Hampir setiap hari di media sosial selalu ada pertanyaan tentang jantan atau betina untuk burung yang ditunjukkannya. Ini utamanya diajukan oleh yang baru saja memutuskan memelihara burung. Saat tidak segera bunyi atau akan diternak namun tidak kunjung berjodoh, maka keraguan akan jenis kelamin burung yang dipeliharanya timbul.
Juga seringkali terjadi saat beli ke peternak dan meminta jantan atau betina maupun sepasang nyatanya tidak sesuai dengan harapan. Apalagi jika membeli di pasar burung. Ya, itu terjadi karena burung yang dimaui biasanya masih berumur muda, sehingga tidak seberapa tampak ciri khas yang dapat menentukan jenis kelaminnya.
Kesulitan seperti ini memang dialami hampir semua orang dalam menentukan jenis kelamin burung yang hampir sama dilihat dari ciri fisiknya. Bahkan seseorang yang telah berpengalaman pun terkadang juga masih salah dalam menentukan jenis kelamin burung yang diamatinya. Maka yang terjadi adalah penggunaan istilah prediksi. Ini untuk menentukan jenis kelamin burung-burung yang masih teramat muda.
Apalagi jika penghobi berniat untuk mengembangbiakkannya. Dikira sudah sepasang, karena sewaktu beli di tempat penangkaran asalnya juga dipillihkan yang sepasang, namun setelah ditunggu setahun nyatanya betina semua atau jantan semua.
Kelompok Aves sebagian besar memiliki sifat monomorfik yaitu sulit dibedakan secara morfologi antara individu jantan dan betina sehingga hal ini menyebabkan penentuan jenis kelamin secara morfologi sulit dilakukan (Cerit dan Avanus, 2007). Menurut Griffiths et al. (1998), lebih dari 50% spesies burung didunia pada karakter morfologi eksternalnya bersifat identik.
Pada burung dimorfik, burung dewasa memperlihatkan karakteristik yang berbeda antara jantan dan betina, sehingga penentuan jenis kelaminnya dapat dilakukan dengan mudah. Karakteristik ini seringkali sulit diamati atau bahkan tidak ada pada anakan burung (Ellegren dan Sheldon, 1997).
Berikut beberapa cara yang bisa digunakan dalam menentukan jenis kelamin burung secara umum :
1. Tulang supit
Pegang burung lalu raba bagian belakang (daerah anus), di bawah anus terdapat 2 tonjolan tulang, banyak orang menyebut sebagai tulang supit atau tulang selangka.
Jantan mempunyai tulang supit yang terasa keras pada ujungnya dan sangat rapat, sementara betina sebaliknya kalau diraba akan terasa agak lunak dan renggang.
2. Suara
Saat burung menginjak usia dewasa (6 bulan keatas), akan sangat jelas perbedaannya. Hal ini dapat dilihat dari suara dekuran (mbekur)nya burung tersebut (burung saat berbunyi bergerak mengangguk-angguk).
Pada jantan akan kelihatan dan terdengar suara mbekurnya untuk menarik perhatian pasangannya, dengan suara yang terdengar keras dan berulang-ulang. Betina, akan memanggil jantannya dengan suara seperti mbekur tapi suaranya pelan dan tidak berulang-ulang.
3. Sorot mata
Burung jantan mempunyai sorot mata yang tajam, sebaliknya betina sorot matanya terlihat sayu.
4. Posisi mata
Posisi mata sering kali bisa dibuat acuan untuk menentukan jenis kelamin burung kesayangan kita. Mata burung jantan mempunyai posisi diantara garis paruh (jika ditarik garis lurus dari paruh ke arah mata), dan betina posisi matanya di atas garis paruhnya.
5. Bentuk Kepala
Untuk jantan mempunyai bentuk kepala besar agak lonjong, sementara betina bulat.
6. Warna bulu
Warna bulu pada jantan biasanya cenderung cerah/terang dan betina warna bulunya lebih gelap.
7. Cengkeraman kaki
Pada jantan saat ditaruh ditangan, kakinya akan terasa mencengkeram kuat, sementara yang betina cenderung tidak mempunyai daya cengkeram.
8. Pendulum
Tingkat akurasi metode ini bisa mencapai 90%, sehingga banyak digunakan para penangkar.
Pendulum ini bisa dibuat sendiri dengan menggunakan cincin emas atau jarum yang besar dan dipasangkan tali dengan panjang 15-20 cm, kemudian ikat kedua ujung tali tersebut.
Pegang burung dengan tangan kiri/kanan, pendulum yang sudah dibuat tadi bisa diikatkan pada sesuatu (tidak dipegang sendiri), dekatkan kepala burung pelan-pelan dengan jarak 3-5 cm. Perhatikan gerakan yang timbul, jika bergerak satu arah (maju mundur) itu tandanya jantan dan jika bergerak memutar itulah betina.
9. Test DNA
Ini metode yang paling akurat, sudah banyak instasi yang memberikan jasa penentuan jenis kelamin melalui metode ini. DNA sexing biasanya dilakukan dengan cara memberikan enzim khusus pada bulu burung yang diambil sampelnya untuk menampilkan untaian DNAnya. Untain DNA ini hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop. Untaian DNA antara jantan dan betina sangatlah berbeda.
Demikian beberapa metode yang bisa digunakan dalam menentukan jenis kelamin burung kesayangan Kita, jika ada yang perlu ditambahkan bisa melalui kolom komentar dibawah, semoga bermanfaat. (Ramlee)