Wakil Bupati Deli Serdang terpilih periode 2025 – 2030 Lom Lom Suwondo bersama Anggota DPRD Deli Serdang Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa H. Purwaningrum SH. berkenan menghadiri Kontes Entok Jumbo yang diadakan oleh Komunitas Entok Jumbo Sumatera Utara (KEJSU) pada Minggu, 26 Januari 2025. Kegiatan menempati lokasi di Dusun II Ds. Binjai Bakung Kec. Pantai Labu, Deli Serdang – Sumatera Utara.
Suasana meriah sontak menyelimuti Dusun II Ds. Binjai Bakung. Pasalnya, puluhan pecinta entok dari berbagai daerah di Sumetera Utara berkumpul dalam gelaran Kontes Entok Jumbo bertajuk Kopdar dan Kontes Entok Jumbo Perdana Deli Serdang, memperebutkan piala Anggota DPRD Deli Serdang H. Purwaningrum SH.
Ajang ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus adu montok bagi para unggas air bernama entok tersebut. Entok, yang biasanya hanya dikonsumsi jadi makanan rica-rica, hari itu dikonteskan di Deli Serdang. Kontes entok adalah acara yang diselenggarakan untuk menampilkan entok-entok yang mengikuti penilaian.
Acara diawali dengan tarian Tapak Siring (tarian penyambutan), kemudian gunting pita oleh Wakil Bupati Deli Serdang terpilih bersama anggota Dewan, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang begitu khidmat dan Mars Deli Serdang. Tamu undangan pun berkenan memberikan sambutan.
Wakil bupati terpilih Lom Lom Suwondo dalam sambutannya mengapresiasi kontes entok yang diadakan Ds. Binjai Bakung. “Dengan adanya acara seperti ini diharapkan akan melahirkan bibit-bibit entok yang unggul melalui sebuah kompetisi,” tutur Lom Lom Suwondo.
“Saya atas nama pribadi mengapresiasi yang terbaik dilakukan untuk seluruh masyarakat, hal ini menanamkan spirit yang muncul di tengah tengah masyarakat bahwasanya kita harus berkompetisi untuk menciptakan kebaikan, kita harus bereksperimen membuat kebaikan,” tambahnya.
Selaras dengan apa yang disampaikan oleh Wakil Bupati terpilih, Anggota Dewan H. Purwaningrum SH. memuji pelaksanaan kegiatan kontes entok tersebut. “Kontes Entok Jumbo seperti ini sudah seringkali diselenggarakan di Indonesia, namun di Sumatera Utara atau Deli Serdang sendiri, mungkin baru pertama ini diadakan,” katanya.
“Kita berharap kontes ini dapat meningkatkan semangat para peternak entok se-Deli Serdang agar mampu menghasilkan bibit entok yang unggul. Cocok dengan komisi saya sebagai Anggota DPRD Deli Serdang di komisi II yang membidangi Pertanian, Koperasi, dan UKM. Untuk membangun perekonomian dan ketahanan pangan sesuai program dari Bapak Presiden kita, Prabowo.”
Kontes semacam ini akan dapat menjadi ajang promosi peternakan, edukasi, dan silaturahmi sesama pecinta entok. Seperti yang dituturkan oleh Muhamad Arif, Ketua Panitia, bahwa tujuan dari kontes entok adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat umum, sekaligus menjalin silaturahmi sesama pecinta entok, dan mengembangkan jenis-jenis entok yang ada.
Puluhan kontestan dari wilayah Medan, Pematang Siantar, dan Deli Serdang ikut memeriahkan ajang yang bertujuan meningkatkan harga jual serta popularitas unggas jenis entok tersebut. Penghobi yang hadir mengikutsertakan peliharaannya yang terbaik dalam kontes entok jumbo. Dengan mengikuti ajang lomba, potensi nilai jual akan bertambah tinggi, terlebih entok-entok tersebut memiliki predikat juara.
Oleh karena itu, para penghobi dituntut untuk merawat entok jenis jumbo yang telah ada dengan sebaik mungkin. Agar dapat tumbuh secara maksimal. “Memelihara entok jumbo ini memiliki nilai ekonomis lumayan tinggi, karena ada kontesnya,” imbuh pemilik Ayra Farm tersebut.
“Selain untuk lebih mengenalkan ke masyarakat bahwa kini entok juga sudah dilombakan baik dari sisi keindahan warnanya maupun dari postur tubuhnya juga untuk meningkatkan harga atau nilai jual entok itu sendiri karena selama ini cuma buat konsumsi,” tambah Agus Qolihar, salah anggota panitia.
Sebagai contoh saja, jika selama ini satu ekor entok di pasar paling mahal hanya dihargai sekitar Rp 600 ribu – Rp 700 ribu. Namun jika menang kontes, harganya bisa melambung tinggi hingga jutaan rupiah, bisa 3 – 4 kali lipat dari harga pasaran. “Kalau di pasar paling cuma Rp 600 ribu – Rp 700 ribu paling mahal. Kalau yang buat kontes bisa sampai jutaan rupiah,” jelas pemilik Kandang Ngisor Kebon.
“Memelihara entok ini memiliki seni tersendiri,” ujar Muhamad Arif. “Hewan ini sangat mudah dipelihara tidak seperti unggas lainnya. Dari kecil sudah kelihatan bentuk dan bodinya,” katanya lagi. Sebanyak 4 kategori dilombakan dalam kontes ini, mulai dari Ekstrem Jantan, All The Best Basong, Indukan All The Best, dan Jantan Jemoko All The Best.
Acara berjalan semarak. Semua peserta yang datang merasa puas dengan sajian dari panitia. Mereka pun berusaha secara maksimal menampilkan entok-entok terbaik dari kandangnya masing-masing. Juri-juri yang memberikan penilaian pun bekerja dengan nyaman.
Kontes entok ini sendiri serasa special, karena selama ini kontes entok lebih banyak diselenggarakan di Pulau Jawa. Namun nyatanya Deli Serdang –Sumatera Utara juga mampu menghadirkan gelaran lomba yang tidak kalah bagusnya.
Untuk sementara,panitia memang hanya melombakan entok di kategori jumbo atau lebih mengedepankan postur dan bobot tubuh entok yang dikompetisikan. Untuk kategori hias,masih belum, karena tidak banyak yang memilikinya. Untuk kategori jumbo pun juga belum begitu banyak yang berani mengikutsertakan jagoannya.
“Sebenarnya peternak-peternak disini banyak yang memiliki entok jumbo. Tetapi sepertinya mereka masih malu-malu atau kurang percaya diri untuk menampilkan entok peliharaannya,” ungkap Agus Qolihar. “Ini bisa diketahui dari komentar-komentar mereka di media sosial, jika entoknya sebenarnya ada layak untuk dilombakan.”
Lomba dimulai setelah makan siang dan shalat Dhuhur. Sebelum berhak jadi pemenang, kontestan akan dinilai oleh Dewan Juri. Dengan terlebih dahulu melalui tahapan penimbangan berat badan masing-masing entok. Kemudian dilakukan pengukuran panjang badan (paruh sampai dengan ujung kuku).
Lalu pengukuran lingkar badan. Setelahnya dinilai kebersihan dan kesehatan entok. Juga dinilai keserasian postur dari entok tersebut. Nama-nama kontestan pun unik-unik. Mulai dari Gareng, Tahu Goreng, Gogor, Geger hingga Mantili ikut ambil bagian.
Sang pemenang berhak mendapatkan hadiah berupa tropi, piagam penghargaan serta uang pembinaan. Salah satu peserta, mengaku senang lantaran entok miliknya menyabet juara. “Syukurlah mendapat juara,” ucapnya. Entok istimewa inipun sudah ada yang menawar tetapi belum akan dilepas. Bobot tertinggi dikontes kemarin mencapai 5,4 kg.
Bagi penghobi entok jumbo, entok bukan hanya sebagai bahan baku masakan, melainkan bisa menjadi hiburan. Yakni, dilombakan dari segi kebersihan ataupun bobotnya. Dengan bobot seperti itu, jelas akan kewalahan ketika berusaha mengangkatnya. Napas jadi tersengal lantaran berat entok yang tidak lumrah.
Namun jangan salah, menciptakan entok jumbo memang jadi tujuan mereka. Banyak jalan terjal yang dilalui, karena pola pikir masyarakat yang menganggap ternak entok tidak menghasilkan cuan. Secara terang-terangan, perawatan membuat entok biasa menjadi istimewa cukup susah.
Gelaran entok jumbo ini juga terasa begitu meriahnya. Panitia mengikutsertakan masyarakat sekitar lokasi lomba dalam kegiatannya dengan menyediakan permainan berhadiah. Ibu-ibu yang mengikutinya pun tampak sangat antusias. Selain itu tersedia juga lucky draw bagi yang beruntung berupa dua sak pelet dan satu sak jagung giling.
“Terima kasih kepada Bapak Wakil Bupati terpilih Deli Serdang dan Bapak Anggota DPRD Deli Serdang,atas kehadirannya di Kontes Entok Jumbo, Pantai Labu,” ucap Muhamad Arif mewakili segenap panitia. “Terima kasih untuk para sponsorship yang sudah support serta penghobi entok jumbo di Sumatera Utara, semoga tahun depan bisa terselenggara kembali. Mohon maaf jika ada salah dan kekurangan selama berlangsungnya acara.” (Ramlee)