Kembali Pengcab PPPPSI Madiun menggelar Latber di Gantangan Benggol Joyo Jl Ardodali Demangan, yang dihelat pada Sabtu, 28 Januari 2023. Pengcab Madiun mencoba konsisten untuk tetap menggelar lomba seni suara alam burung puter pelung di tengah kelesuan yang dirasakan oleh semua penghobi burung ini.
Heri Suprapto, Ketua Pelaksana kegiatan mengatakan bahwa agenda ini memang untuk memberikan kesempatan kepada puter pelung mania buat menampilkan burung-burungnya agar bisa merasakan persaingan di gantangan. Sekalian menakar sejauh mana kemampuan gaco-gaco yang ada.
Selepas pandemi, memang animo puter pelung mania malah dirasakan menurun. Hantaman pandemi memang terasa sekali. Khususnya di hobi burung anggungan puter pelung. Lomba-lomba yang diadakan tidak seramai biasanya.
“Hantaman pandemi Covid-19, memang terasa sekali dampaknya di segala sektor termasuk penggemar burung puter khususnya puter pelung,” ujar Heri Suprapto. “Setidaknya dengan adanya gelaran ini panitia ingin memberikan kesempatan kepada mereka agar bisa bersemangat untuk menyemarakkan hobi puter pelung.”
“Harga puter pelung dipasaranpun turun drastis, sedangkan makanan burung berupa milet melambung tinggi sehingga berdampak pada peternak juga pelomba,” jelas Heri. “Namun demikian kita pecinta angungan puter pelung tidak perlu berkecil hati, khususnya di Pengcab Madiun.”
“Kami selaku Pengcab Madiun, akan selalu mendorong penghobi puter agar selalu bisa berkompetisi dan berani menampilkan hasil ternakannya di latber yang kita selenggarakan rutin ini. Semoga dari latber-latber seperti ini, nanti dapat memunculkan jawara-jawara puter,” harap Heri.
Burung-burung jawara ini nanti juga diharapkan bisa eksis di lomba-lomba pada tingkat nasional. Peserta Latber Pengcab Madiun kali ini dihadiri baik pemula maupun pemain senior. “Saya ingin agar pemula bisa ikut berlomba, menggantangkan burungnya dan kalau bisa juga meraih juara agar mereka tetap semangat untuk main puter pelung,” terang Ketua Pengcab Madiun.
Lomba kali ini masih tetap menandingkan kelas Pemula dan kelas Utama. Diikuti peserta dari Ponorogo, Magetan, Ngawi, Tuban, dan Bangkalan. Memang tidak seramai biasanya, namun yang datang masih tetap antusias menampilkan burung-burung mudanya.
Cuaca cerah dan cenderung panas mengawal acara dari awal hingga akhir. Para juri yang diturunkan untuk menjadi juru vonis bekerja dengan baik tanpa ada intervensi. Untuk kelas Pemula berhasil diraih oleh Kompas orbitan anyar Dwi Priyanto Ngawi produk ternak DP 171 yang digantang pada nomor 29.
Sedangkan tempat kedua diisi oleh Bledug Ireng andalan Muhlis MAB BF Ngawi ternakan MAB 22 yang menempati nomor kerekan 22. Posisi ketiga ada Semeru besutan Dwi Priyanto lainnya bergelang DP 153 yang digantang pada nomor 27.
Sementara di kelas Utama, persaingan ketat terjadi. Pada babak awal memang tidak tampak ada yang menonjol. Baru di babak kedua, kejutan terjadi di gantangan 37 setelah bendera lima warna tertancap di sana.
Pada babak ketiga, gantangan nomor 22 mencoba mengimbangi dengan keberhasilannya meraih bendera lima warna. Namun gantangan 37 masih belum mengendor dengan tetap berhasil raih bendera lima warna pula. Meskipun gantangan 37 masih tetap memimpin tetapi jaminan jadi pemuncak belum didapat.
Penentuan untuk melihat siapa yang berhak menyandang yang terbaik berlangsung hingga babak keempat. Dengan kualitas anggung yang dipunyai gantangan 37, maka juri tidak segan-segan mengganjarnya kembali dengan koncer lima warna.
Empat babak penjurian yang dilakukan, akhirnya memutuskan posisi kejuaraan di kelas Utama dengan juara pertama berhasil diraih Pesona amunisi Idola BF dari Tuban. Pesona hasil ternakan Pogo 621 yang menempati nomor gantangan 37, setelah mengantongi tiga kali bendera lima warna dan sekali bendera empat warna.
Disusul kemudian oleh Bledug Ireng andalan Muhlis MAB BF Ngawi yang digantang pada nomor 22. Meskipun pada babak keempat berhasil meraih lima warna kembali, namun perolehan nilainya tidak bisa mengejar sang juara.
Dan Kompas gaco Dwi Priyanto di gantangan nomor 29 ikut mengisi posisi kejuaraan di urutan ketiga. Kompas sendiri sebelumnya sukses merebut podium juara di kelas Pemula. Performanya belum bisa mengimbangi dua burung teratas.
“Wah, ternyata burung-burung yang turun di kelas Utama lumayan juga kualitas anggungnya,” komentar beberapa pemain yang menikmati persaingan di kelas Utama. “Iya, ini dari hasil pantauan kami ternyata kualitas burung sangat lumayan bagus untuk sekelas latber,” tutur Heri memuji.
“Ini artinya bahwa peserta sangat menjaga hasil rawatan maupun hasil ternakannya. Semoga diwaktu yang akan datang, akan selalu bermunculan burung-burung berkualitas yang akan menambah semaraknya di hobi burung puter ini. Selamat untuk para pemenang lomba, teruslah semangat untuk menyajikan burung burung berkualitas,” pinta Heri di akhir acara. (Ramlee/HS)