Liga Derkuku Mania Solo telah memasuki putaran 3, pada Minggu, 25 Juni 2023. Menempati lokasi di Lapangan Gawanan – Colomadu Karanganyar, acara berlangsung lancar dan sukses. Ada tiga kelas yang dipertandingkan, yakni kelas Pemula, Junior, dan kelas Senior.
Jatmiko salah satu anggota panitia, mengakui bahwa kegiatan ini murni sebagai wujud kecintaan mereka akan hobi derkuku. “Kami kan hobi derkuku, makanya agar hobi ini bisa terus eksis, maka kegiatan harus tetap ada, Liga DMS menjadi agenda yang bisa kami selenggarakan dengan tujuan sebagai ajang silaturrahmi, juga untuk menjaga kekompakan,” terang Jatmiko.
Meskipun agenda kegiatan hobi derkuku saat ini terasa mulai begitu padat, tidak mengurangi semangat para dekoe mania di Solo untuk tetap merapatkan barisan. Menyemarakkan hobi derkuku yang menjadi ajang dan wadah bagi mereka untuk menekuninya.
Bagi mereka hobi tanpa ada kegiatan untuk menyalurkannya seakan tidak ada arti. Meski diselenggarakan hampir setiap bulan, namun tidak sampai menggurangi greget dari pelaksanaan agenda yang sudah tersusun rapi sejak beberapa waktu lalu.
Persiapan yang sudah dilakukan sejak awal, nampaknya menjadi salah satu faktor sukses penyelenggaraan Liga Derkuku Mania Solo kali ini. Tidak nampak adanya masalah yang terjadi selama acara berlangsung.
Gelaran Liga DMS mendapatkan apresiasi yang bagus dari para dekoe mania Solo serta dari luar Solo. Melihat animo yang baik dari peserta dari Solo maupun dari luar kota, Agung Cahyanto Ketua PPDSI Solo merasa senang. “Liga Derkuku Mania Solo Putaran 3 mendapatka animo yang bagus dari penghobi,” kata Agung.
Tetap antusiasnya para peserta membuat segenap panitia merasa bangga. Dari awal gelaran liga ini mendapatkan sambutan yang bagus dari para penghobi. Setiap putaran yang terselenggara mempunyai tren kenaikan jumlah peserta.
Itu semua berkat dukungan yang luar biasa dari dekoe mania. Baik yang merespon bagus kegiatan tersebut ataupun yang membantu menyebarkan informasi akan kegiatan liga, maka lambat laun jumlah peserta mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Sektor penjurian aman dan terkendali. Seperti biasanya sebelum pelaksanaan lomba juri berkumpul untuk menyamakan persepsi. Dua orang juri nasional dari Yogyakarta ikut mengawal penjurian yang berlangsung selama empat babak, yakni Lek Sodiq dan Ali Syahbana.
Siswo juri nasional dari Solo saat memberikan arahan di awal pertemuan kecil tersebut, tidak henti-hentinya untuk mengingatkan juri agar tetap bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai kesepakatan. Menurut Siswo saat ini setiap kegiatan Solo dinilai sudah sangat baik.
“Saya merasa bangga karena penjurian di Solo dinilai baik. Dan disetiap gelaran para jurinya tidak mengenal kongkalikong antara juri dan peserta. Semua dilakukan sesuai dengan kualitas anggung burung pada saat penilaian,” ujar Siswo.
Pada saat yang sama ketika Ali Syahbana diberikan waktu bicara, meminta juri-juri yang bertugas agar bekerja secara profesional, cepat, tepat, dan teliti. Juri-juri penilai yang bekerja baik, rencananya akan ditugaskan juga di Paku Alam Cup di bulan Juli maupun Piala Raja di bulan September nanti.
“Juri-juri yang berkinerja baik, rencananya akan ditugaskan pula di lomba besar Paku Alam Cup pada bulan Juli maupun nanti di Piala Raja,” kata Ali yang bertindak sebagai koordinator juri nasional. Event-even besar lomba derkuku memang akan menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi juri-juri yang ada, terutama juri daerah.
Dari dalam arena diinformasikan bahwa perebutan posisi kejuaraan berlangsung seru dan menegangkan. Cuaca cerah dan cenderung panas mengawal acara dari awal hingga akhir. Empat babak penjurian juga berlangsung ketat. Ketatnya penjurian yang diterapkan oleh juri, berdampak pada nilai yang diraih.
Tidak banyak peserta yang berhasil meraih nilai terbaik, apalagi sampai lebih. Namun, demikian bukan berarti tidak ada yang berhasil mendapatkan nilai terbaik. Di kelas Pemula, juara pertama berhasil diboyong Arya Jagad, amunisi Ars 2772 dari Solo.
Kemenangan derkuku produk ternak PM 17 yang dikerek pada nomor 75 berkat raihan bendera empat warna empat kali rata. Menyusul kemudian Troya andalan Mbah Mursam Solo. Burung ternakan LMS 733 yang berada pada kerekan 33, memulai raihan bendera empat warna pada babak pertama.
Sayang pada babak kedua mengendur dengan hanya mendapatkan tiga warna, sebelum akhirnya kembali berlari kencang di sisa waktu penjurian dengan raih empat warna kembali. Dan urutan ketiga ada Krisna bergelang B2W 2680 di tiang 83, burung orbitan Laju BF Kendal.
Di kelas Junior, juara pertama berhasil menjadi milik Wiro Sableng amunisi Cak Hari dari Bogor. Derkuku ternakan DA 212 yang digantang pada nomor 109 itu menjadi juara berkat raihan bendera lima warna empat kali. Bahkan sejak usai babak ketiga sudah memastikan menjadi juara dengan raihan lima warnanya. Sedang lawan-lawannya tidak ada yang bisa menandingi performa apik Wiro Sableng.
Menyusul kemudian Songgoriti andalan Sadut BF Semarang. Burung bergelang Warna 88 yang digantang pada nomor 114 jadi juara kedua berkat raihan bendera empat warna pada babak pertama dan empat serta bendera lima warna pada babak kedua dan ketiga.
Dan ditempat ketiga ada Setyaki milik KP Solo, hasil ternakan Tresno 489 yang digantang pada nomor 106. Sedangkan di kelas Senior, juara pertama berhasil direbut oleh Ilusi gaco Eko LMS Solo yang dikerek di tiang nomor 25.
Kemenangan derkuku produk kandang sendiri yakni LMS 368 berkat tampilan menawan sepanjang empat babak penilaian. Raihan bendera lima warna rata empat babak menjadi bukti performa cemerlang yang ditampilkan Ilusi pagi itu.
Sedang juara kedua dimiliki Bima besutan Sunaryanto Solo. Bima bergelang JNG 201 yang berada pada kerekan 23, memulai raihan bendera empat warna pada babak pertama, pada babak berikutnya mampu tampil stabil dan mendapatkan lima warna. Dan urutan ketiga ada Sri Rama ring New Ags 380 orbitan Pak Tani Colomadu di kerekan 24.
Sri Rama seolah terlambat panas setelah hanya mendapatkan bendera dua warna bahkan pada babak kedua tidak mendapatkan nilai. Baru melaju kencang di dua babak terakhir dengan raihan bendera lima warnanya. Ini karena Sri Rama ternyata sedang jatuh bulu.
Kinerja juri mendapatkan apresiasi dari Takato Jombang. “Saya melihat juri-juri disini dalam menentukan kelayakan burung untuk penentuan lima warna sangat teliti sekali. Meskipun diteriaki peserta berkali-kali tetapi kalau memang tidak layak ya sudah,” ungkap Takato.
Yang cukup membanggakan gelaran Liga Derkuku Mania Solo kali ini mendapatkan dukungan langsung dari dekoe mania Negeri Jiran Malaysia. Wan Chekok BF dan Bukit Marak BF, merupakan dua farm yang cukup ternama dari Kelantan – Malaysia.
“Liga DMS 3 mendapatkan suport langsung dari Malaysia, yakni dari Wan Chekok BF dan Bukit Marak BF,” ujar Jatmiko. Terimakasih buat Wan Chekok dan Bang Azrin Yen dari Team TGR Kelantam atas supportnya untuk lomba hari ini,” tutup pemilik JAT BF Solo. (Ramlee/Jat)