Lapangan Glidung Bondowoso dimeriahkan oleh kehadiran para dekoe mania untuk mengikuti latihan bersama dinilai (latbernil) derkuku. Acara yang tergelar pada Minggu, 4 Juni 2023 itu membuka tiga kelas yakni kelas Bebas, kelas Pemula, dan kelas Centelan.

H. Ichwanto, Ketua Pengcab PPDSI Bondowoso, mengaku bahwa acara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengisi waktu kosong selain memberikan wadah bagi dekoe mania Bondowoso yang mulai tumbuh. “Namanya penghobi selalu ingin ada kegiatan,” terang H. Ichwanto.

Sebelumnya sudah ada jadwal dari PPDSI yang ada di wilayah Tapal Kuda yang meliputi Pengcab Jember, Bondowoso, dan Situbondo, yakni latber setiap bulannya. Yang dilaksanakan secara bergilir diantara Pengcab-Pengcab yang ada tersebut.

Dekoe mania begitu bersemangat mengikuti latbernil yang digelar PPDSI Bondowoso

“Kita tidak mau diam hanya menunggu kegiatan di tapal kuda, makanya ketika ada waktu kosong, kami langsung adakan acara,” terang H. Ichwanto. Lebih lanjut dikatakan bahwa selain sebagai ajang menyalurkan hobi, acara ini bertujuan untuk mengukur kemampuan derkuku-derkuku para dekoe mania yang ada di Bondowoso.

Tetapi pihak panitia mempersilahkan dekoe mania dari mana saja untuk ikut bergabung. Sehingga nantinya para gaco ini bisa lebih siap dalam menghadapi gelaran-gelaran di luar Bondowoso atau wilayah tapal kuda sendiri dengan skala yang lebih besar.

Puluhan burung derkuku berkompetisi menjadi yang terbaik

Setidaknya ini menjadi bagian dari pembelajaran khususnya pada pemula. Sekaligus memberikan jam terbang yang cukup bagi juri-juri di tapal kuda yang telah mengikuti diklat di Jember beberapa waktu yang lalu.

Kehadiran burung dengan kualitas lebih bagus, mampu menjadi pelajaran berharga bagi pemula, bagaimana kualitas burung bagus yang harus dimiliki, sehingga nantinya mereka bisa lebih peka dalam memilih burung. Juga dalam mengorbitkan burung dengan kualitas yang lebih bagus serta lebih baik lagi.

Latbernil itu sendiri dijadwalkan akan berjalan sebanyak 10 putaran dengan pemberian poin untuk yang mampu berprestasi. Rencananya akan digelar setiap dua minggu sekali, dengan cacatan tidak bertabrakan jadwal dengan latber tapal kuda yang sudah berjalan sebelumnya.

Ada yang menarik dengan kelas yang dibuka yakni kelas centelan. Ini adalah istilah lain dari kelas piyik hanging yang telah ditetapkan oleh PPDSI saat Munas pada 18 Februari 2023 di Yogyakarta. Dimana hasil munas memutuskan penambahan kelas yang dilombakan, salah satunya adalah kelas piyik hanging.

Sambil bersantai menikmati alunan anggung burung derkuku di atas tiang kerekan

Tidak semua burung bisa mengikuti kelas ini. Karena merupakan kelas khusus untuk burung muda/piyik dengan umur maksimal 5 bulan. Ditandai dengan burung tidak boleh terlihat bekur-bekur lebih dari 2 kali dalam satu babak karena dianggap sudah birahi (dewasa), jika itu yang terjadi maka burung akan terkena diskualifikasi, dan harus dimasukkan ke kelas Pemula.

Para pemula yang hadir mengaku mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan ini. “Acara hari ini adalah bagian dari proses belajar saya mengenal lebih jauh bagaimana derkuku yang bagus dan layak lomba, saya juga mendapatkan banyak ilmu dari para senior,” tutur Anggi. “Ternyata asik juga main kelantan ya mas, baru kali ini saya turun di kelantan.”

Serius perhatikan kinerja burung gacoannya

Acara berjalan lancar dengan dukungan cuaca cerah, membuat semua peserta merasa puas. Empat babak yang disediakan untuk memilih para juara di tiga kelas yang dibuka akhirnya memutuskan bahwa untuk juara di kelas Bebas, posisi pertama berhasil diraih Bintang Panglima orbitan Saiful Bahri, derkuku ring Semeru 74 yang menempati nomor kerekan 23.

Dilanjutkan kemudian Dia Lagi andalan Budi Idola ring Idola yang dikerek pada nomor 20 sebagai juara kedua. Dan tempat ketiga menjadi milik Bintang Semeru derkuku polesan Saiful Bahri produk Semeru 73 yang menempati nomor kerekan 21.

Di kelas Pemula, Angkasa debutan Slamet berhasil menjadi yang terdepan. Derkuku ternakan Arjuna 50 yang dikerek pada nomor 44 mampu mempertahankan tekanan musuh dan ditetapkan sebagai juara pertama. Angkasa begitu mendominasi di gelaran lomba di wilayah tapal kuda.

Disusul kemudian produk ternak GTA 608 yakni Gede, rawatan Pujiadi pada kerekan nomor 39 berhasil menempati urutan kedua. Sedang tempat ketiga diraih oleh Anak Santri gaco Zarkasi ring GTA 120 pada kerekan nomor 49.

Hidangan makan siang secara prasmanan memanjakan para mania

Beberapa orang yang ada di lokasi sempat bertanya kepada Slamet pemilik Angkasa bagaimana perawatan agar burung bisa stabil saat ada di kerekan. “Kuncinya burung harus dijemur setiap hari mas,” tutur Slamet singkat.

Hary yang dipercaya jadi penangung jawab acara, mengakui bahwa acara ini sangat baik untuk mengasah kemampuan burung dan juga kemampuan pemiliknya. “Dari acara seperti inilah, kita bisa banyak belajar dan mendapatkan ilmu yang sudah dimiliki oleh para senior, sehingga kita bisa lebih siap menghadapi hobi derkuku yang makin semarak,” kata Hary.

Para penghobi begitu menikmati sajian yang diberikan pihak tuan rumah

Untuk kelas Centelan diurutan satu ditempati Ito Legi milik Budi Idola sedangkan diurutan kedua ditempati Nyi Ronggeng milik H Ichwanto dan diurutan ketiga Bimo Sakti milik Ibo. Menurut H. Ichwanto sebagai Ketua PPDSI Bondowoso, gelaran ini akan terus dilakukan untuk menghidupkan hobi derkuku di wilayah tapal kuda.

“Meskipun dengan pendaftarann yang relatif murah, gelaran latbernil akan kami kemas sebaik mungkin,” janji H. Ichwanto. “Mantap pak, meskipun pendaftaran murah masih diberikan hidangan makan siang yang cukup banyak, terima kasih panitia. Gelaran berikutnya wajib hadir,” sahut Sakur Jayadi pemilik gaco Raja Panji.

“Semoga acara ini berjalan mulus hingga putaran ke-10. Akan kami siapkan kejutan untuk pengumpul poin tertinggi. Dan kami berharap dukungan seluruh dekoe mania Setapal Kuda untuk saling support dan mendukung,” ujar Hary menutup acara. (Ramlee/SB)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *