Ikan baung (Bagrus nemurus) merupakan ikan konsumsi yang penting di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tekstur dagingnya berwarna lembut, putih, tebal tanpa duri halus. Julukan ikan berkumis tidak hanya ditujukan untuk ikan lele, namun ikan baung juga.
Ikan baung banyak dimanfaatkan sebagai lauk oleh masyarakat Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Berbagai masakan ikan baung yang terkenal enak diantaranya adalah pindang baung dari Sumatera Selatan dan baung asam padeh dari Riau, serta ikan baung panggang dari Kalimantan. Selain itu, ikan baung juga biasa dijadikan ikan asap.
Ikan baung termasuk anggota genus Hemibargus dari keluarga Bagridae. Nama marganya Hemibagrus. Ikan ini masih sekerabat dengan ikan lele (bangsa Siluriformes). Sehingga tidak heran jika keduanya memiliki ciri fisik yang hampir serupa.
Ikan baung menyebar luas di India, Cina Selatan, dan Asia Tenggara ini juga dikenal dengan banyak nama daerah, seperti ikan duri, baong, baon (Malaysia), bawon (Betawi), senggal atau singgah (Sunda), tagih, tageh, beong, rengkik (Jawa), niken, siken, tiken, tiken bato (Kalteng), dan lain-lain.
Baca juga : Ikan Lele, Salah Satu Jenis Ikan Air Tawar yang Paling Digemari Masyarakat
Marga Hemibagrus pada mulanya dianggap satu dengan marga Mystus (ikan-ikan keting atau lundu), atau yang sebelumnya dikenal sebagai Macrones. Marga ini akhirnya dipisahkan, salah satunya karena anggotanya yang dewasa umumnya memiliki tubuh yang berukuran besar. Ikan baung dari Indocina bagian tengah, H. wyckioides bobotnya mencapai 80 kg.
Secara biogeografi, marga Hemibagrus diketahui menyebar luas di sebelah timur lembah Sungai Gangga – Brahmaputra dan di selatan aliran Sungai Yangtze. Ragam jenis yang tertinggi berkembang di wilayah Paparan Sunda.
Salah satu jenisnya, yakni baung tageh (H. nemurus). Ikan jenis ini telah berhasil dikembangkan pembenihannya dan dibudidayakan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi semenjak tahun 1998.
Baung adalah ikan air tawar yang dapat hidup dari perairan di muara sungai sampai ke bagian hulu. Bahkan di Sungai Musi Sumatera Selatan), baung ditemukan sampai ke muara sungai di daerah pasang surut yang berair sedikit payau. Selain itu, ikan ini juga banyak ditemui di tempat-tempat yang letaknya di daerah banjir.
Secara umum, baung dinyatakan sebagai ikan yang hidup di perairan umum seperti sungai, rawa, situ, danau, dan waduk. Ikan baung, bertubuh panjang, tekstur kepala kasar, bentuk kepala pipih dengan bagian tulang tengkorak atas kepala yang tidak ditutupi kulit.
Bagian atas kepala dan badan berwarna cokelat hingga kehitaman, bagian tengah hingga bawah badan memutih dengan bagian bawah badan berwarna lebih terang. Ikan baung memiliki 3 pasang sungut atau kumis di sekeliling mulut dan sepasang sungut di lubang pernapasan.
Baca juga : Ikan Mas, Ikan Konsumsi Air Tawar yang Mudah Dibudidayakan di Indonesia
Panjang sungut di rahang hampir mencapai sirip anus. Ikan ini tidak memiliki sisik, tekstur tubuhnya licin. Ikan ini memiliki tiga duri yang berbisa (patil), yakni pada sepasang sirip dadanya, dan sebuah lagi berada di awal sirip punggungnya.
Pada tubuh bagian belakang terdapat sirip punggung (dorsal). Pinggiran sirip ekornya tegak. Bagian ujung atas ekor memanjang seperti sungut. Ukuran rata-rata baung sekitar 20 cm dengan bobot 150 sampai 200 gram, meski ada spesies yang tumbuh jauh lebih besar.
Ikan baung memiliki sifat hidup bersembunyi di dalam liang-liang di tepi sungai. Selain itu, baung merupakan ikan nokturnal yang aktif di malam hari untuk mencari makan, berkembang biak, dan hampir semua kegiatan lainnya.
Di alam liar, baung termasuk jenis ikan omnivora. Yakni memakan segala yang ditemuinya . Beberapa makanan ikan baung adalah udang kecil, remis, ikan yang ukurannya lebih kecil, serangga, moluska, dan rumput yang terdapat di perairan.
Namun ada juga yang menggolongkan baung sebagai ikan karnivora karena lebih sering memangsa ikan dan hewan air kecil lainnya dibanding tumbuhan. Ikan baung anakan dan dewasa memangsa pakan yang berbeda. Baung anakan memangsa serangga air, sementara baung dewasa cenderung memangsa ikan, hewan kecil, dan serangga.
Perkembangbiakan ikan baung dilakukan dengan cara memijah, yaitu melepaskan telur dan sperma. Proses pemijahan dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember atau pada musim hujan. Ikan baung akan memilih lingkungan perairan yang tenang dan memiliki banyak cadangan makanan saat memijah.
Baca juga : Ikan Nila, Jenis Ikan Air Tawar yang Banyak Dibudidayakan dan Dikonsumsi Masyarakat
Pada umumnya, lingkungan yang dipilih adalah rerumputan yang tergenang air. Berbagai jenis baung tersebar di seluruh Indonesia dengan daerah sebaran utama yaitu Jawa, Kalimantan dan Sumatera yang terdiri dari 3 jenis, antara lain baung putih, baung kuning, dan baung tageh.
Ikan baung kaya akan berbagai kandungan gizi seperti protein, vitamin dan asam lemak omega-3 yang baik untuk tubuh. Dari kandungan tersebut, ikan ini amat baik untuk dikonsumsi karena merupakan sumber protein, vitamin, dan mineral yang baik bagi tubuh.
Komersialisasi dan budidaya intensif terhadap spesies ini masih sangat terbatas. Sebab, masih sulitnya perkembangbiakan secara alamiah di tempat penangkaran. Sebagian besar penyediaan benih masih mengandalkan tangkapan dari alam. (Ramlee)