Tapir merupakan hewan yang mungkin tidak begitu terkenal, tetapi memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri. Satwa ini mempunyai karakteristik tubuh yang unik dan dikatakan bentuknya adalah hasil perpaduan beberapa jenis satwa lain. Tapir termasuk hewan herbivora yang habitatnya tersebar di berbagai negara di dunia dengan berbagai variasi spesies.

Bukan hanya bentuk fisiknya yang memiliki penampilan khas, namun cara hidup atau perilaku tapir juga cukup menarik untuk diamati. Sayangnya spesies yang masuk dalam kelas mamalia ini statusnya sudah mulai terancam, sehingga berbagai upaya konservasi pun harus dilakukan untuk meningkatkan populasinya.

Hampir seluruh negara di dunia menggunakan istilah ‘tapir’ untuk menyebut spesies yang berasal dari genus Tapirus ini. Selain nama tapir, di Indonesia satwa ini juga disebut sebagai badak cipan dan tenor oleh masyarakat Melayu, serta Malay tapir dan Asian tapir dalam Bahasa Inggris.

Tapir satwa unik dilihat dari samping sepintas seperti badak

Tapir menyukai hidup di dekat sumber air seperti aliran sungai yang juga didukung dengan keberadaan pepohonan sebagai sumber makanannya. Oleh sebab itu wilayah hutan menjadi tempat hidup atau habitat alami dari satwa satu ini.

Baca juga : Trenggiling, Mamalia Darat Bersisik yang Kian Terancam Punah

Kawasan hutan hujan tropis yang umumnya terdapat di kawasan Asia Tenggara adalah habitat hidup paling efektif dan baik untuk populasi tapir. Di Pulau Sumatera tapir terlihat kerap melintas di sepanjang wilayah hutan dataran rendah, akan tetapi ada juga yang hidup di dataran tinggi pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.

Tapir dilihat dari depan seperti babi dan trenggiling

Spesies Tapirus indicus adalah satu-satunya jenis tapir yang hidup di dataran Asia. Istilah ‘indicus’ diambil dari wilayah asal atau habitat asli dari satwa ini, yaitu kawasan Hindia Timur. Kini spesies ini telah tersebar dan dapat dijumpai di berbagai kawasan Asia termasuk Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia.

Seperti telah disebutkan bahwa bentuk fisik hewan ini dianggap sebagai gabungan dari beberapa jenis satwa lain. Sekilas penampakan tubuh tapir mirip seperti morfologi babi, tetapi jika diamati lebih jeli ternyata bagian telinganya mirip dengan telinga badak. Bagian paling unik dari tubuh satwa ini adalah keberadaan moncong yang menyerupai moncong trenggiling.

Binatang ini diketahui memiliki indera penglihatan yang cenderung kurang bagus, sehingga sangat bergantung pada kemampuan indera pendengaran serta indera penciumannya yang sangat tajam. Umumnya semua spesies memiliki ukuran tubuh sekitar 225 cm atau lebih dari 2 meter termasuk spesies Tapirus indicus. Hanya saja spesies Tapir Asia ini menjadi jenis tapir dengan tubuh paling kecil jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain.

Panjang tubuh Tapir Asia hanya sekitar 1,8 meter, tetapi ada beberapa individu yang tubuhnya mencapai 2,4 meter. Sedangkan tinggi tubuhnya jika dihitung dari telapak kaki sampai punggung berkisar antara 90 cm sampai 107 cm. Meski bertubuh lebih kecil namun kenyataannya berat badan Tapir Asia cukup berat, karena bisa mencapai 250 kg hingga 320 kg.

Tapir aktif di malam hari (nokturnal)

Tidak hanya itu, bahkan beberapa individu tapir yang telah mencapai usia dewasa berat badannya bisa mencapai 540 kg. Bobot tubuh hewan ini terhitung sangat berat karena memiliki massa otot lebih besar bila dibandingkan dengan spesies lainnya.

Baca juga : Babi Batang, Hewan Unik Bertubuh Gempal Berotot Penghuni Hutan Sumatera

Ukuran tubuh tapir betina cenderung lebih besar jika dibandingkan dengan tubuh pejantan. Meski begitu ciri fisik antara keduanya tetap sama, yakni bertubuh gemuk, berotot serta memiliki ekor pendek. Kaki depan satwa ini mempunyai empat kuku, sedangkan kaki belakangnya hanya memiliki tiga kuku.

Tapir juga aktif di siang hari

Moncong atau belalai pada tapir adalah bagian paling unik dan sekaligus menjadi ciri khas binatang herbivora ini. Moncong tersebut cukup panjang namun tidak sepanjang belalai gajah. Biasanya tapir akan merapatkan moncongnya di tanah saat berjalan. Selain itu moncongnya juga sangat elastis dan lentur sehingga mudah untuk digerakkan.

Selain moncong yang khas, warna tubuhnya juga cukup menarik karena di bagian bahu sampai pantatnya memiliki warna terang antara putih hingga abu-abu menyerupai pelana. Sedangkan bagian tubuh lainnya berwarna hitam, kecuali ujung telinga yang juga memiliki warna putih. Kombinasi warna ini memudahkan tapir untuk melakukan kamuflase di hutan.

Binatang herbivora ini dikenal sebagai satwa yang hidupnya soliter. Hewan soliter berarti tapir lebih senang hidup menyendiri dibanding berkelompok dan bahkan agak berjauhan dengan sesama spesiesnya. Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu seperti ketika musim kawin, tapir akan hidup bersama individu lainnya untuk mencari pasangan.

Walaupun hidup soliter, tetapi tapir juga melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Cara berkomunikasi satwa ini dilakukan dengan mengeluarkan suara cicitan atau siulan yang cukup keras. Ketika berjalan-jalan di kawasan hutan, tapir akan memperhatikan bau di sekitarnya yang telah ditinggalkan oleh individu lain.

Sepasang tapir di malam hari

Seperti kebanyakan binatang soliter lainnya, tapir juga mempunyai kebiasaan untuk menandai wilayah kekuasaannya. Tapir akan mengencingi tanaman yang ada di sekitar kawasan teritorialnya. Selain itu untuk memperluas wilayah kekuasaannya, hewan besar ini akan menyusuri jalur lain yang ditumbuhi tanaman selain yang telah dibuatnya sendiri.

Baca juga : Labi-Labi Moncong Babi, Satwa Endemik Papua yang Semakin Langka

Tapir adalah binatang yang memiliki kemampuan memanjat sekaligus berenang. Satwa ini biasa menghabiskan waktu dengan berdiam di dekat aliran sungai atau sumber air, kemudian mandi atau berenang. Sedangkan untuk urusan memanjat tapir sanggup mendaki tebing yang cukup curam.

Induk tapir bersama anaknya

Tapir dikenal sebagai salah satu satwa yang memiliki sifat pemalu, terutama apabila bertemu dengan manusia. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika hewan ini sulit dijumpai di alam liar. Apabila tapir merasa ada manusia di sekitarnya, maka ia akan bersembunyi di semak-semak.

Berdasarkan data yang diperoleh dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), tapir yang bernama latin Tapirus indicus saat ini berstatus Endangered (EN). Status yang diberikan sejak tahun 2008 tersebut menunjukkan bahwa kondisi tapir di alam liar mempunyai potensi terancam dalam waktu yang akan datang. Ini akibat penurunan luas habitat asli, maraknya perburuan liar, dan perkawinan sedarah. (Ramlee)

By Ramlee

2 thoughts on “Tapir, Mamalia Unik Mirip Babi Badak dan Trenggiling yang Terancam Punah”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *