Bengkuang (Pachyrhizuz erosus) merupakan salah satu jenis buah yang memiliki banyak kandungan air dan sedikit glukosa. Tanaman satu ini dikenal sebagai salah satu bahan pelengkap dalam rujak atau buah potong. Wanita pun sudah sejak lama memanfaatkan umbi tanaman ini untuk kecantikan.

Bengkuang atau bengkoang atau orang Jawa menyebutnya besusu merupakan tanaman yang masuk ke dalam suku polong-polongan atau Fabaceae. Pada mulanya bengkuang berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan tepatnya di Mexico. Suku Aztec saat itu menggunakan biji tanaman bengkuang sebagai bahan obat-obatan.

Kemudian pada abad ke-17, Spanyol menyebarkan tanaman ini ke daerah Filipina sampai akhirnya menyebar ke seluruh Asia dan Pasifik. Tanaman ini masuk ke Indonesia dari Manila melalui Ambon, dan sejak saat itulah bengkuang dibudidayakan di seluruh negeri.

Tanaman bengkuang ditanam di lahan pertanian

Bengkuang tumbuh dengan baik di daerah panas pada lingkungan yang lembab serta sinar matahari penuh. Tanaman ini biasanya diperbanyak dengan biji. Perbanyakan dengan biji membantu mencegah akar yang berbonggol dari pertumbuhan jamur.

Baca juga : Semangka, Tanaman Buah Tropis Sumber Antioksidan

Tanaman bengkuang tumbuh optimum pada pH 4,8–7,3. Benih bengkuang ditanam 2,5 cm dari permukaan tanah dengan jarak tanam 15-30 cm. Perkecambahan terjadi dalam waktu 6-12 hst (hari setelah tanam).

Bunga tanaman bengkuang

Bengkuang merupakan tanaman tahunan yang dapat mencapai panjang 4-5 m. Batangnya menjalar dan membelit dengan rambut-rambut halus yang mengarah ke bawah. Akarnya bisa mencapai panjang hingga 2 meter.

Tanaman buah bengkuang memiliki daun majemuk menyirip yang beranak daun 3. Tangkai daunnya memiliki panjang berkisar 8,5-16 cm, dimana anak daun bundar telur melebar, dengan ujung runcing dan bergigi besar terdapat berambut di kedua belah sisinya. Anak daun bengkuang ialah ujung paling besar memiliki bentuk belah ketupat dengan besar 7-21 × 6-20 cm.

Bunga tumbuhan ini cenderung berkumpul dalam tandan di ujung atau berada di ketiak daun. Umumnya memiliki panjang hingga 60 cm dengan rambut berwarna coklat. Tabung kelopak bentuknya lonceng, berwarna kecoklatan dengan panjang sekitar 0,5 cm dan bertaju hingga 0,5 cm.

Mahkotanya berwarna putih ungu kebiru-biruan dan gundul. Tangkai sari berbentuk pipih, dengan ujung sedikit menggulung sedangkan kepala putik bentuk bola, di bawah ujung tangkai putik, tangkai putik di bawah kepala putik berjanggut.

Polong biji bengkuang yang masih muda

Tumbuhan bengkuang membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat seperti gasing. Kulit umbi bengkuang tipis berwarna kuning pucat. Daging umbinya berwarna putih dan memiliki tekstur renyah berair.

Baca juga : Kelengkeng, Buah Manis dan Legit Kaya Vitamin

Bengkuang sekarang ini banyak ditanaman di wilayah dataran rendah. Umumnya bengkuang dibudidayakan di tanah pekarangan dan tegalan. Varietas yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah bengkuang gajah dan bengkuang badur. Yang membedakan dari kedua jenis ini adalah pada waktu panennya.

Petani sedang memanen umbi bengkuang

Umbi dari tanaman bengkuang sebaiknya disimpan pada tempat yang kering bersuhu 12 °C hingga 16 °C. Suhu lebih rendah mengakibatkan kerusakan. Penyimpanan yang baik dapat membuat umbi bengkuang bertahan hingga 2 bulan.

Kandungan air pada umbi bengkuang cukup tinggi, yaitu sekitar 86 hingga 90 persen. Umbi yang berkualitas baik memiliki berat mencapai 3 kg dengan rata-rata diameter 10-30 cm. Umbi bengkuang mengandung mengandung gula, pati, fosfor dan kalsium.

Umbi bengkuang juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Bila diperhatikan bentuk umbinya, ada dua macam yaitu bulat pipih dan bulat panjang. Umbi yang berbentuk bulat pipih lebih baik dari pada yang berbentuk bulat panjang.

Kelebihan umbi yang bentuknya bulat pipih antara lain, kulitnya tipis, mudah dikupas, berwarna putih, berair banyak, serat sedikit, mudah dipecah dan rasanya manis.Dalam praktik budidaya, tumbuhan ini sering ditanam di sela-sela tanaman lada. Hal ini dikarenakan akar tanaman bengkuang memiliki kemampuan untuk bersimbiosis dengan Rhizobium (genus bakteri tanah) yang dapat mengikat nitrogen dari udara.

Petani sedang membersihkan umbi bengkuang dari tanah yang melekat

Selain itu terdapat pula vitamin C dan senyawa fenol yang berfungsi sebagai sumber antioksidan bagi tubuh (Assaori, 2010). Berbagai manfaat bengkuang sebagai tanaman obat antara lain dapat mengatasi penyakit diabetes mellitus, demam, eksim, sariawan dan wasir.

Baca juga : Nanas, Buah Tropis Kaya Nutrisi untuk Kesehatan Tubuh

Rasa manis dari bengkuang berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin. Zat ini tidak bisa dicerna oleh sistem pencernaan tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori.

Bengkuang dipasarkan di pasar tradisional ketika musim

Bengkuang dapat digunakan sebagai masker untuk menyegarkan wajah dan mencerahkan warna kulit. Hal ini dikarenakan umbi bengkuang mengandung agen pemutih yang dapat memutihkan dan menghilangkan tanda hitam dan pigmentasi di kulit. Selain sebagai tanaman yang bermanfaat untuk kecantikan, bengkuang dapat disantap sebagai rujak, manisan atau pelengkap dalam makanan tekwan.

Walaupun umbinya dapat dimakan, bagian bengkuang yang lain sangat beracun karena mengandung rotenon, sama seperti tuba. Racun ini sering dipakai untuk membunuh serangga atau menangkap ikan, terutama yang diambil dari biji-bijinya.

Selain dikonsumsi, bengkuang juga dimanfaatkan untuk perawatan wajah

Meskipun beracun, biji bengkuang pun dapat dijadikan bahan obat. Biji yang ditumbuk dan dicampur dengan belerang digunakan untuk menyembuhkan sejenis kudis. Sementara, di Jawa Tengah, setengah butir biji bengkuang dapat digunakan sebagai obat urus-urus.

Keracunan biji bengkuang biasanya diatasi dengan meminum air kelapa hijau. Bengkuang konon dapat digunakan untuk memperlancar buang air besar karena ia mengandung serat yang lebih tinggi daripada mangga. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *