Usai sudah gelaran Gema Anggungan Puter Pelung Purworejo 2024, ajang bergengsi para pecinta burung anggungan puter pelung.Yang dihelat pada Minggu, 1 Desember 2024 di Gantangan Portal One Arena, Daleman, Kledung Karangdalem, Kec. Banyuurip – Purworejo.
Gema Anggungan Puter Pelung Purworejo sukses menghadirkan momen spektakuler bagi pecinta burung puter pelung dari berbagai daerah. Dari Sumenep, Pamekasan, Cilacap, Tegal, Semarang, Demak, Salatiga, Tuban, Purwokerto, Wonosobo, Solo, Boyolali, Yogjakarta, dan dari Purworejo sendiri selaku tuan rumah.
Acara yang diinisiasi oleh Pengcab PPPPSI Purworejo ini menjadi event yang tidak akan pernah terlupakan oleh masyarakat di Purworejo, panitia, dan juga pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Ini menjadi bukti bahwa hobi puter pelung masih menarik minat dari kalangan pecinta burung anggungan di Indonesia.
Tidak berlebihan kiranya jika acungan jempol diberikan pada Krida Tya Yudha selaku ketua Panitia beserta anggotanya atas keberhasilannya menggelar event Gema Anggungan Puter Pelung Purworejo 2024. Agenda lomba untuk pertama kalinya yang tergelar di Purworejo dengan skala besar.
Pengcab Purworejo berhasil mengawali kegiatan hobi puter pelung di Purworejo dengan suguhan apik tanpa kendala dan gangguan. Krida Tya Yudha mengakui bahwa keberhasilan ini adalah sukses yang dicapai berkat dukungan semua pihak yang telah memberikan kontribusi besar.
“Gema Anggungan Puter Pelung Purworejo 2024 merupakan event pertama kali, terima kasih buat rekan-rekan komunitas penghobi puter pelung di Purworejo dan pihak-pihak yang telah mendukung terlaksananya acara ini,” terang pemilik Arahiwang BF.
Menurutnya kekompakan antara pengurus, peternak, dan penghobi menjadi kunci sukses penyelenggaraan kali ini. “Kami hadir untuk ikut meramaikan kembali hobi puter pelung yang saat ini banyak yang mengatakan sedang lesu dan tidak seramai dulu.”
“Keinginan kami akhirnya mendapatkan dukungan dari semua pihak,” ungkap Yudha. “Dukungan inilah yang akhirnya menghadirkan sebuah pagelaran yang luar biasa ditengah lesunya hobi puter pelung, apalagi di Purworejo sendiri belum pernah ada event, jadi saat ingin merasakan sensasi di arena lomba terpaksa harus keluar daerah.”
Saat pendaftaran event ini dibuka oleh panitia, mendapatkan sambutan yang sangat baik. Penghobi dari Jawa Tengah, Yogjakarta, bahkan dari Jawa Timur juga hadir meramaikan. Diharapkan keberhasilan dan kesuksesan ini bisa menjadi awal untuk daerah lain menggelar kegiatan yang sama.
“Mungkin mulai saat ini kita bisa kembali meramaikan hobi puter pelung yang menjadi sarana dan wadah bagi hobi kita. Monggo kita ramaikan lagi,” ajak Yudha. Para peserta dari berbagai daerah antusias mengikuti perlombaan ini dengan mengikutsertakan gaco-gaco terbaik mereka.
Panitia membuka empat kelas. Diawali dengan kelas Pemula, Madya, Utama, dan Laga Bintang. Ternyata tidak hanya menjadi ajang adu kualitas suara burung puter pelung, acara ini juga menjadi momen silaturahmi akbar bagi komunitas pecinta burung puter pelung.
Yudha selaku Ketua Penyelenggara meminta kepada seluruh peserta untuk menjaga ketenangan dan menghindari teriakan selama lomba berlangsung. Imbauan ini disambut positif, menciptakan suasana hening sempurna untuk menikmati keindahan suara anggungan burung.
Ditunjang dengan lokasi yang dipilih berada di area tenang. Berimbas pada setiap lantunan anggungan puter pelung terdengar begitu jernih, menambah kekhidmatan acara. Hal ini memberikan pengalaman istimewa bagi para peserta dan penonton, terutama dalam menilai kualitas suara burung yang berlaga.
Di kelas Pemula, adu kualitas suara burung berlangsung seru. Beberapa burung tampil menonjol dengan suara merdu yang stabil sepanjang tiga babak penjurian, menciptakan persaingan sengit hingga akhir.Akhirnya podium pertama kelas Pemula direbut oleh Blandring ring Arahiwang besutan Yudha Purworejo yang ada di gantangan nomor 33.
Posisi kedua diisi oleh Pujaning ring Atasa 144 burung puter pelung rawatan Atasa BF yang ada di gantangan nomor 7. Sementara tempat ketiga diraih Lorenzo orbitan Yudha berikutnya dengan ring Arahiwang 008 yang berada di nomor gantangan 28.
Tidak kalah menarik yang terjadi di kelas Madya, para kontestan harus berjuang ekstra keras untuk mendapatkan nilai tertinggi, hingga beberapa penentuan juara harus dirumuskan oleh tim juri. Proses penjurian berjalan sesuai harapan, sampai akhirnya ditetapkan juaranya.
Untuk kelas Madya, juara pertama berhasil menjadi milik Bogowonto amunisi Lilik Purworejo, puter pelung ternakan SMD 780 yang digantang pada nomor 17. Tempat kedua diraih Raden Ronggo andalan Tresno BF Kota Gede, ternakan Tresno 359 yang berada di nomor gantangan 24. Dan tempat ketiga dimenangkan Asmaranala ring Atasa 144 orbitan Atasa Bf Bantul Lutfi Pamekasan ring Purnama yang berada di nomor gantangan 1.
Sementara itu, kelas Utama dan Laga Bintang menjadi daya tarik utama. Dengan burung-burung berkualitas mumpuni yang diharapkan mampu tampil prima, sehingga persaingan di kelas ini dapat menghadirkan tontonan memukau bagi pecinta burung anggungan puter pelung.
Untuk kelas Utama, juara pertama dimenangkan oleh Everest amunisi B2W BF Sleman, burung bergelang B2W 516 yang digantang pada nomor 44 setelah mendapatkan bendera enam warna tiga kali. Tempat kedua ditempati Maha Bharata ring Boss 1945 di gantangan 33 milik Team Jaggo setelah bertarung ketat dengan sang jawara.
Sayang bendera lima warnanya di babak ketiga tidak mampu naik karena kehabisan waktu. Setelah sebelumnya juga sukses mendapatkan bendera enam warna dua kali. “Itu gantangan 33, kalau bunyi mungkin ceritanya bisa berbeda,” kata salah satu peserta.
Sedangkan posisi ketiga sukses direbut Gong 2000 ring Boss 2000 gaco Team Jaggo lainnya yang menempati gantangan nomor 41 dengan mendapatkan sekali bendera enam warna dan lima warna, babak terakhir malah hanya empat warna. Prestasi burung -burung bergelang Boss terbilang luar biasa, seidaknya ada 4 burung lainnya dengan ring Boss yang diandalkan Team Jaggo yang ada di daftar juara.
Sesi Laga Bintang yang ditunggu-tunggu akhirnya dilaksanakan pada sesi terakhir. Sebanyak 16 gaco puter pelung papan atas di Nusantara menunjukkan kepiawaiannya manggung. Momen seperti ini menjadi ajang pembuktian kualitas bagi gaco-gaco yang selama ini telah berprestasi di berbagai arena lomba.
Di Laga Bintang, 16 burung terbagi menjadi tiga blok, agar juri benar-benar dapat maksimal dalam menilai kontestan. Panitia juga melarang keras siapapun untuk teriak. Karena upaya panitia, yang menghadirkan burung di tiap bloknya hanya berjumlah 5-6 burung saja dirasa sudah sangat cukup.
Dengan jumlah peserta terbatas dan digelar dengan suasana yang sepi akan semakin selektif para juri untuk memberikan penilaian. Demikian juga peserta yang hadir juga bisa memberikan pengamatan yang lebih akurat apalagi digelar tanpa teriak. Anggung emas para jawara pun terdengar sangat syahdu.
Akhirnyanya, Maha Bharata milik Team Jaggo mampu membuktikan jika layak menyandang sang jawara setelah menunjukkan kualitas suara emasnya dengan memetik nilai 44 atau 6 warna, mengalahkan Everest di nilai aduan. Sedang melengkapi tiga besar diisi Bogowonto gaco Lilik Purworejo. Prestasi ciamik dicatatkan Team Jaggo dengan burung-burung bergelang Boss yang kembali borong trophy juara.
“Seminggu sebelumnya borong 11 piala di Lomba Puter Pelung Solo Raya dan sekarang memborong 11 piala lagi di Lomba Puter Pelung di Purworejo. Ring Boss memang top markotop,” puji para peserta. Melihat antusiasme kwok mania dari berbagai kota dan transaksi puter pelung saat ini dengan harga fantastis, kelihatannya ini adalah pertanda puter pelung akan bangkit kembali.
Gelaran ini mendapatkan apresiasi dari para peserta dan penonton. “Kami sangat bangga acara ini berjalan lancar dan meriah. Semoga kejuaraan ini dapat terus menjadi agenda tahunan yang dinantikan oleh para pecinta burung puter pelung di Indonesia,” harap Ketua Panitia. (Ramlee/KTY)