Latber Malam Puter Pelung Solo Raya yang diselenggarakan oleh PPPPSI Pengcab Surakarta kembali digelar. Gelaran kali ini bertajuk “Solo Semangat”, pada Sabtu 20 Juli 2024. Bertempat di Gantangan New IKMC Cemani Jl. Batik Keris No.23, Candi, Cemani, Kec. Grogol, Kab. Sukoharjo, acara berlangsung seru dan lancar.
Gelaran ini melanjutkan sukses gelaran Latber Malam sebelumnya yang bertajuk Solo Berseri. Disertai harapan untuk dapat mengajak kembali para puter mania, terutama yang ada di Solo Raya untuk datang ke arena lomba.
“Kegiatan malam ini untuk menjawab keinginan para puter mania Solo Raya untuk segera kembali menggelar lomba di malam hari,” jelas Dalip Kumar, Ketua Panitia gelaran sekaligus penggagas acara, yang memang dikenal kaya ide tersebut.
“Kegiatan lomba puter pelung pada malam hari yang pertama kemarin, banyak yang tidak bisa hadir mengikuti karena banyaknya kegiatan di daerahnya. Padahal mereka sebenarnya sudah menyiapkan burung-burungnya.”
“Mumpung ada waktu longgar, jadi langsung saja kita agendakan kembali lomba puter pelung di malam hari. Para peserta juga bisa lebih menikmati lomba di malam hari, karena bisa mendengarkan burung-burung yang sedang bunyi dengan jelas,” tutur Dalip.
“Dan kenapa untuk lomba malam ini kami beri tajuk Solo Semangat, karena kami selaku pengurus dan penyelenggara berharap para puter mania, terutama yang ada di Solo Raya kembali bersemangat buat aktif kembali ke lapangan,” tambah Dalip.
Harapan yang sama tertuju kepada siapa saja yang merasa sebagai pecinta puter pelung. Karena acara yang diselengarakan oleh Pengcab Surakarta ini sebenarnya tidak murni untuk pecinta puter di Solo saja. Siapa saja meskipun tidak berdomisili di Solo dan ingin menjajal kemampuan burung juga dipersilahkan.
Namun seperti gelaran lomba sebelumnya, panitia juga disibukkan dengan tempat gantangan karena harus memindahkan tempat lomba yang sudah direncanakan. Sebab di tempat gantangan awal ternyata digunakan kegiatan bazar pasar malam. “Ki jane piye bola bali pindah nggon…..pindah nggon kok bola bali,” canda salah seorang pecinta puter Solo.
Panitia masih tetap membuka dua kelas yang dilombakan yakni kelas Bebas dan kelas Pemula. Sekitar 90% slot gantangan penuh terisi oleh peserta. “Hari ini kami menggelar acara Latber Malam Puter Pelung Solo Raya ke-2 dengan dua kelas yakni kelas Bebas dan kelas Pemula,” terang Eko LMS di meja regristrasi peserta.
“Hampir semua kelas yang dilombakan penuh terisi, sekitar 90%,” lanjut Eko. Kehadiran puter mania Solo Raya sesuai harapan panitia, latber yang bertujuan untuk membangun silaturahmi para pecinta puter pelung sekaligus untuk media pembelajaran bagi penggemar puter pelung yang saat itu hadir.
Apalagi menurut pengakuan beberapa puter mania jika ternyata gantang puter pelung pada malam hari terasa jauh lebih nikmat. Suara burung puter pelung jelas terdengar. Secara tidak langsung menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi pecinta puter pelung yang belum begitu paham dengan kualitas anggung burung gacoannya.
Karena juri yang bertugas menilai berdasarkan kualitas anggung yang diperdengarkan oleh para kontestan. Bagi pemilik burung agenda tersebut merupakan kesempatan tepat untuk menakar kemampuan burungnya, sekaligus memahami karakternya saat di lapangan.
Gelaran Latber Malam Puter Pelung Solo Raya dimulai tepat pukul. 20.00 WIB. Udara malam yang terasa dingin membuat banyak burung kedodoran pada awal babak pertama. Dan baru kemudian pada pertengahan babak pertama burung-burung yang digantang mulai panas dan segera tancap gas.
Kelas Pemula dan Bebas dimainkan secara bersamaan dalam satu sesi. Tujuannya agar tidak selesai terlalu larut malam. Tampak hadir pula beberapa wajah-wajah baru yang mulai tertarik menggantangkan puter kesayangannya.
Persaingan seru terjadi di kelas Pemula. Di kelas ini, burung-burung yang tampil relatif rata kualitasnya. Sudah banyak burung yang mampu memperoleh penilaian empat warna. Setelah empat babak penjurian, Gajah Mada bergelang Sword milik Daud Tony Solo menjadi yang terbaik.
Disusul Janoko Mera ring LMS 210 andalan Ridwan RDD Solo sebagai juara ke dua dan Dewa Bulan ring Jepang 25 milik Yoyok Jepang Boyolali sebagai juara ke tiga. Ketiga burung ini memperoleh nilai yang sama yaitu empat warna sepanjang empat babak, sehingga ranking kejuaraan harus ditentukan di meja rekap.
Pada kelas Bebas lagi-lagi perebutan gelar juara juga berjalan dengan sangat ketat. Informasi yang didapat dari Dalip Kumar juri perekap, ada tiga burung yang memperoleh nilai lima warna setiap babaknya. Yakni burung di gantangan 17, 14, dan 22 mendapatkan nilai yang nyaris sama guna menjadi yang terbaik di kelas Bebas ini.
Akhirnya setelah proses rekapitulasi selesai, Gideon dengan ring LMS 512 yang menempati gantangan 17 berhasil menduduki podium juara pertama. Burung andalan Eko LMS Solo ini ditetapkan menjadi juara pertama dengan keunggulan nilai aduan pada suara tengahnya dengan mendapatkan nilai 9 sebanyak 3 kali.
Disusul burung di gantangan nomor 14, yakni Putra Samiaji bergelang SWORD milik Daud Tony Solo di tempat kedua dengan keunggulan nilai suara ujung 9 sebanyak 1 babak. Juara 3 diraih burung muda bernama Bintang Timur (LMS 592) milik Andrie/Handoko Sidoarjo yang menempati gantangan 22.
“Bintang Timur ini merupakan anak dari Gideon, oleh Pak Andri perawatannya masih dipercayakan ke saya. Jadi bapaknya juara 1, anaknya juara 3. Lumayan kinerjanya untuk ukuran burung muda buat menambah jam terbang persiapan event-event yang lebih besar selanjutnya” tandas Eko LMS.
Di akhir acara, Dalip mewakili segenap panitia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan partisipasi semua mania. Serta mohon maaf jika ada kekurangan. Kegiatan ini juga diharapkan akan terus berlanjut.
Segera setelah ini akan dibentuk kepengurusan PPPPSI Pengcab Surakarta. Mengingat pengurus yang lama telah habis masa baktinya. Dengan pengurusan yang baru kelak diharapkan hobi puter pelung khususnya di Solo Raya kembali bergairah dan ramai kembali. (Ramlee/ECS)