Pengcab PPDSI Surakarta kembali menyelengarakan Liga DMS. Kali ini merupakan putaran yang ke-lima, event bertajuk TKL BF Cup masih menempati lokasi yang sama dengan gelaran putaran sebelumnya, yakni di Lapangan Gawanan Colomadu, Karangayar. Acara berlangsung sukses dan lancar.



TKL BF merupakan farm derkuku ternama dari Tulungagung Jawa Timur yang telah lama hadir dalam kegiatan-kegiatan derkuku di tanah air. Hasil kandangnya pun telah menyebar kemana-mana dengan kualitas yang tidak diragukan lagi.
“Puji syukur, kami bisa menggelar jadwal Liga DMS dengan lancar dan sukses,” terang Agung Cahyanto selaku Ketua Pengcab PPDSI Surakarta. “Hari ini adalah kegiatan yang kelima kalinya.” Disampaikan juga bahwa kegiatan ini adalah bentuk eksistensi DMS dalam mendukung semarak hobi derkuku.

“Kami adalah bagian dari hobi derkuku di Solo. Liga DMS ini adalah satu diantara program yang sudah kami laksanakan dengan tujuan agar hobi derkuku di sini semakin semarak,” sambung pemilik Sadewa ini. Meski kegiatan di Solo dan luar kota terbilang padat, namun tidak sampai mengurangi antusias peserta untuk mengikuti kegiatan.
DMS sepertinya memiliki massa sendiri, sehingga setiap kali ada kegiatan, maka peserta akan antusias mengikuti event mereka. “Selama ini kami berusaha menjaga silaturahmi dan kekompakan diantara peserta, pengurus, dan juga peserta,” ujar Jatmiko salah satu panitia.

Semua dilakukan dengan tujuan agar agenda DMS selalu mendapatkan dukungan. Terlebih agenda DMS bukanlah semata-mata hanya milik dekoe mania yang ada di sekitaran Solo Raya. ”Liga DMS yang telah bergulir tidak hanya semata – mata milik anggota DMS saja, tetapi terbuka untuk siapa saja,” lanjut Jatmiko.
“Seperti halnya kegiatan DMS yang sudah berlangsung mendapat dukungan dari Dago BF Bandung, NW BF Bogor, dan kemarin TKL dari Tulungagung,” jelas pemilik Jat BF. Hal ini tentunya perlu diapresiasi. Setiap gelaran latber ataupun putaran liga tentunya butuh suport dari berbagai PengCab daerah.

Lebih lanjut disampaikan oleh Kumar Dalip bahwa kegiatan ini sebagai wujud kebersamaan yang harus selalu terjaga dengan baik antara pihak Pengcab dan Komunitas. “Liga ini merupakan program yang telah dirancang dengan baik oleh Pengcab Surakarta,” ujar Dalip yang juga seorang juri Nasional.

Dengan cara seperti inilah, diharapkan perkembangan hobi derkuku akan bisa berkembang lebih baik. Liga DMS kali ini dihadiri tiga blok peserta dari Solo Raya dan ditambah dekoe mania dari Tulungagung yang tergabung dalam Tim TGR.

Totok dari TGR saat ditemui mengungkapkan sebetulnya kemarin belum ada ada rencana mau datang ke Solo tetapi setelah menyadari bahwa dekoe mania yang ada di Solo juga masih saudara sendiri, niatan itu akhirnya timbul.
“Weh iki Solo kan dulor dewe mosok gak teko yak opo rek,” ungkap Totok dengan penuh semangat. Tak ayal kehadiran Tim TGR dari Tulungagung membuat peserta lain merasa tertantang. Karena burung-burung dari Tulungagung mempunyai prestasi bagus dan terbiasa berada di daftar kejuaraan.


Sukses pelaksanaan Liga DMS seakan menjadi pembuktian bahwa dukungan dekoe mania terhadap gelaran ini sangat baik. Konsistensi panitia terhadap penyelenggaraan kegiatan, menjadi salah satu faktor penentu. Kepercayaan dekoe mania terhadap kegiatan ini bisa dikatakan bagus.
Ada tiga blok disiapkan oleh panitia. Peserta datang selain dari Solo Raya juga datang dari Purworejo, Semarang, dan Tulungagung. Yang cukup menarik perhatian adalah hadirnya Fariq penggantang cilik anak Irul Pak Tani BF. Bisa dikatakan Irul adalah peserta paling muda karena masih kelas 2 SD. Ternyata Irul telah menularkan hobi ke anak kandungnya dengan mengajak ke arena lomba.


Bahkan Irul harus mengerek sangkarnya sendiri. Dengan teriakan khas aba-aba komando dari ayahnya Komandan Irul, Irul mengerek gacoannya pelan-pelan. “Ayo le… terus tarik sampe atas …dah stop …talinya ikatkan yang kuat,” teriak Irul.

Cuaca cerah dan cenderung panas, ditambah dengan hembusan angin memberikan fenomena tersendiri. Para jawara yang ada di atas tiang gantangan harus memaksimalkan kondisi yang ada agar bisa mendapatkan penilaian terbaik dari para juri.



Jalannya penilaian berjalan lancar, peserta terlihat lebih tenang. Tidak banyak teriakan yang terdengar. Semua mengikuti proses penjurian dengan lebih banyak diam, meski sesekali terdengar suara, namun itu tidak terlalu berarti.
Empat babak penjurian berlangsung dan akhirnya ditentukan posisi kejuaraan. Untuk podium pertama di kelas Senior berhasil menjadi milik Sentiaki amunisi N3 BF Tulungagung, derkuku ternakan N3 436 yang dikerek pada nomor 150 berkat raihan bendera empat warna pada babak pertama dan lima warna pada tiga babak berikutnya.

Posisi kedua ditempati Oscar andalan NSK Solo, derkuku bergelang TKL 2597 yang menempati nomor kerekan 41. Tempat ketiga dimenangkan Khasantuko gaco Wawan Soba Solo, burung bergelang B2W 3467 yang dikerek pada nomor 45. Kedua burung sejatinya mendapatkan nilai yang sama, namun ada kelebihan yang membuat harus dibedakan posisi juaranya.
Untuk podium pertama kelas Junior, berhasil menjadi milik Setyaki, amunisi H. Sunaryanto Solo, derkuku bergelang Arya 55 yang dikerek pada nomor 19. Tempat kedua dihuni Tirtonadi andalan Wawan Soba Solo Baru, produk ternak B2W 2190 yang menempati nomor kerekan 29. Dan tempat ketiga dimenangkan Garuda, orbitan N3 BF Tulungagung, derkuku ring N3 108 yang berada di nomor kerekan 174.

Di kelas Pemula, juara pertama diraih Kasmaran debutan Jose dari Solo, burung ternakan LMS 411 yang berada di nomor kerekan 57 mampu tampil menawan. Menyusul pada urutan dua Putra Wonogiri besutan Supriyanto Kartasura, ternakan Sero 450 yang dikerek pada nomor 101 dan tempat ketiga dimenangkan Caisar 68, orbitan Dorrick Sukoharjo ring Dorrick 68 yang berada di nomor kerekan 80.
Diakhir acara, segenap panitia mengucapkan terima kasih atas dukungan TKL BF dan Tim TGR Tulungagung dan kehadiran semua peserta. Permohonan ma’af juga disampaikan jika ada hal-hal yang kurang berkenan selama acara berlangsung. (Ramlee/Jat)
