Emprit Jepang (Lonchura striata domestica) merupakan salah satu jenis burung finch yang populer dipelihara sebagai hewan peliharaan di banyak negara, termasuk Indonesia. Burung ini secara Internasional disebut dengan Society finch. Emprit Jepang tidak ditemukan di alam liar, karena hasil domestikasi dari burung Lonchura striata.



Cikal bakal burung ini sebenarnya berasal dari daerah Bengala, India. Awalnya burung Bengalese finch/finch sharp-tailed munia (Lonchura acuticauda), dibawa ke Jepang yang kemudian dikawin silangkan dengan striated munia (Lonchura striata). Burung Lonchura striata sendiri tersebar di Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi, Thailand & Vietnam selatan.

Keturunannya inilah yang kemudian disebut dengan emprit Jepang. Emprit jepang memiliki kemiripan dengan white-rumped munia atau emprit lokal. Perbedaan terletak pada karakter, warna, corak bulu, dan suara kicauannya. Bahkan, belakangan ini ada juga yang menyilangkan emprit jepang dengan jenis burung finch lainnya.
Baca juga : Pipit, Burung Kecil dengan Beragam Corak dan Warna Menarik
Diluar negeri, sudah bisa didapatkan emje dengan berbagai macam warna hasil mutasi. Mulai dari putih, coklat, cream, silver, dan lain-lain. Bahkan sudah dihasilkan emje yang mempunyai corak batik/sisik ikan di bagian dadanya. Selain itu juga sudah dihasilkan emje crested/jambul yang semakin menambah keunikan tersendiri dari emje itu sendiri.

Di Amerika, Eropa, dan Australia, orang justru lebih tertarik memelihara atau menangkar burung finch ketimbang burung kicauan seperti di Indonesia. Selain mudah dalam perawatannya, penampilannya yang cantik dan penuh warna cukup menggoda untuk disilangkan demi mendapatkan anakan dengan warna-warna unik yang menarik.
Burung finch banyak disukai oleh kicaumania di Indonesia karena bisa dijadikan burung penghias di taman rumah, meski sebagian juga bisa dijadikan burung master. Tidak sedikit pula yang pengin beternak, lantaran pengelolaannya relatif mudah.

Di Indonesia, burung ini bukan hanya bisa dijadikan burung hias tetapi juga kerap dimanfaatkan sebagai induk asuh/baby sitter atau babuan untuk mengerami telur jenis burung finch lainnya. Para penangkar/breeder burung gould amadine maupun zebra finch kerap menggunakan emprit jepang sebagai induk babuan untuk mengerami telur dan merawat anakan yang baru menetas.
Ini karena burung emprit jepang dikenal tidak mudah stres. Burung ini juga pintar mengasuh anakan, sehingga kerap dijadikan babuan untuk anakan jenis finch lainnya. Meski sedang bertelur atau mengerami telur, burung ini tidak mudah terganggu oleh aktivitas di sekitarnya, emprit jepang tetap produktif.

Burung emprit jepang ini mudah dalam perawatan, dari segi makanannya juga sangat mudah dicari. Jenis burung ini selain mudah perawatannya, juga tahan dari semua penyakit, serta gampang dibudidaya karena saat bertelur kemudian beranak, induknya rajin memberikan makanan.
Baca juga : Gould Amadin Burung Pipit Tercantik di Dunia dari Australia
Kalau mau menangkar, sebaiknya dipilih calon induk jantan dan betina yang sudah mencapai umur dewasa kelamin, yaitu sekitar 5-6 bulan. Lebih matang lebih baik, misalnya betina umur 8 bulan dan jantan umur 1 tahun. Untuk membedakan jenis kelamin emprit jantan dan betina agak sedikit susah, karena keduanya mempunyai bentuk tubuh serta warna bulu yang hampir sama.

Cara untuk membedakannya bisa diperhatikan dari tingkah lakunya, yaitu biasanya untuk burung emprit jepang jantan lebih aktif bergerak dan berkicau, serta suara kicauannya lebih bervariasi. Sedangkan untuk burung emprit jepang betina lebih pasif dan jarang berkicau, dan seandainya berkicau pun suaranya terdengar monoton.
Tetapi emprit jepang umur 5-6 bulan umumnya sudah dewasa, ditandai dengan perilaku sering berkicau, terutama burung jantan. Kalau mau praktis, masukkan beberapa ekor burung jantan dan betina dalam kandang aviary/koloni. Biarkan burung mencari pasangan masing-masing.

Perlu disediakan tempat bersarang/gelodok dengan jumlah melebihi jumlah calon pasangan indu. Misal, memasukkan 5 ekor calon induk jantan dan 5 ekor calon induk betina, sediakan minimal 6 gelodok yang ditempatkan secara berpencar.
Nanti setiap pasangan induk akan memilih gelodok yang disukainya. Kalau belum memiliki kandang aviary, Anda juga bisa menggunakan kandang battery ukuran 40 x 40 x 50 cm2 yang banyak dijual di pasar burung. Masukkan pula wadah sarang (anyaman rotan) yang juga banyak dijual di kios/pasar burung. Bahan sarang bisa berupa serat kelapa atau serat cemara.

Pakan utama emprit jepang berupa biji-bijian atau pakan kenari (canary seed). Pakan tambahan/extra fooding (EF) berupa daun sawi atau selada. Setelah berjodoh, burung akan kawin. Selanjutnya, induk betina akan bertelur sebanyak 4 sampai 6 butir.
Baca juga : Zebra Finch, Burung Berpostur Kecil Lincah dengan Warna Bulu Memukau Bermotif Mirip Zebra
Telur akan dierami induk jantan dan betina secara bergantian selama 15-16 hari. Masa mengeram dimulai setelah telur ketiga dikeluarkan induk betina. Setelah menetas, anakan emprit jepang ini akan diasuh oleh kedua induknya hingga mencapai umur 20 hari.

Setelah berumur 1 bulan, anakan sudah bisa belajar makan sendiri. Jika anakan sudah mandiri (mencari makan sendiri), maka sudah bisa memisahkan anakan dari induknya dan merawatnya di kandang tersendiri, tujuannya agar indukan segera bisa berproduksi lagi. (Ramlee)