Kalajengking merupakan serangga yang memiliki racun pada bagian ekornya dan akan menyengat jika merasa terancam atau dalam bahaya. Kalajengking masih berkerabat dengan ketonggeng, laba-laba, tungau, dan caplak. Kalajengking sekilas terlihat seperti lobster kecil, kemungkinan kalajengking merupakan hewan pertama yang berpindah dari air ke darat ratusan juta tahun yang lalu.

Fosil kalajengking dari Skotlandia ratusan juta tahun yang lalu menunjukkan, bahwa penampilan kalajengking tidak berubah selama ribuan tahun. Tetapi saat ini ukuran kalajengking hanya setengah ukuran nenek moyang kunonya. Hewan berbisa ini mempunyai ciri adanya sepasang capit pencengkeram pada bagian tubuh depan.
Usia hidup kalajengking sangat bervariasi, mulai dari 6 bulan hingga 25 tahun. Serangga yang menjadi simbol zodiak Scorpion ini adalah hewan karnivora berkaki 8 dan tersebar di seluruh dunia. Menurut catatan ilmiah, setidaknya ada sekitar 2000 spesies kalajengking dan pada umumnya memiliki bisa atau racun pada bagian ekornya.

Tempat hidup kalajengking adalah kawasan padang rumput, padang pasir, gurun kering, hutan tropis, dan hutan sabana. Pada tubuh kalajengking padang pasir terdapat bulu sikat yang dapat bergerak membentuk sisir pada kaki. Bulu sikat berfungsi untuk meningkatkan luas permukaan serta memudahkan kalajengking berjalan dan tidak tenggelam diatas padang pasir.
Di Afrika Selatan hidup kalajengking batu yang hidup di habitat bebatuan. Pada tubuhnya terdapat setae atau mirip spinelike yang berfungsi bersama cakar yang melengkung untuk mencengkeram bebatuan. Kalajengking sangat suka hidup dan membuat liang atau sarang di bawah batu, batang kayu, semak belukar, serta tempat-tempat gelap sambil menunggu mangsa.

Salah satu contohnya adalah spesies Anuroctonus phaiodactylus yang hanya berburu dengan menunggu mangsa masuk ke dalam sarang. Tempat-tempat tersebut dipilih karena memberikan suhu dan kelembaban sesuai dengan kemampuan hidupnya. Kalajengking jantan dewasa akan meninggalkan liang sarangnya saat memasuki musim kawin dan mencari pasangan.
Baca juga : Biawak, Kadal Besar yang Kemampuannya Mirip Ular
Sebaran populasi kalajengking sangat luas diseluruh benua, kecuali kawasan kutub utara dan selatan. Kalajengking bisa ditemukan di kawasan Afrika Utara, Asia, India, Amerika Utara, Amerika Selatan, Timur Tengah, Meksiko, Oceania, Eurasia, Eropa, dan Amerika Tengah. Di Amerika Serikat, serangga berbahaya ini hidup di wilayah gurun barat daya, seperti daerah New Meksiko, sebagian California dan Arizona.

Sedangkan kalajengking yang hidup di Asia termasuk Indonesia umumnya adalah jenis Asian forest scorpion atau Heterometrus spinifer. Sebagian besar kalajengking adalah hewan nokturnal yang melakukan kegiatan seperti berburu mangsa pada malam hari hingga fajar dan pada siang hari akan berdiam di sarangnya. Kalajengking juga merupakan hewan soliter atay hidup sendiri dan tidak hidup secara berkelompok.
Makanan kalajengking adalah serangga-serangga kecil lain yang cenderung lebih lemah dibandingnya, antra lain laba-laba, kelabang, semut dan lainnya. Namun untuk jenis kalajengking besar, hewan ini sanggup memakan tikus, ular dan kadal. Cara berburu kalajengking menggunakan detektor yang diperoleh dari sensor vibrasi organ pektin.

Pada organ pedipals terdapat rambut sensor yang halus dan berguna untuk merasakan getaran di udara. Sedangkan pada bagian ujung tungkai terdapat organ kecil yang mampu mendeteksi vibrasi atau getaran di tanah. Kalajengking akan menyergap mangsanya saat jaraknya sudah dekat. Selanjutnya, serangga ini akan menyengat dan menyuntikkan racun dari ekornya untuk melumpuhkan mangsanya.
Selain itu, bisa beracun ini juga berfungsi sebagai pertahanan saat kalajengking diserang oleh musuh atau pemangsa. Beberapa hewan pemangsa kalajengking adalah tarantula, kelabang, ular berbisa, kadal, burung hantu, bajing, kelelawar, dan tikus. Perilaku kalajengking sebagai predator memiliki wilayah teritori yang terpisah dan jelas, sehingga cenderung berada pada lingkungan tertentu dan kembali ke tempat yang sama.

Tubuh kalajengking cenderung memanjang dengan ekor ekor melengkung tersegmentasi. Ujung ekornya terdapat semacam suntik yang digunakan untuk menyengat atau mengeluarkan racun. Sedangkan pada bagian tubuh depan terdapat sepasang capit. Capit pada kalajengking jantan dan betina memiliki beberapa perbedaan.
Baca juga : Kura-kura, Reptil yang Bisa Hidup Ratusan Tahun
Selain itu, ukuran tubuh jantan dan betina juga dapat menjadi pembeda. Kalajengking jantan biasanya lebih ramping dengan ekor lebih panjang dibanding kalajengking betina. Meski identik dengan warna tubuh hitam, namun tidak semua kalajengking berwarna hitam. Contohnya adalah jenis Red Scorpion yang mempunyai warna tubuh oranye kemerahan, serta Blue Scorpion dengan warna biru pada tubuhnya.

Tidak hanya warna-warna tersebut, ditemukan pula jenis Deathstalker Scorpion yang berwarna kuning kehijauan, Arizona Bark Scorpion berwarna tubuh cokelat, Pseudo Scorpion berwarna cokelat mahogany, Three Striped Scorpion berwana kuning pucat dengan varias dua atau tiga garis gelap.
Adapula spesies kalajengking Emperor Scorpion dengan warna tubuh hitam berkilau dan tubuhnya memiliki kemampuan memantualkan sinar UV (ultraviolat) sehingga nampak kebiruan saat terkena terik matahari. Saat kalajengking ini akan berganti kulit, maka warnanya akan semakin hitam.

Secara umum, serangga ini berukuran sekitar 6 cm meskipun ada yang berukuran dibawah itu atau bahkan tergolong sebagai kalajengking raksasa. Ukuran terbesar disandang oleh spesies Black Emperor Scorpion dan kalajengking Afrika di Guinea dengan panjang tubuh mencapai 18 cm dan bobot 60 gram. Sedangkan ukuran tubuh terpanjang dinobatkan kepada jenis Rock Scorpion dengan panjang tubuh hingga 21 cm.
Berbanding terbalik dengan kalajengking raksasa tersebut, ada pula scorpion yang hanya mempunyai ukuran tubuh 12 mm, yaitu spesies Karibia microtytus fundorai. Sedangkan kalajengking purba yang ditemukan dalam wujud fosil ukuran tubuhnya mencapai 35 cm hingga 1 meter, jenis tersebut adalah Brontoscorpio anglicus dan Gigantoscorpio willsi.

Bagian kepala serangga berbisa ini memiliki mulut, sepasang pedipalps atau penjepit, serta beberapa pasang mata. Mata pada kalajengking jumlahnya bervariasi, yaitu dua mata pada bagian atas prosoma / kepala dan dua hingga lima mata yang terdapat pada kedua sisi depan. Meski memiliki banyak mata, ternyata kemampuan melihat kalajengking tidak begitu bagus dan serangga ini sangat berbisa terhadap sumber cahaya. Berdasarkan penelitian, mata kalajengking fungsi utamanya adalah untuk membedakan gelap dan terang.
Perut atau abdomen kalajengking terdiri dari 12 ruas dengan 5 bagian ruang terakhir menghasilkan bentuk ruas metasoma dan kita kenal sebagai ekor. Pada ujung abdomen bentuknya bulat lancip serta mengandung racun atau venom yang disebut telson dan akan disengatkan kepada musuh saat berada dalam kondisi terancam atau menghadapi bahaya.

Jumlah keseluruhan kaki kalajengking adalah 8 kaki atau 4 pasang. Masing-masing kakinya terdiri dari 7 segmen, yaitu coxa, trochanter, femur, patella, tibia, basitarsus, dan telotarsus. Bagian ujung tarsus disebut apotele yang bercakar atay ungues. Segmen kaki coxa adalah kaki yang ukurannya lebih besar dibanding segmen kaki lainnya. Segmen coxa berguna untuk melindungi permukaan ventral prosoma.
Baca juga : Rangkong, Burung Unik Punya Peranan Penting bagi Kelestarian Hutan yang Kian Terancam Punah
Ekor kalajengking disebut metasoma. Ekornya terdiri dari lima bagian dan telson mirip vesikel dengan fungus yang menjadi tempat kelenjar beracun. Bagian ekor merupakan bagian paling berbahaya dari kalajengking karena menjadi alat untuk menyengat dan menyuntikkan racun yang sangat berbisa. Pedipals atau capit adalah salah satu ciri lain selain ekor melengkung kalajengking. Fungsi kaki penjepit adalah untuk menangkap mangsa, melakukan kawin dan menggali tanah sebagai tempat persembunyian.

Perkembangbiakan kalajengking biasanya berlangsung pada bulan hangat, yaitu mulai akhir musim semi hingga awal musim gugur. Saat memasuki musim kawin dan usia matang, pejantan akan melakukan perjalanan ratusan meter untuk mencari betina yang cocok. Apabila sudah menemukan pasangannya, maka kalajengking akan kawin dengan cara jantan menghadap betinda kemudian melakukan gerakan seperti tarian yang disebut dengan promenade à deux.
Tujuan dari perilaku tersebut adalah untuk menemukan permukaan halus dimana jantan akan mengeluarkan sekresi kelenjar berbentuk tangkai. Akan tetapi ada fakta mengerikan jika setelah perkawinan kalajengking betina masih berada di dekat jantan, maka sang jantan akan membunuh dan memakannya. Biasanya scorpion betina akan kawin dengan beberapa jantan berbeda. Bahkan serangga betina sanggup menghasilkan keturunan tanpa melakukan kawin sama sekali. Kondisi ini disebut dengan parthenogenesis.

Meski tergolong serangga, namun sistem reproduksi kalajengking berbeda dengan serangga pada umumnya. Sebab hewan beracun ini termasuk ovovivipar sehingga tidak bertelur (ovipar). Maksud dari ovovivipar adalah gabungan dari sistem reproduksi ovipar atau bertelur dan vivipar atau melahirkan. Induk akan menyimpan sel telur dalam tubuh kemudian melahirkan keturunan berupa bayi bukan telur. Betina umumnya menghasilkan anak berjumlah 25-35 ekor dalam satu waktu melahirkan.
Proses melahirkan kalajengking dapat berlangsung selama beberapa jam hingga hitungan hari. Anakan kalajengking umumnya berwarna putih dan bagian tubuhnya diselimuti oleh selaput tipis bernama korion. Anakan yang tidak berhasil berganti kulit cenderung akan mati dan tidak mampu bertahan hidup.

Bayi yang keluar dari selaput korion akan berjalan ke punggung induk dan berada diposisi tersebut hingga 50 hari. Bayi tersebut belum mampu untuk mencari atau berburu mangsa, sehingga cadangan energi untuk hidup diperoleh dari tubuh serta air yang diberikan induk melalui lapisan kulit kutikula.
Meski racunnya dikatakan mematikan, namun bagi manusia dampaknya tidak akan sejauh itu. Akan tetapi sengatan scorpion jangan dianggap remeh sebab rasanya sangat menyakitkan. Racun kalajengking mengandung komponen kompleks yang akan berpengaruh pada sistem saraf neurotoksin. Siapapun yang tersengat akan berisiko mengalami komplikasi. (Ramlee)