Latihan Bersama Dinilai Seni Suara Burung puter Pelung GM 2 yang dihelat pada Minggu, 14 Desember 2025 di Gantangan GM 2 samping RSD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang berlangsung meriah. Sebanyak 56 peserta yang terbagi atas kelas Bebas dan kelas Pemula ikut ambil bagian dalam perebutan posisi kejuaraan.

“Terus terang kami tidak pernah menargetkan peserta harus mencapai angka berapa, yang penting acara sukses tanpa kendala. Kami tidak muluk-muluk karena ini adalah lomba perdana bagi kami di tahun 2025,” jelas Surya Panindra, selaku panitia. Namun yang datang diluar ekspektasi panitia.
Awalnya kegiatan ini diniatkan hanya sekedar ajang silaturahmi para penghobi puter pelung di Semarang yang telah lama tidak pernah lagi berkumpul. Ajakan ini disampaikan oleh Awaludin Syah, Ketua Panitia setelah bertemu dengan dr. Hartono, sesepuh anggungan Kota Semarang.

Akhirnya ajakan sekedar gantang dan kumpul bareng berubah jadi latihan bersama dinilai (Latbernil), dengan menghadirkan juri atas desakan para penghobi yang merasa sudah terlalu lama tidak pernah lagi melombakan burung gacoan mereka. “Dan hari ini kami menggelar acara Latihan Bersama Dinilai dengan tujuan untuk tetap memberikan wadah dan semangat bagi teman-teman agar bisa menyalurkan hobi puter pelungnya,” terang Surya.
Disampaikan juga bahwa dengan adanya acara ini diharapkan bisa tetap menumbuhkan keinginan rekan-rekan agar bisa terus eksis menekuni hobinya. “Kegiatan ini juga dimaksudkan agar teman-teman disini bisa tahu bagaimana perkembangan burung miliknya, sehingga ada catatan khusus apakah bisa dan layak untuk diikutkan lomba yang lebih besar atau tidak,” sambung Surya.

Ditambahkan pula bahwa agenda ini untuk melanjutkan rutinitas yang sempat terhenti. Sebelumnya ada wacana untuk menggelar acara besar di tahun 2025. Nyatanya hingga menjelang berakhirnya tahun 2025 malah belum pernah menggelar kegiatan sama sekali. Atas permintaan dari penghobi, dirancanglah Latbernil GM 2.
Gantangan GM 2 pun menjadi lokasi yang dipilih untuk setiap kegiatan, karena kapasitas gantangan yang memadai. Kembalinya GM 2 sebagai titik pilihan puter pelung mania Semarang dan sekitarnya menjadi pertanda baik bahwa Semarang kini siap mengembalikan aktifitasnya seperti semula.


Sejak pembukaan acara, antusiasme peserta sudah terasa kuat. Tepuk tangan meriah dan ekspresi kegembiraan peserta mengiringi sambutan panitia saat membuka acara, menandai dimulainya rangkaian lomba. Peserta yang hadir tidak hanya berasal dari Kota Semarang, tetapi juga dari luar daerah seperti Purworejo dan Kendal.
Kehadiran peserta lintas daerah tersebut semakin menambah semaraknya Latbernil GM 2 Semarang. Dan menunjukkan tingginya minat serta kecintaan komunitas terhadap lomba burung puter pelung, meskipun hanya berskala latbernil saja.

Surya mengaku sempat kuatir akan kelancaran acara yang sudah direncanakan dengan baik tersebut. Hujan deras mengguyur daerah sekitar gantangan sejak siang hari. Untungnya menjelang senja hujan pun berhenti, bahkan berubah cerah ketika memasuki malam hari.
Dan meski digelar pada hari Minggu malam, dimana esoknya semua harus beraktifitas kembali, namun antusias peserta untuk mengikuti gelaran ini luar biasa. Kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat para penghobi untuk tetap berangkat menuju gantangan. Sepertinya mereka tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk menyalurkan hobi puter pelungnya.

“Alhamdulillah semua kelas yang kami buka, penuh hanya menyisakan empat gantangan saja. Kami melaksanakan kedua kelas dalam satu sesi lomba saja karena waktu yang tidak memungkinkan,” ungkap Surya. Lomba dimulai ketika hari beranjak malam. Dalam suasana hening di malam hari minim deru kendaraan, suara puter pelung begitu jelas terdengar.
Para peserta yang hadir begitu antusias bercengkerama sambil memantau gacoannya berbunyi. Saling berbagi pengalaman baik merawat burung lomba hingga beternak. Karena latbernil ini bukan sekedar mencari juara tetapi yang utama adalah latihan dan membangun silaturahmi.

Sepanjang jalannya lomba, suasana berlangsung tertib sesuai aturan. Peserta diwajibkan untuk tetap tenang dan tidak berteriak saat burung berlaga. Sorak-sorai dan tepuk tangan baru terdengar setiap kali juri mengumumkan berakhirnya masing-masing babak, mulai dari babak pertama hingga babak keempat. Momen-momen inilah yang menjadi pelepas ketegangan sekaligus penanda sengitnya persaingan di setiap kelas.
Di kelas Bebas, persaingan berlangsung sangat ketat. Saling kejar perolehan bendera 5 warna hampir di setiap babak. Hal ini disebabkan karena dalam acara kemarin, hanya digunakan penilaian hingga bendera 5 warna saja, sementara bendera 6 warna tidak digunakan mengingat status acara hanya latbernil. Kondisi ini membuat selisih nilai antar burung menjadi sangat tipis dan menuntut konsistensi maksimal dari setiap peserta.

Nama Lorenzo (Arahiwang 008) milik Arahiwang Bird Farm Purworejo tampil dominan dan konsisten sejak babak awal hingga akhir. Lorenzo terlibat duel ketat dengan Gatoloco (Bondorukem 666) dari Bondorukem Semarang, yang silih berganti mengamankan nilai tertinggi di beberapa babak.
Kejar-kejaran nilai 5 warna ini membuat kelas Bebas menjadi salah satu kelas paling menarik untuk disaksikan. Hingga akhirnya, Lorenzo dinyatakan sebagai juara 1 di kelas Bebas. Posisi ke-2 diraih oleh Gatoloco, sementara tempat ke-3 direbut Shakira (JSP 43) milik Arahiwang Bird Farm.

Di kelas Pemula, persaingan tak kalah sengit. Kejar-kejaran bendera 4 warna terjadi di setiap babak. Setelah pengumuman resmi, Korowelang (DMT 313) keluar sebagai juara 1, disusul Blandring (Arahiwang 034) di posisi ke-2, dan Bintang Timur (7BF 1931) dari Purworejo sebagai posisi ke-3. Korowelang menjadi kejutan di kelas Pemula, Arifin sang pemilik pun tidak menyangka gacoannya tampil apik, maklum selama mengikuti lomba tidak pernah ada di daftar juara.
Dalam kesempatan tersebut dr. Hartono turut memberikan komentar terkait hasil lomba. Ia menegaskan bahwa meskipun ini hanyalah latbernil, burung yang keluar sebagai juara di kelas Bebas menunjukkan kualitas juara sejati. “Ini memang latbernil, tetapi puter pelung yang juara benar-benar sang juara sejati. Kualitasnya sangat bagus,” ujarnya memuji.

Pemilik Lorenzo, Krida Tya Yudha dari Arahiwang Bird Farm Purworejo, mengungkapkan bahwa motivasinya datang ke Semarang adalah untuk ikut meramaikan acara Latbernil GM 2 sekaligus menumbuhkan semangat komunitas puter pelung di daerah tersebut. Ia menegaskan tidak pernah membedakan besar kecilnya sebuah event. Selama jarak terjangkau dan ada waktu, ia akan hadir.
Latbernil GM2 Semarang pun ditutup dengan pembagian piala dan sesi foto bersama. Gelaran ini diharapkan dapat terus menjaga semangat kebersamaan serta meramaikan dunia lomba puter pelung, baik di tingkat lokal maupun nasional. dr Hartono juga berkeinginan agar di tahun 2026 acara semacam ini dibuat berkelanjutan. (Ramlee/KTY)
