Latber puter pelung yang rutin digelar oleh Pengcab PPPPSI Surabaya pada Jum’at, 9 Desember 2022 berjalan gayeng. Beberapa penghobi dari luar daerah turut hadir meramaikan, seperti dari Bangkalan, Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto.
Lomba sempat dihantui hujan yang turun sejak sebelum adzan sholat Isya’ Namun seiring berjalannya waktu hujan pun reda. Cuaca jadi terasa sedikit sejuk mengusir hawa gerah yang sempat menyelimuti, khas hawa perkotaan yang panas.
“Hujan yang mengguyur Surabaya, sejak sebelum adzan Isya, ternyata tidak menyurutkan semangat para pelomba untuk megggantang gaco-gaconya,” ujar Erwan yang dengan setia selalu hadir di lokasi dan mengkoordinir segala sesuatunya.
“Terima kasih banyak buat teman-teman dari luar kota yang telah hadir,” tambah Erwan. “Teman-teman dari Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, dan Bangkalan-Madura bahkan hadir sejak selepas Maghrib,” katanya.
“Dari list pendaftaran sebenarnya ada 50 burung yang akan ambil bagian. Karena kondisi hujan sehingga hanya sekitar 40 burung saja yang bisa ikut dalam acara sirkuit lomba puter pelung tersebut,” ungkap Yaqin yang membantu panitia.
“Pelomba dari Surabaya nampak banyak yang balik jalan. Mereka memutuskan tidak jadi berangkat ke arena gantangan, karena sampai pukul 20.30 hujan belum juga baru reda. Kita tetap jalan begitu penjurian sudah memungkinkan.” imbuh Yaqin.
Karena kondisi hujan deras yang mengguyur lokasi, maka jadwal lomba yang sedianya dimulai pada pkl. 19.00 WIB terpaksa diundur sampai keadaan memungkinkan. Akhirnya lomba baru dimulai pukul 21.00, dengan sistem 3 babak saja. Keputusan ini diambil agar bisa menyingkat waktu.
Semua yang hadir menyetujui keputusan yang diambil. Karena biar selesainya lomba tidak terlalu malam. mengingat peserta dari luar kota lumayan banyak. Esok harinya sebagian juga masih harus kembali beraktivitas.
Cuaca yang mendukung membuat para kontestan yang turun di kelas Bebas tersebut mampu tampil penuh semangat saat alunkan suara anggungannya. Disinilah bisa diketahui kualitas burung yang tampil. Selain melihat seberapa stabil performanya saat berkompetisi.
Seperti tampak di babak pertama, sederet gaco tampil dengan perfoma apik dan sukses dengan nilai empat warna. Di antaranya burung di gantangan 27, 38, dan 45. Hujan yang membuat suasana lebih dingin dari biasanya tampak tidak mempengaruhi performa burung-burung yang ada di gantangan.
Memasuki babak kedua, pertarungan semakin ketat. Adela yang ada di gantangan nomor 38 mulai memperlihatkan kualitas anggungannya dan mampu menembus lima warna. Sayang tampilan apik Adela tidak ada yang bisa menyamai. Burung di gantangan 27 dan 45 sempat memberikan harapan dengan adanya bendera empat warna plus usulan, tapi sampai waktu berakhir tidak kunjung naik.
Di babak terakhir beberapa gaco kembali menunjukkan perfoma ciamik. Demikian juga dengan Adela yang kembali mendapatkan nilai 43 ¾ atau bendera lima warna. Dengan demikian, Adela bergelang FR 111 andalan Fery Sidoarjo berhasil menduduki podium utama.
Disusul kemudian oleh Safir memakai identitas AG 66. besutan Anang dari Bangkalan yang tampil dari gantangan nomor 45 pada tempat kedua. Melengkapi tiga besar adalah Menak Abang ring DM 156 amunisi Damar Murup dari Mojokerto di gantangan 27.
Peserta begitu menikmati jalannya gelaran lomba yang diadakan oleh Pengcab Surabaya tersebut. Beberapa dari mereka berharap gantangan yang sekarang dipakai untuk dipertahankan karena jauh dari keramaian sehingga anggungan puter pelung terdengar begitu syahdu. Mereka juga menginginkan Pengcab Surabaya tetap rutin menggelar kegiatan lomba seperti itu, biar tetap bisa melatih gaco-gaconya.
Ketua Panitia Erwan sekaligus pemilik E2A3 BF mengucapkan terima kasih kepada seluruh puter pelung mania yang sudah berkenan hadir memenuhi undangan panitia. Pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada donatur yang sudah memberikan sumbangan doorprize serta memohon maaf jika selama penyelenggaraan lomba ada hal-hal yang kurang berkenan. (Ramlee/EA)