Kura-kura hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi) merupakan spesies kura-kura endemik dengan sebaran terbatas. Daerah sebarannya hanya terdapat di pulau Sulawesi bagian utara. Karenanya hewan langka ini merupakan hewan endemik pulau Sulawesi, Indonesia dan tidak ditemukan di daerah lain.

Kura-kura hutan Sulawesi ini sering disebut juga sebagai kura-kura paruh betet. Ini lantaran bentuk mulutnya yang meruncing menyerupai paruh burung betet. Dalam bahasa Inggris kura-kura hutan Sulawesi disebut sebagai Sulawesi Forest Turtle.

Dahulunya kura-kura hutan Sulawesi digolongkan dalam genus Heosemys, namun sejak tahun 2000 dimasukkan dalam genus tunggal Leucocephalon. Kura-kura ini adalah spesies monotypic, artinya hanya ada satu jenis dalam genus Leucocephalon.
Baca juga : Kura-kura, Reptil yang Bisa Hidup Ratusan Tahun
Kura hutan Sulawesi memiliki penampilan yang unik. Tubuhnya dilapisi oleh cangkang yang berwarna cokelat kehitaman dengan bintik-bintik kuning. Kepalanya menonjol dengan warna putih yang mencolok, memberinya nama ilmiah “Leucocephalon,” yang berarti “kepala putih.”

Sementara nama ‘yuwonoi’ dalam nama ilmiahnya merujuk pada Frank Yuwono ahli Herpetologi Indonesia. Yuwono adalah orang yang kali pertama memperoleh spesimen kura-kura hutan Sulawesi ini di pasar Gorontalo – Sulawesi.

Kura-kura hutan Sulawesi termasuk hewan yang berukuran sedang dengan karapas sepanjang kurang lebih 28 – 31 cm untuk yang jantan dan 20 – 25 cm untuk yang betina. Daerah sebarannya hanya terdapat di pulau Sulawesi bagian utara dan tidak ditemukan di daerah lain.

Tidak banyak yang diketahui tentang perilaku alami kura-kura hutan Sulawesi ini. Kura-kura hutan Sulawesi yang merupakan hewan diurnal banyak menghabiskan waktu di hutan dan hanya berpindah ke air ketika malam untuk beristirahat dan melakukan perkawinan.
Baca juga : Kura-Kura Brazil Salah Satu Reptil Cerdas yang Banyak Dipelihara Penghobi
Kura-kura ini pemalu dan lebih suka bersembunyi di bawah dedaunan atau di tepi sungai. Ketika merasa terancam, mereka akan masuk ke dalam cangkang mereka dan menutupnya rapat. Suara mereka terdiri dari desisan lembut saat bergerak melalui dedaunan dan gemericik air ketika berenang di sungai.

Kura-kura hutan Sulawesi ini termasuk satwa pemakan segala (omnivora). Diantaranya yang biasa jadi makanannya adalah serangga, cacing, dan tumbuhan air. Kura hutan Sulawesi juga memakan buah-buahan yang jatuh ke dalam sungai.

Kura-kura hutan Sulawesi ini termasuk salah satu dari 7 jenis reptil paling langka di Indonesia. Bahkan termasuk dalam daftar The World’s 25 Most Endangered Tortoises and Freshwater Turtles 2011 yang dikeluarkan oleh Turtle Conservation Coalition.

Pada tahun 1990-an diperkirakan populasi kura-kura hutan Sulawesi sangat melimpah namun saat ini diperkirakan populasinya di alam liar hanya tinggal ratusan ekor saja. Ancaman utama populasi kura-kura langka ini adalah perburuan dan perdangan bebas sebagai bahan makanan dan hewan peliharaan.
Baca juga : Labi-Labi Moncong Babi, Satwa Endemik Papua yang Semakin Langka
Pada awal tahun 1990-an, sekitar 2.000 – 3.000 ekor diperkirakan diperdagangkan ke China sebagai bahan makanan. Selain itu kura-kura hutan Sulawesi juga banyak diekspor ke Eropa dan Amerika sebagai hewan peliharaan.

Selain perburuan, rusaknya habitat akibat kerusakan hutan (penebangan kayu komersial, pertanian skala kecil, dan pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit) juga menjadi ancaman bagi kelangsungan populasi kura-kura hutan Sulawesi. Hal ini diperparah oleh rendahnya tingkat reproduksi kura-kura hutan Sulawesi.
Organisasi perdangan satwa dunia, CITES, juga telah memasukkan kura-kura hutan Sulawesi dalam daftar CITES Apendix II. Dengan demikian perdagangan Internasional kura-kura langka dan endemik Sulawesi ini tidak diperbolehkan. Sayangnya di Indonesia sendiri kura-kura hutan Sulawesi ternyata bukan termasuk satwa yang dilindungi. (Ramlee)