Talas (Colocasia esculenta) merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat menghasilkan umbi-umbian. Tanaman ini memiliki daun yang lebar dan menyerupai bentuk hati. Ttanaman talas banyak ditemui di berbagai belahan dunia, terutama di Asia Tenggara dan Pasifik. Umbi talas biasanya dimanfaatkan sebagai bahan pangan alternatif yang kaya akan karbohidrat, serat, dan beberapa nutrisi penting lainnya.

Talas, yang dalam bahasa Inggris disebut taro, memiliki sejarah panjang dalam budaya dan pangan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Talas diperkirakan telah dibudidayakan sejak zaman purba, bahkan pada zaman sekitar 7.000 tahun yang lalu yang diduga sebelum padi ditanam orang.
Tanaman ini menyebar ke berbagai negara, termasuk China, Jepang, dan beberapa pulau di Samudra Pasifik yang terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia, talas populer ditanam di hampir semua daerah dan memiliki berbagai nama dalam bahasa daerah setempat, seperti talé, kĕladi, sukat, dan lain-lain.

Talas umumnya dijumpai tumbuh liar maupun ditanam hampir di seluruh wilayah daratan. Tanaman ini tersebar di tepi pantai sampai pegunungan di atas 1.000m dpl. Talas termasuk dalam golongan tanaman monokotil yang berumur tahunan dengan tinggi tanaman sekitar 50-150 cm.
Baca juga : Gadung, Tanaman yang Dapat Dijadikan Sumber Pangan Alternatif
Berakar serabut yang dangkal, tersusun dari sekelompok akar adventif. Akar adventif adalah akar yang tumbuh tidak pada tempatnya. Tanaman talas memiliki akar berupa umbi yang tumbuh di bawah tanah. Umbi talas memiliki tekstur yang lembut dan memiliki daging berwarna putih dan ada juga yang berwarna ungu.

Tanaman talas memiliki batang yang pendek dan terbungkus oleh pelepah daun. Batang talas tumbuh dengan arah tegak. Talas dapat dikenali dari bentuk daunnya yang lebar dan berbentuk hati. Tanaman talas mempunyai daun lengkap yang terdiri dari helaian daun, tangkai daun dan pelepah. Jumlah daun 2 sampai 5 helai dan tergolong daun tunggal.
Tangkai daun berwarna hijau dan bergaris. Helaian daun berukuran 6 sampai 60 cm dengan lebar 7 sampai 53 cm, berbentuk bulat oval seperti perisai dengan ibu tulang daun yang besar. Daunnya mengandung 23 persen protein (berat kering), kaya kalsium, fosfor, besi, vitamin (C, tiamina, riboflavin, dan niacin). Daun talas memiliki tekstur yang lembut dan seringkali memiliki warna hijau yang cerah.

Talas terutama ditanam untuk dimakan umbinya, yang merupakan sumber karbohidrat yang cukup penting. Namun umbi ini mengandung kalsium oksalat yang dapat menyebabkan rasa gatal pada mulut, lidah dan tenggorokan, yang berbeda-beda ketajamannya menurut jenisnya, sehingga harus dimasak terlebih dulu sebelum dapat dikonsumsi.
Memakan talas tak boleh berlebihan, karena ia mengandung getah yang mengakibatkan gatal. Terlalu banyak memakan talas menimbulkan rasa begah dan gangguan pencernaan. Umbi talas dapat diolah dengan cara dikukus, direbus, dipanggang, digoreng, atau diolah menjadi tepung, bubur, dan kue-kue.

Ada beberapa jenis talas yang dapat ditemukan di Indonesia diantaranya, talas Padang, talas Bogor, talas Pontianak, dan talas Belitung. Talas padang (Colocasia gigantea) biasanya diolah batangnya menjadi sayuran, talas Padang merupakan talas terbesar di antara jenis yang lain.
Baca juga : Singkong, Sumber Pangan Bergizi Berserat Tinggi yang Memiliki Segudang Manfaat untuk Kesehatan
Selain diolah menjadi sayuran, di Padang talas ini biasa diolah menjadi keripik talas. Sedangkan di Vietnam bagian selatan, jenis talas ini digunakan sebagai salah satu bahan sayur dan sup bihun. Di Jepang, talas ini disebut “hasu-imo” yang digunakan dalam pembuatan chanpuru, sushi, dan sup miso.

Talas Bogor (Colocasia esculenta) merupakan salah satu jenis talas yang terkenal di Indonesia. Talas Bogor sering menjadi buruan wisatawan yang bertandang ke Kota Hujan. Orang Bogor sendiri biasanya mengolah talas dengan digoreng atau dikukus dan ditaburi kelapa parut di atasnya.
Namun, selain hanya digoreng atau dikukus, sudah banyak olahan talas bogor yang enak dan nikmat disantap. Seperti, pie talas, brownies talas, bolu lapis talas, bika talas, atau eggroll talas. Nah, jenis makanan ini sering diburu wisatawan karena rasanya yang lezat dan tentunya kaya akan gizi.

Talas Pontianak, talas jenis ini memiliki memiliki warna ungu kehitaman dengan tekstur yang tidak terlalu pulen dan sering menjadi alasan kenapa talas ini sering diolah menjadi berbagai olahan makanan. Talas pontianak sering diolah menjadi keripik talas, stik talas, sayur-mayur, dan lainnya.
Talas Pontianak, ciri khasnya adalah bentuknya mirip dengan talas Bogor. Meskipun di Indonesia talas Pontianak tidak begitu dikenal masyarakat, talas ini justru sangat populer di Jepang. Banyak masyarakat yang mengolah talas pontianak ini menjadi sayur kare.

Talas Belitung (Xanthosoma sagittifolium), talas ini dalam bahasa Betawi dan Sunda disebut “kimpul”. Sedangkan dalam bahasa Jawa, disebut “kimpul, glitung, busil, bisono, bothe, linjik”. Dan “dilago gogomo” dalam bahasa Halmahera. Biasanya talas ini diolah dengan dikuku, dibakar, dibuat bubur dan dijadikan sebagai pelengkap makanan. Namun, talas ini memiliki banyak lendir, sehingga teksturnya tidak sepulen talas Bogor.
Baca juga : Bengkuang, Umbi Putih yang Mempunyai Segudang Khasiat
Talas merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan pengganti nasi, karena kaya akan karbohidrat dan serat. Tak hanya dapat dijadikan sebagai pengganti nasi, tanaman talas juga memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh diantaranya, mengatur gula darah, menjaga kesehatan jantung, dan menjaga kesehatan tulang.

Mengkonsumsi umbi talas juga dapat mengurangi resiko kanker karena kandungan antioksidannya yang tinggi, termasuk flavonoid dan vitamin C, yang mampu melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan mutasi DNA. Umbi talas juga kaya serat pangan yang membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mengurangi risiko kanker kolorektal. Fitokimia dalam umbi talas memiliki sifat antikanker, seperti menghambat pertumbuhan sel kanker dan memicu kematian sel kanker.
Umbi talas merupakan sumber karbohidrat yang baik. Karbohidrat adalah nutrisi penting yang memberikan energi untuk tubuh. Konsumsi umbi talas dapat membantu memenuhi kebutuhan karbohidrat harian. Melihat dari manfaat dan tingginya kandungan gizi yang terkandung dalam talas, maka tanaman talas perlu dikembangkan menjadi pangan alternatif nasional selain beras dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional. (Ramlee)
,