Liga Derkuku Indonesia tahun 2024, kembali bergulir untuk yang keempat kalinya dengan tajuk Walikota Blitar Cup #1. Menempati lokasi di Lapangan Kantor Kelurahan Bendo Jl. Belawan, Bendo, Kec. Kepanjenkidul – Kota Blitar. Gelaran dilaksanakan pada Minggu, 11 Agustus 2024.
Agenda PPDSI Blitar bekerjasama dengan Pemkot Blitar kali ini berjalan sesuai rencana. Diawali dengan sambutan dari Walikota Blitar Drs. H. Santoso, M.Pd. Dalam sambutannya Walikota Blitar menyampaikan apresiasinya kepada segenap jajaran PPDSI Blitar yang telah menyelenggarakan kegiatan lomba derkuku di Kota Blitar.
Dan Kelurahan Bendo terpilih menjadi tempat pelaksanaan agenda PPDSI Blitar. Ini karena Kelurahan Bendo memberikan fasilitas untuk pelaksanaan lomba burung, khususnya burung perkutut dan derkuku. Fasilitas yang disediakan pun cukup representatif.
Muhammad Makrus SE, Ketua PPDSI Pusat pada kesempatan itu berharap kolaborasi cantik antara Pemkot Blitar bersama dengan PPDSI Blitar dapat terus berlanjut. Kedepannya arena lomba di Kantor Kelurahan Bendo tersebut diharapkan juga dapat terus digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan lomba derkuku.
Event Walikota Blitar Cup #1 dibuka ditandai dengan pelepasan burung derkuku oleh Walikota Blitar, sebagai wujud ikut melestarikan keberadaan burung derkuku di alam bebas. Ada tiga kelas yang dilombakan dalam perebutan posisi kejuaraan, yakni kelas Pemula, kelas Yunior, dan kelas Senior.
Ketiga kelas yang dilombakan inipun memiliki makna yang luar biasa bagi para peserta. Kemenangan yang akan mereka raih begitu berarti, selain untuk membuktikas kualitas anggung burung derkuku andalannya masing-masing, masuk daftar juara adalah incaran yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Karena prestasi tersebut akan berdampak pada gelaran selanjutnya. Meskipun pada agenda LDI 2024 Putaran 4 ini, para dekoe mania tanah air datang untuk memenuhi undangan panitia juga dalam rangka bersilaturahmi dengan para pecinta derkuku lainnya.
Namun meraih podium juara pada masing-masing kelas yang mereka ikuti, adalah target yang harus direalisasikan. Hal itu sebagai pembuktian bahwa burung derkuku miliknya memang layak untuk menyandang predikat sebagai jawara.
Selain itu dalam setiap podium yang diraih, khususnya untuk posisi 10 besar kejuaraan akan mendapatkan poin. Poin tersebut bakal menentukan masa depan derkuku yang dimaksud. Semakin sering meraih juara di posisi 10 besar, maka kesempatan untuk menjadi derkuku terbaik sekaligus juara sejati Liga Derkuku Indonesia Tahun 2024 pada akhir putaran liga akan terbuka lebar. Suatu kebanggaan tersendiri tentunya.
Seperti yang pernah diutarakan oleh H. Hari Imawan selaku Ketua Bidang Lomba PPDSI Pusat bahwa akumulasi poin inilah yang akan menentukan seberapa besar kesempatan peserta untuk bisa menembus podium paling depan. Semakin tinggi raihan kejuaraan pada setiap liga, maka kesempatan dan peluangnya akan semakin besar.
Panitia Walikota Blitar Cup #1 menyediakan sebanyak 168 tiang gantangan. Dengan rincian kelas Pemula ada 84 tiang gantangan yang terdiri dari dua blok. Sementara untuk kelas Yunior disediakan 42 tiang gantangan, dan kelas Senior 42 tiang gantangan.
Seperti gelaran LDI 2024 sebelumnya, semua kelas mendapat dukungan dari dekoe mania Nusantara. Tampaknya antusias dekoe mania untuk mendukung kegiatan ini masih tetap besar. Karena seluruh tiket yang disediakan panitia, nyaris ludes tanpa sisa.
Kondisi inilah yang berdampak pada proses penjurian. Tidak sedikit burung-burung yang ada di ujung tiang kerekan memperlihatkan kualitas anggungnya yang bagus. Hadirnya pemain-pemain pendatang baru dengan gacoannya masing-masing akan membawa terjadinya siklus perubahan ke arah yang lebih menggembirakan.
“Saat ini kualitas derkuku yang hadir di lomba-lomba terutama LDI ini mengalami peningkatan yang luar biasa,” terang Guntur, juri nasional dari Yogyakarta. Lebih lanjut disampaikan bahwa harapan ke depan, persaingan perebutan posisi kejuaraan akan berlangsung lebih seru dan menegangkan lagi.
Seperti yang terjadi dalam LDI kali ini. Ada Pinayungan, derkuku orbitan Joko SJ dari Tulungagung yang berhasil meraih podium pertama di kelas Senior. Derkuku bergelang SJ 99 yang menempati nomor kerekan 23 berhasil menjadi yang terbaik setelah meraih bendera lima warna pada babak pertama dan kedua, selanjutnya bendera enam warna dua kali.
Tidak tanggung-tanggung, Pinayungan mampu lolos dari hadangan burung-burung bergelang B2W yang selama ini selalu merajai arena Liga Derkuku Indonesia. Itu artinya bahwa kualitas yang dipertontonkan produk satu ini tergolong luar biasa dan menjadi daya tarik tersendiri di kalangan dekoe mania, khususnya mereka yang memang tengah berburu produk unggulan.
Padahal Pinayungan sendiri nyaris tidak bisa berangkat, seperti penuturan Joko SJ sang pemilik. Ketika jelang berangkat ke arena lomba, mendadak ada kepentingan keluarga. Bahkan sampai pertengahan babak ketiga Pinayungan tanpa suporter, baru ketika memastikan mampu mendapatkan enam warna, Joko SJ merapat memberikan semangat burung kesayangannya tersebut.
“Alhamdulillah banget, maaf saya tidak bisa berkomentar banyak. Yang jelas hari ini seneng dan bahagia banget. Akhirnya Pinayungan bisa berprestasi gemilang di ajang LDI. Tadi juga cul-culan tanpa saya dampingi karena ada keperluan,” ucap Joko SJ.
Beberapa dekoe mania lainnya juga turut gembira saat Pinayungan diumumkan sebagai juara pertama di kelas Senior. “Pinayungan memang hebat,” ujar mereka singkat. Pinayungan telah menunjukkan kematangan anggungnya beberapa tahun terakhir, meskipun belum bisa meraih hasil tertinggi.
Posisi berikutnya nama-nama burung dari kandang legendaris B2W Sleman mendominasi urutan kedua hingga keempat. Pada posisi kedua ada Dewabrata bergelang B2W 3109 di tiang nomor 21 dengan raihan bendera lima warna tiga kali dan enam warna pada babak kedua.
Dilanjutkan kemudian oleh Kamajaya ring B2W 3688 di tiang nomor 25 berada di peringkat ketiga. Dan sang legenda Narasoma ring B2W 1418 harus puas menempati tempat keempat, setelah tampil kurang meyakinkan sepanjang empat babak.
Di kelas Yunior, podium pertama menjadi milik Idola Shorea bergelang B2W 3665 amunisi Shorea BF Sleman ring B2W 3665 yang dikerek pada nomor 138. Posisi kedua jadi milik Monalisa ring PN 356 milik Sekretariat TGR Tulungagung. Kedua burung teratas ini memiliki total nilai sama setelah menuntaskan empat babak mendapatkan bendera lima warna tiga kali dan menutupnya dengan enam warna.
Hasil rekap dari penilaian para juri menetapkan Idola Shorea jadi juara setelah unggul di suara aduan. Sedangkan tempat ketiga ada Gandrung orbitan Makrus dari Blitar ring MKS 1300 pada kerekan nomor 146, berkat raihan bendera lima warna empat kali.
Di kelas Pemula, juara pertama berhasil diraih Wayang bergelang Wayang 063. Burung juara LDI 2023 milik King Kevin dari Solo yang dikerek pada nomor 57. Disusul kemudian pada urutan kedua ada Nyawani ring SJ 88 debutan Joko SJ Tulungagung di tiang 51. Menutup tiga besar ada Gardo Suci ring Kla 257 besutan H. Cengik Blitar di tiang nomor 55.
Wajah sumringah ditunjukkan oleh Jatmiko pemilik Jat BF Solo seusai penetapan para juara. Ini setelah Dinda bergelang Dinda 17, burung gacoannya tersebut mampu menempati peringkat ke-5. “Alhamdulillah, Dinda masih bisa berprestasi meskipun hanya peringkat kelima, mentalnya harus terus diasah. Di awal lomba sempat ada layang-layang jadi konsentrasinya terganggu,” jelas Jatmiko.
Dengan mendapatkan bendera empat warna pada babak pertama, lalu bendera lima warna pada babak kedua ketiga, tetapi sayang pada babak keempat kembali hanya mendapatkan bendera empat warna saja. “Tadi pas babak keempat angin bertiup cukup kencang, jadi Dinda tidak bisa maksimal, masih banyak kesempatan buat Dinda untuk berkembang,” lanjut Jatmiko bangga. (Ramlee/Jat)