Setelah sempat lama tidak pernah lagi terdengar ada kegiatan, akhirnya Pengcab PPPPSI Nganjuk gelar lomba puter pelung. Gantangan Desa Kecubung Jl Sriwedari Utara Pasar Cubung Nganjuk dipakai untuk kegiatan pun tampak ramai oleh kehadiran para penggila lomba pada Minggu, 24 Nopember 2024.

Mereka hadir dalam rangka memenuhi undangan gelaran Latber Nganjuk Bangkit. “Hari ini Gantangan Desa Kecubung saya pakai untuk kegiatan latber, karena banyak permintaan dari teman-teman yang masih semangat untuk gantang burung,” terang Didik Sugeng Ariyadi Ketua Panitia.

“Kegiatan ini adalah bentuk keinginan dari rekan-rekan untuk kembali menyibukkan diri dengan hobi puter pelung. Alhamdulilah, gelaran lomba burung puter pelung bertajuk Nganjuk Bangkit akhirnya bisa terlaksana setelah beberapa waktu sempat tertunda pelaksanaannya,” tambah Didik.

Mendung tebal sempat menghantui pelaksanaan Latber Nganjuk Bangkit

Beberapa kali Didik berusaha hadirkan kembali lomba puter pelung di Nganjuk, tetapi terkendala dengan padatnya aktivitas lainnya. Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan ini sebagai wujud untuk memberikan kesempatan kepada rekan-rekan penggemar puter pelung agar bisa terus semangat dan tetap eksis untuk menekuni hobinya.

“Selama ini teman-teman Nganjuk lebih banyak hadiri kegiatan di luar daerah, sementara penghobi lainnya bahkan tidak terdengar lagi kabarnya. Makanya hari ini kami upayakan ada gelaran lomba kembali untuk mengajak para penghobi hadir kembali ke gantangan.”

Acara berjalan lancar tanpa hambatan apapun

Ditambahkan bahwa kegiatan kali ini membuka dua kelas Pemula dan kelas Utama. “Kami mengawali kegiatan ini dengan kelas Pemula dulu baru kemudian kelas Utama. Beberapa penghobi puter pelung dari luar daerah turut hadir, seperti dari Kota Blitar, Tulungaggung, dan Kediri,” ujar Didik.

Diharapkan nantinya ke depan, kegiatan serupa dapat diagendakan rutin. “Saya berharap setelah ini Pengcab Ngajuk bisa rutin mengadakan kegiatan sehingga semangat rekan-rekan makin meningkat, semoga bisa terlaksana,” harap Didik.

Lebih lanjut disampaikan bahwa lewat event seperti ini diharapkan jalinan silaturahmi bisa tetap terjaga dengan baik antara sesama puter pelung mania. “Saya kira hanya dengan kegiatan hobi, maka kita bisa terus bersilaturahmi, karena satu sama lain memiliki kesibukan,” tutur Mbah Demang, peserta dari Kediri yang bersemangat hadir.

“Jadi adanya kegiatan seperti ini sebagai sarana agar kami bisa tetap bertemu, bersenda gurau, dan mempererat jalinan persaudaraan,” sambung Mbah Demang. “Sekalian agar burung-burung yang ada juga bisa tetap terkondisi untuk lomba dan tidak hanya di kandang saja.”

Di kelas Pemula terjadi diskualifikasi karena melebihi batas penilaian

Pagi itu, cuaca seakan tidak merestui pelaksanaan kegiatan di Nganjuk, karena mendung tebal menggelayut di sekitar lokasi. Kondisi ini semakin menambah kekuatiran panitia dan para mania yang hadir akan turunnya hujan.

Namun seiring waktu, matahari pun muncul memancarkan sinar terangnya. Segera saja sesi pertama disiapkan. Kelas Pemula dimainkan terlebih dahulu. Panitia juga menginformasikan bahwa di kelas Pemula ada pembatasan bendera hanya sampai empat warna saja.

Mbah Demang bersama Didik

“Untuk kejurian, Panitia menegaskan bahwa penilaian berdasarkan aturan yang sudah ditetapkan oleh PPPPSI. Biar yang juara di kelas Pemula ini memang burung-burung yang sesuai kelasnya. Sehingga tidak sampai burung di luar kelas Pemula ikut turun,” tegas Didik.

Terlihat sekali kekompakan yang terjalin antar peserta. “Saya senang teman-teman bisa kompak dan guyub, semoga bisa terus berlanjut,” ungkap Didik. Lebih lanjut disampaikan bahwa penjurian dilakukan secara ketat dan fair play.

Di kelas Pemula, keriuhan sempat terjadi ketika gaco yang dinaikkan Mbah Demang melaju cepat, bahkan bendera empat warnanya juga mendapatkan bendera usulan dari juri penilai. Hingga akhirnya bendera lima warna pun turun.

Resmi pula gaco Mbah Demang terkena diskualifikasi pembatasan nilai untuk kelas Pemula. “Saya katakan pada para juri agar menilai burung sesuai kualitas, jangan memandang burung milik siapa, jika jelek jangan sampai dikasih nilai lebih, begitu sebaliknya,” kata Didik. “Kami memang tegas dalam pelaksanaan penjurian. Pelomba juga menyadarinya dan tetap legowo burungnya terpaksa diturunkan.”

Para juara menyempatkan diri berfoto bersama

Empat babak penjurian yang diberikan berjalan tanpa hambatan dan penentuan peraih juaranya. Untuk kelas Pemula, juara pertama berhasil diraih oleh Seribu Naga debutan KJM Sanan Kulo, poduk ternak MJM 193 yang digantang pada nomor 21.

Disusul kemudian oleh Asoka orbitan Mbah Demang Kediri bergelang Mikail 888 yang menempati nomor gantangan 6. Tempat ketiga berhasil ditempati burung bernama Mbah Demang rawatan Su’udi Nganjuk, puter pelung ring Ori 649 yang ada di gantangan 18.

Sementara untuk podium pertama di kelas Utama berhasil direbut Judi Online. Amunisi Mbah Demang, puter pelung dengan ring MJ 549 yang digantang pada nomor 18 tampil ciamik sehingga tanpa segan juri menghadiahkan nilai terbaik.

Menyusul pada urutan kedua Booming andalan Su’udi, puter pelung bergelang Fla 823 yang digantang pada nomor 7. Posisi ketiga menjadi milik Bintang ring LMS 164 besutan Kecil Kediri yang ada di gantangan nomor 28. Di akhir acara, panitia mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran peserta yang telah meramaikan acara. Dan permintaan ma’af disampaikan jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan. (Ramlee/2D)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *