Dua pekan menjelang Lomba Besar Seni Suara Alam Burung Derkuku Piala Raja Hamengkubuwono Cup pada 15 Oktober 2023 di Jogjakarta, dekoe mania Solo Raya mulai melakukan persiapan burung-burung jagoan miliknya lewat gelaran Latber DMS Road to Hamengkubuwono Cup pada Minggu, 1 Oktober 2023.
Kegiatan itu dipusatkan di lapangan derkuku Gawanan, Colomadu. Para dekoe mania pun hadiri undangan panitia. Meskipun hanya melalui pemberitahuan di media sosial namun para penghobi derkuku tetap antusias untuk melatih burung jagoannya.
Terbukti dengan animo peserta yang luar biasa. Panitia benar-benar tidak menyangka. Karena latber ini sebetulnya nyaris tanpa direncanakan. Berawal dari kumpul-kumpul beberapa pengurus di hari Rabu. Pada kesempatan itulah disepakati untuk gelar Latber DMS di akhir pekan.
Dan pada hari Minggu, langsung diadakan latber DMS ini. Jadi dari perencanaan sampai pelaksanaan tidak sampai satu minggu. Agung Cahyanto, selaku Ketua PPDSI Solo mengatakan bahwa tidak menyangka jika para peserta memberikan respon yang begitu bagus terhadap kegiatan tersebut.
“Kami para pengurus tidak menyangka bisa seramai ini. Karena memang sangat mepet, dari obrolan beberapa pengurus dan dekoe mania Solo Raya yang ingin diadakan latber pemanasan menjelang event HB Cup,” ujar Agung.
Kegiatan kali ini membuka dua kelas sesuai partai yang akan diperlombakan yakni kelas Senior dan kelas Pemula. “Peserta tidak hanya datang dari Solo Raya saja, tetapi juga dari rekan-rekan dekoe mania Salatiga yang digawangi Rony dan Mamiek,”tambah Eko Cahyo Santoso.
Tepat pukul 08.30 WIB, latber dimulai. Cuaca yang terasa panas menyengat mengiringi kegiatan Latber DMS. Para peserta dengan bersemangat mensupport derkuku jagoannya masing-masing yang tampil di atas tiang gantangan.
Ternyata beberapa peserta memanfaatkan betul kesempatan Latber DMS ini dengan membawa beberapa ekor burung jagoannya. Selain dijadikan sebagai ajang pemanasan, latber kali ini juga dijadikan ajang uji coba atau audisi burung-burung muda yang sekiranya layak untuk ditampilkan sekalian di Piala Raja pada pertengahan bulan Oktober ini.
Ketika babak pertama dimulai, pada kelas Senior, burung di gantangan 17 dan 27 langsung tancap gas dengan keberhasilannya meraih bendera 5 warna. Selain itu beberapa burung juga berhasil mendapatkan bendera 4 warna. Pada kelas Pemula juga diwarnai dengan raihan bendera 4 warna yang diperoleh beberapa burung.
Pada babak kedua, karena mungkin kondisi di lapangan yang terasa sangat panas, akibat paparan sinar matahari, terlihat di gantangan tidak banyak burung yang mau bunyi. Pada kelas Senior, gantangan 17 hanya mampu meraih bendera 4 warna.
Sedangkan gantangan 27 yang diharapkan dapat memberikan perlawanan ternyata performanya langsung drop dengan hanya memperoleh bendera 2 warna saja. Sementara di kelas Pemula, terjadi situasi yang sama. Terlihat hanya 3 burung yang tetap kerja bagus dan memperoleh bendera 4 warna, yaitu gantangan 38, 45, dan 46.
Selesai babak ke 2, panitia memberikan waktu istirahat sejenak kepada para juri. Selepas itu, di kelas Senior terpantau peserta di tiang 27 mau tampil maksimal lagi dan memperoleh bendera 5 warna. Sedangkan gantangan 17 masih agak kendor dengan bendera 4 warna plus pengajuan.
Namun pengajuan itu tidak disetujui oleh koordinator karena kurang gacor. Pada babak 3 ini di kelas Senior banyak ysng kerja cukup bagus. Berbanding terbalik dengan kelas pemula yang tampil melempem dan hanya gantangan 45 dan 49 yang memperoleh bendera 4 warna.
Empat babak penilaian yang diberikan kepada para juri berlangsung tanpa kendala, meskipun cuaca yang begitu panas sedikit menyulitkan. Sampai akhirnya penentuan posisi kejuaraan diumumkan. Untuk podium pertama di kelas Senior, berhasil menjadi milik Bimo amunisi Sunaryanto dari Solo.
Burung derkuku ternakan JNG 201 yang dikerek pada nomor 27 berhasil menyingkirkan lawan-lawannya. Disusul kemudian Keris Patih andalan Eko LMS, ternakan LMS 775 yang dikerek pada nomor 17 menjadi peraih podium kedua. Tempat ketiga dimenangkan Exten orbitan Wawan Solo Baru, hasil ternakan B2W yang dikerek pada nomor 26.
Di kelas Pemula, juara pertama berhasil menjadi milik Kuda Hitam debutan Rony dari Salatiga, produk ternak GSM 1761 yang digantang pada nomor 45. Disusul No Name besutan Rony yang lain, derkuku ternakan B2W yang digantang pada nomor 46.
Dan tempat ketiga dimenangkan Harjo Tambeng orbitan Mamiek Salatiga, ternakan Tresno 391 yang digantang pada nomor 38. Diakhir acara, segenap panitia mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kehadiran peserta.
Permintaan ma’af juga disampaikan jika ada hal-hal yang kurang berkenan selama acara. “Semoga burung gacoan rekan-rekan dekoe mania Solo Raya bisa tampil maksimal di Piala Raja HB Cup 2023 nanti,” harap pemilik LMS BF menutup obrolan. (Ramlee/ECS)