665 yang ada di kerekan 11 dinyatakan sebagai pemenang pertama setelah unggul di suara tengah dan ujung. Garudo ternakan N3 harus puas berada di urutan kedua setelah sempat mendapatkan nilai istimewa suara ujungnya pada babak pertama. Untuk posisi ketiga dimenangkan oleh Tirtonadi derkuku produk B2W 2190 yang menempati nomor kerekan 10.
Banyak pihak, terutama dekoe mania berharap agar PPDSI Surakarta bisa terus menghadirkan gelaran yang sama untuk waktu yang akan datang, tentunya dengan kemasan yang tidak beda jauh atau bahkan bisa lebih mewah lagi. Yang mungkin paling penting adalah bagaimana bisa terus menghadirkan gelaran lanjutan.

Beberapa panitia mengakui bahwa even The Battle of Derkuku All Stars di Taman Balekambang ini diupayakan akan tetap tergelar dimasa datang karena kerja sama yang baik telah terjalin antara PPDSI Surakarta dengan pihak PBI dan Pemerintah Kota Surakarta. (Ramlee/Jat)

