Jangkrik (Gryllus Sp.) merupakan serangga yang sangat dekat dengan kehidupan manusia, karena banyak ditemui di lingkungan yang sama dengan tempat tinggal manusia. Jangkrik memiliki nama yang berbeda di wilayah lain disesuaikan dengan bahasa yang digunakan daerah tersebut.
Bahkan sejak lama manusia telah berinteraksi dengan jangkrik. Serangga yang satu ini cukup familiar di berbagai kalangan, dari dimanfaatkan sebagai aduan, pakan ternak sampai yang terbaru sebagai bahan makanan.
Tubuh jangkrik tersusun atas kepala, dada, dan perut dengan bentukan badan yang beruas-ruas sama seperti jenis serangga lainnya. Letak perut berada di bagian belakang. Kakinya berjumlah 3 pasang, dimana kaki bagian belakang lebih besar digunakan untuk melompat. Serangga ini dilengkapi dengan organ mata, antenna, dan gigi pada kepalanya.
Mata jangkrik termasuk yang paling aneh di dunia, mengingat jumlahnya yang sangat banyak namun tidak berfungsi dengan baik di siang hari namun lebih baik di malam hari. Diantara mata dan abdomen terdapat sayap yang digunakan untuk terbang.
Yang unik, jangkrik memiliki double sayap, yakni mempunyai sayap dalam dan sayap luar. Pada saat terbang, sayap dalam digunakan sedangkan bagian luarnya untuk melindungi bagian sayap dalam.
Bagian abdomen jangkrik dilengkapi dengan beberapa organ seperti cercus, spirakel, dan opovisitor. Cercus berguna untuk menanggapi adanya rangsangan dari luar yang terletak pada ke sebelas perut jangkrik.
Baca juga : Kroto yang Selalu Diburu
Jangkrik bernapas menggunakan spirakel yang terletak pada ruas kedua sampai ruas ke delapan. Bagian opovisitor pada jangkrik hanya dimiliki oleh jenis jangkrik betina sebagai tempat keluar masuknya telur jangkrik.
Organ reproduksi pada jangkrik betina meliputi, ovarium yang mengandung indung telur, oosit, sel folikel, saluran telur, sel germanium, dan spermateka. Sedangkan pada jangkrik pejantan meliputi, vas deferens, vesikula seminalis, dan ductus ejakulator.
Sistem pernapasan jangkrik, memanfaatkan trakea, spirakel, dan trakeola. Spirakel berguna untuk mengalirkan oksigen masuk ke dalam tubuh lalu menghubungkannya dengan trakea. Oksigen yang masuk akan diteruskan dalam ke trakeola (cabang trakea) untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Sistem pencernaan jangkrik, yakni saliva yang digunakan untuk mencerna makanan yang masuk lewat mulut. Kelenjar saliva sebagai air liur untuk mendorong makanan masuk ke esophagus setelah dikunyah oleh giginya.
Di dalam esophagus, makanan akan diteruskan ke tembolok untuk mengalami proses kimiawi dengan enzim amilase, maltase, invertase, tryptase, dan lipase. Selanjutnya makanan akan diserap melalui haemocol menjadi sari makanan untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Organ pencernaan jangkrik lainnya terdiri atas hindgut berguna untuk mengubah hasil dari saringan sari-sari makanan diubah menjadi kotoran kering yang disebut pelet kering yang dikeluarkan melalui lubang anus.
Jangkrik tidak suka hidup secara berkelompok. Di habitatnya terlihat cenderung sendirian atau berpasangan dan tidak bergabung dalam sebuah kelompok. Serangga kecil ini terbiasa hidup pada suhu sedang, pada suhu dingin dapat mengakibatkan kematian, sedangkan suhu panas menyebabkan mereka kanibalisme.
Jangkrik termasuk hewan yang lebih aktif di malam hari sehingga termasuk dalam golongan hewan nocturnal. Namun dalam budidaya akan ditemukan jangkrik beraktivitas pada siang hari, hal ini dipengaruhi oleh faktor kebiasaan.
Baca juga : Burung Murai Burung Favorit Kicau Mania yang Kian Langkah
Jangkrik dapat berkomunikasi dengan menggunakan sayapnya untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Kedua sayap pejantan akan mengepak seperti suara mengernyit “krik krik krik”. Kemampuan tersebut hanya bisa dilakukan oleh pejantan jangkrik.
Karakter mereka yang mengeluarkan suara mengerik sebenarnya dibuat oleh jangkrik jantan dengan menggosok-gosokkan sayap depan mereka secara bersamaan. Suara ini digunakan untuk menarik kedatangan betina dan mengusir kehadiran jantan lainnya. Suara ini semakin keras dengan naiknya suhu di sekitarnya . Di dunia dikenal sekitar 900 spesies jangkrik, termasuk di dalamnya adalah gangsir.
Habitat dan daur hidup jangkrik
Jangkrik memiliki habitat yang sangat luas dan bisa hidup di mana saja. Bisa ditemukan di tempat yang lembab sampai di sela-sela kasur rumah apabila rumah berada di daerah sekitar hutan. Daerah persawahan, daerah pantai, daerah gunung juga menjadi habitat jangkrik asal tempat tersebut memiliki kelembaban yang cukup.
Tetapi tempat yang pada umumnya ditemukan jangkrik adalah daerah persawahan yang ditandai dengan banyaknya suara jangkrik pada malam hari. Karena jangkrik merupakan hewan yang aktif di malam hari sehingga suara-suara ditimbulkan oleh jangkrik jantan dapat didengar secara jelas dan semakin keras apabila malam hari sudah tiba.
Daur hidup jangkrik memiliki tiga tahapan yang sangat penting dan juga sangat singkat. Berawal dari telur yang akan menetas dengan sendirinya menjadi jangkrik muda. Jangkrik yang berhasil menetas dari telur bisa melanjutkan hidupnya menjadi jangkrik dewasa.
Karena hanya jangkrik muda yang bisa dan mampu mencari makanannya sendiri yang akan melanjutkan hidupnya. Jangkrik juga mengalami metamorfosis layaknya serangga umumnya namun termasuk ke dalam metamorfosis tidak sempurna karena hanya terdiri dari tiga tahapan.
Tahap metamorfosis ini adalah tahap telur, nimfa, dan jangkrik dewasa. Tahapan ini yang membuat metamorfosis jangkrik dianggap tidak sempurna karena tidak memiliki siklus hidup yang lengkap seperti halnya kupu-kupu.
Kandungan nutrisi jangkrik
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa jangkrik memiliki kandungan gizi yang baik bagi manusia. Manfaat jangkrik ini bisa dirasakan dengan cara mengonsumsi dagingnya. Jangkrik diketahui memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Serangga ini mengandung protein omega-3, omega-6, dan omega-9 yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak.
Sayangnya, konsumsi jangkrik adalah suatu hal yang masih dianggap menjijikkan bagi sebagian orang. Perlu diketahui, di dalam 100 gram jangkrik terkandung 121 kalori, dan hanya 45,9 kalori yang berasal dari lemak. Selain itu, terdapat kandungan lain seperti 12,9 gram protein dan 75,8 gram zat besi.
Berikut ini merupakan beberapa manfaat dan kebaikan daging jangkrik bagi tubuh:
1. Kaya akan protein
Jangkrik mengandung beberapa nutrisi baik seperti protein, serat, lemak sehat, vitamin, dan beberapa jenis mineral. Sebuah fakta mencengangkan tentang jangkrik, yaitu kandungan protein yang ada di dalamnya sama dengan kandungan protein yang dimiliki oleh daging sapi, tetapi dengan kadar lemak yang lebih rendah.
2. Mempunyai kadar kalsium tinggi
Alasan lain mengapa jangkrik baik untuk dikonsumsi adalah karena jangkrik memiliki kandungan kalsium tinggi yang sangat baik untuk kesehatan tulang. Oleh karena itu, mengonsumsi jangkrik bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan adalah hal yang sangat baik.
3. Dapat mencegah penuaan
Daging jangkrik memiliki kandungan protein kolagen yang dapat membuat kesehatan kulit dan organ mata lebih terjaga dan mencegah terjadinya penuaan dini. Selain itu, daging jangkrik juga sangat baik bagi kesehatan sebagai langkah pencegahan katarak.
4. Meningkatkan vitalitas
Kandungan yang ada pada daging jangkrik dipercaya mampu meningkatkan vitalitas. Selain itu, daging jangkrik juga sangat baik bagi wanita untuk menunda menopause.
Baca juga : Burung Trucukan Kicau dan Gayanya yang Memikat
5. Membantu menurunkan berat badan
Mengonsumsi daging jangkrik ternyata juga dapat membantu menurunkan berat badan. Sebuah laporan dari WHO (badan kesehatan dunia) menunjukkan bahwa jangkrik memiliki kandungan protein yang sama dengan daging dengan kadar lemak yang lebih rendah sehingga konsumsi jangkrik bisa membantu menurunkan epidemi obesitas di seluruh dunia.
Saat ini pemanfaatan jangkrik lebih banyak digunakan sebagai bahan pakan ternak, semisal untuk ayam hias, burung kicauan, ikan hias, maupun reptil. Para pemancing juga memanfaatkan jangkrik ini sebagai umpan.
Dengan permintaan yang relatif besar, maka jangkrik berpotensi baik untuk dibudidayakan. Ini karena selain kadar proteinnya yang tinggi, daya produksinya pun tinggi pula. Apalagi siklus hidupnya yang pendek ditambah pemberian pakannya yang mudah. (Ramlee)
[…] Baca juga : Mengenal Jangkrik, Hewan Bersuara Nyaring di Malam Hari […]