Tapak dara (Catharanthus roseus) merupakan tanaman semak yang berasal dari Amerika Tengah dan banyak dijadikan sebagai tanaman hias. Perdu tahunan ini berasal dari Madagaskar, namun telah menyebar ke berbagai daerah tropika lainnya. Di Indonesia tumbuhan hias pekarangan ini dikenal dengan bermacam-macam nama, seperti di disebut sindapor (Sulawesi), kembang tembaga (bahasa Sunda), dan kembang tapak dara (bahasa Jawa).

Tanaman tapa dara dapat tumbuh subur pada dataran rendah hingga ketinggian 800 mdpl. Tanaman ini menyukai area terbuka, cerah hingga sebagian teduh yang beriklim tropis dengan tanah subur, lembap, drainase baik, dan pH tanah antara 5,4 – 5,8.

Tanamana Tapak Dara tumbuh liar

Tanaman tapak dara memiliki tinggi 0.2 – 0.8 m dan batangnya bercabang banyak. Tanaman ini bisa diperbanyak dengan biji, stek batang, atau akar. Tanaman tapak dara berakar tunggang dan berbatang bulat dengan pangkal berwarna merah, bertekstur kayu (pangkal) dan permukaannya bertrikoma serta bergetah putih.

Baca juga : Mekai, Tanaman Liar dari Kalimantan yang Bermanfaat sebagai Penyedap Alami Makanan

Daun tapak dara bersifat tunggal, memiliki bentuk elips dengan tepi rata, ujung dan pangkal daunnya runcing, permukaannya mengkilap. Bentuk daun memanjang dengan bulu-bulu halus di kedua sisinya dan posisi daun saling berhadapan. Ibu tulang daun agak tebal dan berdaging.

Daun tapak dara dapat digunakan untuk mengobati kanker darah

Tulang daun taanaman tapak dara yaitu menyirip dan bertangkai pendek. Bunga tapak dara tumbuh di ketiak daun dan berukuran kecil. Sepintas mirip telapak burung merpati yang membuat tanaman ini dijuluki dengan tapak dara (telapak merpati).

Bunga tapak dara bersifat tunggal pada ujung tangkai dan mirip dengan terompet. Mahkota bunga tapak dara berwarna merah muda, putih, maupun bercak merah dan putih di tengahnya. Pada umumnya bunga tapak dara berwarna putih dan ungu yang terdiri atas 5 helai mahkota bunga. Permukaan bunga berbulu halus, tabung mahkota bunga sepanjang 22 -30 mm. Buah berbulu, menggantung, berisi banyak biji berwarna hitam.

Biji tanaman tapak dara

Tanaman tapak dara selain dijadikan sebagai tanaman hias, juga dikenal luas dapat mengobati berbagai jenis penyakit yang sudah dilakukan secara tradisional. Ekstrak tanaman tapak dara (akar, batang, dan daun) memiliki banyak efek farmakologi yang mampu mengobati berbagai penyakit di berbagai negara,seperti India, Sri Lanka, Brazil, Thailand, Jepang, Vietnam, Afrika, Eropa, China, Indonesia, dll.

Baca juga : Tanaman Pecut Kuda, Tanaman Liar dengan Segudang Manfaat untuk Kesehatan

Pada akar, batang, daun hingga bunganya mengandung berbagai zat kimia yang bermanfaat untuk pengobatan. Kandungan senyawa aktif tapak dara sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, geografis, dan unsur hara di dalam tanah.

Bunga tapak dara yang beraneka warna

Tanaman herbal ini mengandung alkaloid pada bagian akar, batang, daun, dan biji. Hasil analisa fitokimia pada ekstrak daun tapak dara menunjukkan adanya kandungan tanin, triterpenoid, alkaloid (seperti vinblastin, vinkristin, vinceine), dan flavonoid.

Alkaloid antikanker meliputi leurosine (VLR), vinblastine (VLB), vincristine (VCR), catharanthine, vincadioline, leurosidine, dan lochnerine. Sedangkan alkaloid berefek hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) adalah leurosine, catharanthine, lochnerine, tetrahydroalstonine, vindoline, dan vindolinine.

Tapak dara blackberry

Dengan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya, tidak heran jika tanaman ini memiliki berbagai khasiat obat, diantaranya sebagai penenang (sedatif), menghentikan perdarahan (hemostatis), menetralkan panas, dan mengobati diabetes.

Baca juga : Kenop, Tanaman Liar dengan Berbunga Cantik Aneka Warna dan Berkhasiat Obat

Tapak dara juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat untuk mengobati penyakit tumor ganas dan leukemia (kanker darah) pada anak-anak, kanker payudara, kanker limposit dan kanker uterus. Juga dapat untuk mengobati diare, asma, batuk, radang tenggorokan, demensia, edema, disentri, reumatik, perut kembung, tuberkulosis, dispesia, sakit pada dada, sakit pada usus, sakit gigi, sengatan serangga, kardio tonik, dan tekanan darah tinggi.

Teh tapak dara

Senyawa vinblastine dan vinkristin digunakan sebagai obat kanker yang diekstrak dari daun tanaman tapak dara. Pemanfaatan tanaman tapak dara sebagai obat leukemia dilakukan dengan mengeringkan bunga dan daunnya untuk dijadikan teh celup.

Selain mampu mengobati berbagai penyakit, tapak dara juga memiliki aktivitas biologi seperti antiinflamasi, antiangiogenesis, antimalaria, antimikroba, antioksidan, antikanker, antidiabetes, dan sitotoksik. Tapak dara juga dapat digunakan untuk merawat permasalahan kulit seperti jerawat, luka, dermatitis, eksim, dan pembengkakan. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *