Pada saat mengikuti event lomba seni suara alam burung puter pelung yang marak diselenggarakan dimana-mana, sudah seharusnya peserta mengerti tata cara penilaian yang dilakukan oleh juri-juri yang bertugas. Sehingga tidak ada perasaan adanya ketidak adilan ketika burung besutannya mengalami kekalahan.
Seringkali saat di lapangan, di area gantangan, penggemar burung puter pelung belum semuanya memiliki pengetahuan yang cukup, dan kadang hanya bermodalkan harga beli burungnya yang mahal sehingga berharap banyak burungnya akan menjadi juara. Anggapan tersebut sah-sah saja, tetapi perlu pahamkan serta diluruskan terkait sistem penilaian saat lomba.
Hanya burung yang berkualitas saja yang akan menjadi juara. Burung juara tentu saja mempunyai kualitas suara yang sesuai dengan pakem penilaian suatu organisasi yang menyelenggarakan lomba tersebut. Yang lebih penting lagi, burung yang mempunyai kualitas anggung yang baik juga harus ditunjang dengan aktifnya burung yang berlomba dalam memamerkan keindahan anggungnya.
Seperti yang dituturkan oleh Bekti Setyo Utomo, seorang juri sekaligus Ketua III Bidang Kejurian Pengda PPPPSI Jawa Timur. Selama ini dirinya melihat masih ada peserta yang merasa tidak puas dengan penjurian, akibatnya masih terlihat adanya protes. Hal inilah dinilai oleh Bekti bukan semata-mata kesalahan juri, namun bisa karena pemahaman peserta akan sistem penjurian yang dinilai kurang.
Cara yang tepat mengakhiri kemelut ini adalah dengan jalan memahamkan peserta. Agar masalah yang seringkali timbul dari belum pahamnya peserta tentang penjurian burung puter pelung, bisa segera berakhir, dengan memberikan sosialisasi tentang penilaian yang diberikan.
“Unsur dalam sebuah perlombaan burung puter pelung adalah peserta, juri, dan burung itu sendiri. Ketiga unsur ini tidak bisa dilepaskan,” terang Bekti. Menurutnya peserta harus punya pemahaman yang baik. Baik yang di maksudkan disini adalah kalau peserta paham kualitas burung dan nilai burung, sehingga ia akan mampu mengikuti aturan main penjurian yang sudah ditentukan.
Selama mereka, para peserta tidak memiliki pemahaman, maka ketidak puasan disertai protes akan terus ada. Dampak lain dari pahamnya peserta, maka mereka tidak akan meleset dalam mengorbitkan burung dan dampak lain yang dinilai lebih penting adalah peserta tidak akan bisa diakal-akali.
Pemain burung puter pelung saat melombakan jawaranya, kadang juga tidak sabar apabila burung yang sedang bunyi langsung minta ditancepin bendera koncer. Karena juri harus menilai bagaimana suara depannya, tengah, ujung, dasar suara, dan gaya iramanya, sebelum akhirnya memberikan bendera koncer.
Bagi yang belum paham dasar penilaian seni suara alam burung puter pelung, berikut tata nilai yang sudah diterbitkan oleh Perkumpulan Penggemar dan Pelestari Puter Seluruh Indonesia (PPPPSI). Ada beberapa kriteria suara yang dinilai.
I. Suara Depan/Angkatan
Yang dimaksud dengan suara depan adalah bagian suara anggung yang terdengar pertama pada saat burung puter mengeluarkan suara ( unsur pertama dari suara burung puter ).Nilai maksimal suara depan adalah 9. Contoh suara depan : Khuuk, Kluk, Kruk, dan sebagainya.
Suara depan dibagi 3 sub unsur dalam penilaian dan diharapkan ketiga sub unsur tersebut dapat terpenuhi. Ketiga sub unsur dari suara depan yaitu :
1. Jelas
Yang dimaksud dengan jelas adalah suara depan tersebut terdengar sangat jelas.
2. Bertekanan
Yang dimaksud dengan bertekanan adalah suara depan tersebut memiliki tekanan suara sehingga terdengar cukup kuat dan bertenaga (Kug).
3. Bersih
Bersih adalah suara yang tidak terdengar serak / tidak kotor, tidak goyang dan suara tidak bergetar. Suara depan diharapkan tidak ada unsur R dan L.
II. Suara Tengah
Yang dimaksud dengan suara tengah adalah bagian suara atau unsur anggung yang terdengar berada di antara suara depan dan suara ujung. Suara tengah terdengar setelah suara depan berbunyi.Suara tengah ini sangat penting dalam membentuk cengkok lagu pada tiap alunan lengkap anggung burung puter.Nilai maksimal untuk suara tengah adalah 9.Contoh suara tengah : GEERUUuuuuUUU dan sebagainya
Suara tengah dibagi 3 sub unsur dalam penilaian dan diharapkan ketiga sub unsur tersebut dapat terpenuhi. Ketiga sub unsur dari suara tengah yaitu :
1. Panjang
Panjang adalah nada suara yang mengalami proses marginal, sehingga terjadi perubahan nada yang mempengaruhi alunan suara tengah dan terdengar panjang (tidak putus – putus).
2. Melung/Ngelik
Melung/Ngelik adalah proses suara yang menekan dari nada rendah ke nada yang lebih tinggi lalu diakhiri dengan kembali ke nada rendah lagi. Nada meninggi bisa diartikan volume suara mengecil bertekanan. Perlu diperhatikan bahwa ukuran besar kecilnya volume suara tidak mempengaruhi proses melung ini.
3. Bersih
Bersih adalah suara yang terdengar tidak bergetar / serak ( tidak ada unsur R ) dan tidak terdengar putus-putus (ngguguk).
III. Suara Ujung
Yang dimaksud dengan suara ujung adalah suara / unsur yang terdengar di bagian akhir dari alunan suara lengkap puter. Suara ujung terdiri dari dua not nada suara dan terdengar secara bergantian dengan interval yang beraturan.Contoh : Kuu-Wook, Khuu-Whook, dan sebagainya.
Nilai maksimal suara ujung adalah 9. Suara ujung dibagi 3 sub unsur dalam penilaian dan diharapkan ketiga sub unsur tersebut dapat terpenuhi. Ketiga sub unsur dari suara ujung yaitu :
1. Lengkap
Suara ujung yang lengkap harus memiliki 2 not nada suara, contoh : kuu-wook, khuu-whook, ke-wook dan sebagainya. Apabila suara ujung hanya terdiri dari satu not saja, maka suara ujung tersebut dianggap tidak lengkap.
2. Jelas
Yang dimaksud dengan jelas adalah 2 not suara ujung tersebut terdengar secara bergantian, terdengar sangat jelas menekan disertai interval yang beraturan.Contoh : Khu-Whook, Khe-Whook.
3. Bersih
Bersih adalah suara yang tidak terdengar serak / kotor dan suara tidak bergetar. Suara depan diharapkan tidak ada unsur R dan L.
IV. Dasar Suara
Dasar suara adalah dasar yang merupakan asal terbentuknya alunan suara anggung burung puter dan sangat mempengaruhi anggung burung puter tersebut. Dasar suara dinilai terpisah juga seperti unsur depan, tengah dan ujung, akan tetapi nilai dasar suara sangat mempengaruhi nilai tiap sub unsur dari tiap unsur dalam anggungan.
Dalam dasar suara ini ada istilah dasar suara yang baik adalah dasar suara yang serba cukup dan tidak berlebihan pada tiap sub unsurnya. Nilai maksimal pada dasar suara adalah 9. Dasar Suara dibagi 3 sub unsur dalam penilaian dan diharapkan ketiga sub unsur tersebut dapat terpenuhi. Ketiga sub unsur dari Dasar Suara yaitu :
1. Tebal
Tebal berarti suara yang bulat dan utuh. Suara yang sangat tidak tebal / tipis maka akan terdengar pecah.
2. Kering
Kering dapat diartikan dengan suara nyaring. Nyaring yang cukup dan ditambah dengan tebal yang cukup maka suara akan terdengar lantang. Perlu diperhatikan, untuk suara kering yang berlebihan akan mengakibatkan hilang suara atau biasa disebut dengan salit.
3. Bening
Bening berarti suara yang bersih sekali atau jernih sekali, sehingga suara menjadi empuk dan berdengung ( mbrengengeng/bergema).
V. Cengkok/Gaya Irama
Cengkok / Gaya Irama adalah rangkuman dari alunan anggung yang lengkap mulai dari suara depan, tengah, ujung serta dari bunyi pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Dimaksudkan bahwa cengkok /gaya irama yang baik adalah stabil jarak inter anggung yang harmonis (senggang-senggang), jarak antar anggung yang harmonis (lenggang-lenggang) dan benar – benar lengkap depan, tengah dan ujung secara terus menerus.
Cengkok / gaya irama juga bisa diartikan harmonisasi anggung secara lengkap dan terus menerus. Nilai maksimal untuk cengkok / gaya irama adalah 9. Cengkok / Gaya Irama dibagi 3 sub unsur dalam penilaian dan diharapkan ketiga sub unsur tersebut dapat terpenuhi. Ketiga sub unsur dari cengkok /gaya irama yaitu :
1. Inter Anggung
Inter anggung adalah jarak antara suara depan, tengah, ujung. Inter anggung yang baik adalah anggung dengan jarak yang cukup dan harmonis antara suara depan, suara tengah dan suara ujung.
2. Antar Anggung
Antar anggung adalah jarak antara anggung / bunyi pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Antar anggung yang baik adalah anggung dengan jarak yang cukup dan harmonis antara anggung pertama, kedua, ketiga dan seterusnya(lenggang-lenggang).
3. Stabil
Stabil adalah kestabilan suara burung puter secara lengkap dan mengeluarkan suara terbaik secara terus menerus serta tidak mengalami penurunan kualitas. Perlu diperhatikan bahwa kestabilan ini sangat dipengaruhi oleh 3 unsur ( suara depan, suara tengah, dan suara ujung ).
Jadi apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak mencukupi kriteria baik maka kestabilan tersebut juga tidak akan baik. Pengertian stabil disini bukanlah gacor atau manggung secara terus menerus.
Demikian sedikit tentang tata nilai suara burung puter pelung. Para penghobi puter pelung yang juga sebagai peserta lomba harus punya pemahaman yang baik. Baik yang di maksudkan disini adalah kalau peserta paham kualitas burung dan nilai burung, sehingga ia akan mampu mengikuti aturan main penjurian yang sudah ditentukan. Semoga bermanfaat. (Ramlee)
Sumber, Pedoman Penyelenggaraan Lomba dan Penilaian Suara Burung Puter PPPPSI
[…] Baca juga : Tata Cara Penilaian Suara Burung Puter Pelung […]
[…] Baca juga : Tata Cara Penilaian Suara Burung Puter Pelung […]