Team Guyub Rukun (TGR) Tulungagung adakan kegiatan lomba pada hari Minggu, 29 Oktober 2023, bertajuk Latbernil TGR. Menempati lokasi di Lapangan TGR milik Sekretariat TGR di Ds. Samir, Kec. Ngunut – Tulungagung. Acara berlangsung penuh keakraban.

Latbernil yang digagas ini sebagai bentuk eksistensi TGR dalam menekuni hobi derkuku. “Kami kembali hadir menyapa dekoe mania untuk terus menebar semangat dan eksistensi di dunia hobi derkuku,” terang Ebin Sunaryo selaku Ketua Panitia.

Lebih lanjut disampaikan bahwa, lewat event seperti ini diharapkan jalinan silaturahmi bisa tetap terjaga dengan baik antara sesama dekoe mania. “Saya kira hanya dengan kegiatan hobi, maka kami bisa terus bersilaturahmi,” jelas Ebin.

Panas terik sepanjang empat babak penjurian latbernil TGR

“Karena, kami satu sama lain memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Jadi inilah sarana agar bisa tetap bertemu, bersenda gurau, dan mempererat jalinan persaudaraan.” Masih menurut Ebin Sunaryo bahwa kegiatan ini rencananya akan menjadi agenda tetap setiap bulan.

“Kegiatan latbernil kemarin merupakan hasil pertemuan dari para Pengurus PPDSI Tulungagung dan mendapat dukungan penuh dari Sekretariat TGR,” tutur Ebin. “Apalagi teman-teman Pengurus Tulungagung sendiri sering mengadakan pertemuan guna membahas rencana kerja tahun 2024 di Sekretariat TGR.”

Para dekoe mania berteduh di bawah rindangnya pepohonan

Hasil pertemuan itu guna mematangkan kegiatan-kegiatan lomba dan juga kegiatan latihan-latihan sekelas latbernil. Sekaligus persiapan awal untuk lomba besar Laga Bintang yang rencananya dihelat pada bulan Januari minggu kedua.

Agenda Latbernil bekerjasama dengan PPDSI Tulungagung itu merupakan agenda lomba pertama setelah pergeseran lokasi gantangan itu menyediakan 2 blok gantangan dari 5 blok yang siap digunakan. Sebanyak 84 burung derkuku yang berkompetisi datang dari sekitaran Tulungagung sendiri. Ada beberapa datang dari Blitar dan Kediri. Trophy mewah disediakan oleh panitia.

Latbernil TGR ini melombakan dua kelas, yakni kelas Bebas dan kelas Pemula. Namun formatnya rangking. Dengan mengambil dua puluh burung terbaik yang kemudian dibagi menjadi dua kriteria kelas yang dilombakan. Sistem yang diberlakukan panitia ini mendapat sambutan yang sangat baik dari para dekoe mania.

“Kita memang membuka dua kelas untuk Latbernil TGR ini. Namun kejuaraannya berdasarkan rangking yang diambil dari dua puluh burung berpenampilan terbaik,” jelas Totok Arisandi, salah satu panitia. Ini sengaja diberlakukan agar tidak ada lagi pengkondisian burung berkualitas diikutkan di kelas Pemula.

(kika) Pak Sawali, Maladi, Pak Har, dan Pak Gaguk

Sehingga semua bisa mengikutinya tanpa kuatir burung yang tidak pada kelasnya ikut turun di kelas Pemula. Apalagi kegiatan ini diperuntukkan buat burung-burung yang jarang atau belum pernah sama sekali turun berlomba.

“Terbukti banyak burung-burung baru yang diturunkan di kegiatan latbernil kemarin karena sekalian bisa digunakan sebagai uji coba. Melatih mental bertanding pada gelaran latberan semacam ini nantinya,” ungkap Totok.

Sajian khas TGR Tulungagung

“Insya’Allah, Latbernil TGR akan menjadi agenda tetap bulanan dari PPDSI Tulungagung. Tujuan kami adalah ingin menghasilkan derkuku kelas lomba yang bisa menjadi jawara di arena,” sambung Totok lagi bersemangat.

Demi merealisasikan keinginan tersebut, salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menggunakan sistem kejuaraan berdasarkan rangking. Dan hal itu selama ini sudah dijalankan dalam setiap penyelengaraan kegiatan TGR.

Empat babak penjurian berlangsung tanpa ada hambatan di tengah kondisi cuaca yang dirasa sangat panas yang melanda area lomba dan wilayah-wilayah di sekitarnya. Namun hal tersebut tidak menghalangi beberapa burung bermental juara untuk menunjukkan performa terbaiknya.

Sampai akhirnya ditetapkan posisi sang juara di masing-masing kelas. Untuk kelas Bebas, podium pertama dimenangkan Jamaika amunisi Sekretariat TGR yang merupakan produk ternak New Ags yang ada di gantangan nomor 15.

Jamaika boyong trophy bergilir Latbernil TGR kelas Bebas

Meskipun Jamaika tidak mendapatkan nilai pada babak keempat, tetapi raihan bendera lima warna pada babak kedua dan ketiga serta empat warna pada babak pertama, sudah cukup melenggangkan langkahnya menuju podium juara, mengalahkan puluhan kontestan lainnya.

Disusul kemudian oleh Mega Raja milik P. Karim Kediri ring JBKRM yang berada di nomor gantangan 53. Dan tempat ketiga dimenangkan oleh Reco Barong orbitan Mbah Gondo, derkuku ternakan PN 356 yang berada di nomor gantangan 45.

Brontoseno juara di kelas Pemula

Untuk kelas Pemula, dua burung besutan N3 BF Tulungagung menduduki peringkat satu dua. Dimana juara pertama menjadi milik Brontoseno ring N3 yang menempati nomor gantangan 5. Dilanjutkan Kapal Api bergelang N3 juga yang menempati nomor gantangan 6. Sedangkan tempat ketiga dimenangkan oleh burung debutan Kawah BF BLitar yang berada di nomor gantangan 55.

Diperoleh keterangan dari Totok Arisandi, jika rencananya pada tahun depan akan digelar Liga Latbernil TGR Tulungagung. Ini sesuai dengan permintaan para dekoe mania Tulungagung dan daerah sekitarnya agar ada kegiatan lomba secara berkesinambungan. Detailnya akan dibicarakan kembali pada akhir pekan ini. (Ramlee/Ags)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *