Kembali, Lomba Puter Pelung yang dikemas rutin oleh Pengcab PPPPSI Surakarta digelar pada, Minggu 24 Nopember 2024. Menempati lokasi di Gantangan Zakita Steel Lapangan RCTI, Barat Jl. Mangesti Raya, Gentan, Kec. Baki, Kabupaten Sukoharjo, acara pun berhasil terselenggara dengan lancar dan sukses.
Gelaran lomba kali ini bertajuk November Ceria ramai dihadiri para puter pelung mania. Bukan hanya dibanjiri puter pelung mania dari Solo saja, tetapi beberapa kwok mania dari luar kota, seperti dari Boyolali, Sukoharjo, Yogyakarta, Purworejo, dan Semarang juga hadir.
Panitia melombakan kelas Pemula A dan B, kelas Madya, dan kelas Utama dalam dua sesi penyelenggaraan. Menurut informasi Jatmiko salah satu Panitia penyelenggara, pada sesi pertama akan turun berlaga kelas Pemula A dan kelas Madya.
Kemudian setelah itu dilombakan kelas Pemula B dan kelas Utama. Masing-masing kelas yang dilombakan disediakan 24 slot gantangan. Menurut Eko Cahyo Santoso, selaku Ketua Panitia jika acara Lomba Puter Pelung ini merupakan kelanjutan dari program Pengcab Surakarta sebelumnya, yakni Lomba Puter Pelung malam.
“Kita sebelumnya mencoba eksistensi para penghobi puter pelung di Solo Raya dengan mengadakan lomba malam. Sudah beberapa kali gelaran lomba puter pelung yang dilaksanakan pada malam hari ternyata mampu menarik kembali perhatian kwok mania Solo Raya,” jelas Eko.
“Mereka, para penggila lomba sekaligus penghobi puter pelung ini minta pelaksanaan lomba puter pelung diadakan pada pagi hari seperti biasanya saja. Apalagi saat ini sudah memasuki musim hujan, jadi sangat riskan kalau kita harus main malam hari.”
“Sebenarnya ada kenikmatan tersendiri jika lomba puter pelung itu dilaksanakan pada malam hari. Suara burung jauh lebih jelas terdengar, namun waktunya sangat terbatas, karena kalau telat dimulai, kegiatan bisa berakhir pada tengah malam, kasihan yang rumahnya jauh,” tambah pemilik LMS BF ini.
Untuk memenuhi keinginan para kwok mania inilah Pengcab Surakarta segera mengagendakan kembali kegiatan lomba puter pelung, namun dilaksanakan pada pagi hari. Dan ajakan panitia untuk menghadiri Latber November Ceria pun disambut dengan antusias.
“Alhamdulillah, berkat dukungan dan partisipasi teman-teman puter pelung mania Solo dan daerah di sekitarnya, acara rutin lomba puter pelung ini, bisa ramai dan berjalan sesuai dengan rencana. Terima kasih kepada semua puter pelung mania yang hadir. Saya beserta tim panitia mohon ma’af, bila masih ada kekurangan,” terang Jatmiko.
Dari pantauan di lapangan, peserta dari Yogyakarta tidak tanggung-tanggung membawa serta puluhan burung gacoannya ke Solo. “Kita mendaftarkan 12 burung di Latber Solo ini di kelas Madya dan Utama,” ujar Bos Boy yang datang bersama Djoko dari Team Jaggo.
Sementara dengan hadirnya jago-jago luar kota di lomba puter pelung kali ini, selain menambah ramai suasana di arena gantangan, juga menambah seru dan ketat persaingan antar jago-jago yang turun. Dan begitu peluit babak pertama dibunyikan, atmosfir persainganpun berlangsung panas.
Bahkan turunnya jago-jago dari luar kota tersebut , benar-benar sangat menyulitkan ambisi jago-jago tuan rumah untuk bisa meraih nilai tertinggi. Hal tersebut terbukti, pada sesi pertama yang melombakan kelas Pemula A dan kelas Madya.
Di kelas Madya, gaco-gaco milik Team Jaggo dari Yogyakarta melesat cepat mengimbangi jago tuan rumah. Saling susul perolehan nilai pun terjadi. Gideon gaco tuan rumah berusaha menaham gempuran burung-burung Team Jaggo. Menyelesaikan babak pertama ada dua burung yang terlihat saling beradu anggung merdu, untuk bisa mencuri podium tertinggi.
Namun akhirnya, di kelas Madya, Gideon andalan Eko LMS Solo yang terlihat lebih ngotot dan rajin berhasil lolos untuk merebut podium tertinggi, setelah burung bergelang LMS 512 yang ada di gantangan nomor 39 sukses mendapatkan penilaian bendera lima warna empat kali.
Sedangkan Maha Dewa bergelang Boss 100 di gantangan 33 andalan Team Jaggo Yogyakarta, harus puas menempati posisi runner up dengan total nilai sama dengan sang juara hanya kalah tipis di aduan saja. Disusul dua gacoan Team Jaggo berikutnya, yakni Putra 1945 ring Boss 700 dan Tani Baru ring Boss 900, yang merebut posisi 3 dan 4 dengan raihan bendera empat warna sekali di babak pertama dan lima warna tiga kali.
Di kelas Pemula A, Raja Kwok yang ada di gantangan 24 bergelang PSG 307 debutan Bambang HW Sukoharjo menjadi yang terbaik. Sedangkan Terminator ring Sword gantangan 4 orbitan Daud Toni berhasil menjadi menjadi runner upnya. Dan Bintang Timur ring 7BF 1931 milik Arahiwang BF Purowrejo melengkapi tiga besar.
Saat jeda seusai sesi pertama selesai sambil menunggu kumandang adzan sholat Dhuhur, terjadi diolag menarik peserta dengan juri yang bertugas. Beberapa hal mengenai penilain dijelaskan dengan lugas. Menjawab semua keingintahuan tentang kriteria penilaian yang baru saja terjadi.
Di sesi kedua yang melombakan kelas Pemula B dan Utama secara berbarengan tersebut menyajikan pertarungan yang sangat menarik. Kelas Utama berjalan sangat ketat dan menegangkan. Bagaimana tidak, setelah empat babak penjurian berlangsung, ada enam burung yang mendapatkan bendera lima warna.
Penetapan kejuaraan harus melalui meja juri perekap. Untuk kelas Pemula B, podium pertama berhasil diraih Putra Samiaji Jr amunisi Daud Toni Solo, puter pelung ternakan Sword yang digantang pada nomor 4. Dilanjutkan kemudian Lorenzo andalan Arahiwang BF Purworejo, ternakan Arahiwang 008 yang berada di nomor gantangan 23 dan Cindil Laut orbitan ARS 2772, ternakan ARS yang berada di nomor gantangan 5.
Arries Yani Herwasto yang selalu senang menuliskan namanya di daftar kejuaraan dengan ARS 2772, merupakan pemain baru di puter pelung. Meskipun masih baru, tetapi Arries langsung total dengan menghadirkan dua orang joki andalannya. Hasilnya pun mentereng juara ketiga di kelas Pemula B. “Loh, dapat trophy ya,” ujarnya singkat sambil tersenyum.
Sedangkan di kelas Utama, podium juara berhasil dikuasai Maha Bharata amunisi Team Jaggo Yogyakarta, puter pelung ternakan Boss 1945 yang digantang pada nomor 27 setelah mendapatkan bendera lima warna dengan usulan ke enam warna, empat kali.
Kemudian pada urutan kedua ada Cakraningkrat andalan Daud Toni, burung bergelang Sword yang digantang pada nomor 30. Dan tempat ketiga dimenangkan Maha Dewi milik Team Jaggo, puter pelung bergelang Boss 200 yang digantang pada nomor 31.
“Maha Bharata tadi mendapatkan bendera usulan ke enam warna sebanyak empat kali berturut-turut. Sayangnya setiap dipantau malah tidur,” tutur Djoko pemilik Team Jaggo mengomentari kemenangan gaconya. “Kondisi memang masih mabung jadi bunyinya malas-malasan.”
“Burung ini (ring Boss 1945) sebelumnya di beberapa kejuaraan selalu meraih juara 1 dengan raihan bendera 6 warna berturut-turut, bahkan pernah 1 kali dapat usulan ke 7 warna,” imbuh Bos Boy pemilik Boss Boy BF tempat burung-burung dengan ring Boss.
Secara keseluruhan burung-burung bergelang Boss sukses memborong 11 trophy kejuaraan di dua kelas yang dikutinya, yakni kelas Madya dan Utama. Sepertinya ini merupakan capaian rekor tertinggi di Indonesia bagi pelomba puter pelung dalam satu kejuaraan.
Pada kesempatan tersebut, sekaligus terjadi kesepakatan pelepasan gaco milik Boss Boy dengan ring Boss 1945. “Boss 1945 dibeli Pak Joko, dengan nilai 75 juta,” ungkap Boss Boy singkat. Nilai take over yang fantastis untuk saat ini, mengingat kelesuan ekonomi yang dialami oleh hampir semua komunitas. Kalau dulu pas hobi puter pelung demikian semaraknya, mungkin bisa laku diatas 100 juta.
Secara keseluruhan lomba berlangsung tertib dan lancar tanpa ada teriakan-teriakan dan semua peserta sangat puas dengan hasil gelaran lomba. Seperti yang diutarakan oleh Anto peserta dari Semarang. “Lombanya menyenangkan, selamat kepada para juara.” (Ramlee/Jat)