Alocasia merupakan salah satu jenis tanaman hias yang masih berhubungan dengan Anthurium, Aglaonema, dan juga Keladi. Jenis tanaman hias ini sangat populer karena mempunyai bentuk daun yang unik, yaitu seperti tanaman hias Kuping Gajah.

Alocasia sebagai tanaman hias sangatlah populer, mengimbangi tanaman populer lainnya seperti Anggrek, Cactus, dan yang lain. Penampilannya yang eksotis mampu mendongkrak kepopulerannya dalam dunia tanaman hias. Salah satunya memperoleh penghargaan Royal Horticultura Society Award of Garden Merit yakni tanaman hibrida Alocasia amazonica.

Royal Horticultural Society (RHS) Award of Garden Merit (AGM) adalah penghargaan tahunan yang diberikan kepada tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di kondisi Inggris. Penghargaan ini diberikan oleh Royal Horticultural Society (RHS), sebuah organisasi di Inggris.

Alocasia Amazonica

Alocasia termasuk tanaman keras (rhizomatous) dan berdaun lebar (tuberous) dari keluarga Araceae. Tercatat saat ini yang sudah diketahui terdapat lebih dari 80 species yang berasal dari daerah tropis dan subtropis Amerika Selatan, Asia hingga ke Australia Timur.

Baca juga : Mengenal Tanaman Hias Anthurium Crystallinum

Tanaman alocasia mempunyai bentuk daun yang cukup beragam. Pada dasarnya daun tanaman ini berbentuk seperti hati (sagittate). Daun alocasia tersebut dapat tumbuh dengan panjang dari 20 cm hingga 90 cm di tangkai yang panjang.

Alocasia Suhirmaniana, tanaman alocasia asli Indonesia

Sedangkan bunganya akan tumbuh di tangkai yang pendek namun tidak mencolok. Bunga alocasia seringkali bersembunyi dibalik tangkai daun. Di dalam akarnya, akan tumbuh umbi-umbian. Untuk beberapa jenis tanaman alocasia, umbi-umbi yang tumbuh dapat dimakan.

Namun umumnya umbi tersebut mengandung raphide kristal kalsium oksalat yang dapat membuat lidah mati rasa dan bengkak. Selain itu, umbi tersebut juga bisa menyebabkan orang yang mengkonsumsinya mengalami sesak nafas serta nyeri pada tenggorokan.

Pada bagian bawah umbi memiliki banyak racun. Untuk memproses umbi tersebut, sebaiknya direbus terlebih dahulu hingga mendidih. Kemudian baru bisa disajikan dengan buah asam. Buah tersebut digunakan untuk menghilangkan racun yang ada.

Jenis alocasia umumnya ditanam di dalam sebuah pot. Untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik, tanaman perlu diletakkan di bawah naungan seperti di bawah paranet. Hal tersebut bertujuan untuk melindungi tanaman dari sinar matahari secara langsung.

Alocasia Dragon Scale

Juga mengurangi siraman air ketika kondisi hujan. Jenis tanaman ini hanya memerlukan cahaya sekitar 40 sampai 70% saja. Sehingga perlu meletakkannya di bawah pohon atau naungan jaring paranet. Tanaman Alocasia, tidak terlalu tahan terhadap udara dingin dan udara yang terlalu panas.

Baca juga : Mengenal Tanaman Hias Aglaonema

Sehingga untuk perawatannya harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati. Penyiraman hanya dibutuhkan apabila kondisi tanah mulai mengering, sebaiknya dilakukan dengan sprayer. Penyiraman yang terlalu banyak atau sering akan menyebabkan kebusukan pada batang Alocasia. Serangan semut, laba-laba dan tungau, juga bisa membunuh Alocasia.

Alocasia Dragon Silver

Perkembangbiakan alocasia dari umbi-umbi kecil tumbuh berkembang menjadi alocasia anakan. Setelah tumbuh, kemudian dalam beberapa hari akan memisahkan diri dari induknya. Perbanyakan dengan stek yaitu memotong batang tepat di bawah daun yang paling tua, kemudian membenamkan batang yang terpotong ke dalam air. Beberapa hari kemudian akar akan muncul.

Akar tanaman hias alocasia memang membutuhkan tanah yang lembab, namun bukan berarti alocasia menyukai kondisi yang basah. Hal ini dikarenakan akar alocasia dapat membusuk. Oleh karena itu, campuran tanah yang benar merupakan faktor terpenting untuk perawatan tanaman hias alocasia.

Campuran lumut gambut dan perlite yang pas akan membantu memberikan nutrisi tanpa menambah kelembaban. Lumut gambut memiliki fungsi sebagai penyubur tanah, sehingga sangat ideal untuk membantu pertumbuhan tanaman hias alocasia yang sehat.

Alocasia perlu untuk disiram sesering mungkin supaya kelembaban tanah terjaga. Ketika tanah bagian atas kira-kira 1-2,5 cm sudah kering, maka harus disiram kembali. Perlu diingat, bahwa alocasia tidak menyukai tanah yang kering dan gersang, tidak juga menyukai tanah yang terlalu basah. Maka, ada baiknya untuk menyiram tanaman alocasia sedikit-sedikit tetapi sering, hal ini supaya kelembaban tanah tetap terjaga, namun tanah tidak terlalu basah ataupun terlalu kering.

Alocasia Black Velvet

Ada beberapa jenis tanaman hias alocasia yang tumbuh subur di ruangan yang memiliki temperatur hangat, seperti tanaman hias alocasia reginula, alocasia macrorrhiza dan alocasia silver dragon. Temperatur yang sangat cocok untuk membuat alocasia tumbuh subur adalah dari kisaran suhu 18 derajat celcius hingga 27 derajat celcius, suhu tersebut cukup untuk membuat alocasia tumbuh secara cepat dan tepat.

Baca juga : Keladi Tanaman Hias yang Populer Kala Covid-19 Menerjang

Tanaman ini bisa diperbanyak dengan menggunakan cara pembelahan akar atau memisahkan planlet. Jenis alocasia mempunyai akar rimpang berumbi yang dapat kamu potong menjadi beberapa bagian. Kemudian bagian tersebut dapat ditanam kembali dan tumbuh menjadi tanaman baru.

Alocasia Frydek

Planlet adalah tanaman hasil kultur jaringan yang memiliki akar dan tunas. Planlet dapat dihasilkan melalui proses mikropropagasi, yaitu dengan memindahkan bagian-bagian tanaman yang lebih kecil ke medium baru.

Seperti tanaman lain, alokasia mengalami masa dorman, yaitu tiba-tiba tanaman mengering, lalu lenyap dari permukaan tanah. Untuk mengatasinya, sebaiknya setiap 6 bulan sekali media harus diganti. Media yang bagus memegang peranan penting dalam setiap tanaman. Dorman bisa disebabkan oleh kondisi tanah terlalu keras, sehingga akar susah menembus, dan tanaman pun akan menjadi dorman (seperti mati).

Alocasia Black Infernalis

Di hutan-hutan Indonesia, juga terdapat beberapa tanaman Alocasia, salah satunya Alocasia Suhirmaniana, tanaman alocasia asli Indonesia. Dra. Yuzammi, M.Sc, pembubidaya Alocasia dari Kebun Raya Bogor, mengklaim dirinya sebagai penemu Alocasia Suhirmaniana di Sulawesi, yang diberi nama “suhirmaniana” mengambil nama mantan Kepala Kebun Raya Indonesia, Dr. Ir. Suhirman. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *