Siapapun orangnya pastilah menginginkan hal terbaik dalam hidupnya. Jika sering turun ke lomba-lomba burung ya pasti juga ingin merasakan menjadi juara. Berapapun rangking juaranya. Setelah itu berangan-angan jadi juara 1 nya. Manusiawi sekali.

Demi mimpi jadi juara, tidak sedikit yang ambil jalan pintas dengan membeli burung-burung juara. Tetapi kebangaan itu akan terasa jauh berbeda jika yang juara itu adalah hasil dari kandang sendiri. Hasil dari ternakan sendiri.

Untuk mewujudkan mimpi angkat trophy juara dari burung-burung hasil ternakan sendiri harus dimulai dengan langkah yang terencana. Tidak bisa asal-asalan. Maka mulailah dengan pemilihan serta pengadaan bibit yang baik dan tepat serta penanganan profesional (yang baik) dengan harapan akan berhasil.

Trophy lambang kesuksesan mengikuti sebuah lomba

Burung dengan kriteria bagus, trah yang baik bahkan burung juara sekalipun jika tidak di tangani secara mumpuni, baik itu perawatan, pemberian vitamian yang memadai sepertinya bakal mustahil akan menjadi burung yang benar-benar bisa di andalkan.

Pertanyaan yang selalu diajukan bagi orang yang akan beternak yang tidak sekedar beternak tetapi beternak dengan harapan menghasilkan ternakan yang bagus adalah “Bagaimana cara beternak agar menghasilkan burung berkualitas secara berkesinambungan dari tahun ke tahun ?”

Ini adalah pertanyaan klasik dan jawabannya juga klasik yaitu mulailah dengan bibit yang tepat dan ternak secara benar, dan kemungkinan akan berhasil. Tetapi pertanyaan selanjutnya adalah “Bagaimana cara memilih bibit yang tepat dan bagaimana beternak yang benar ?”

Dalam lomba (baik perkutut, derkuku, maupun puter pelung) yang mampu mengukir prestasi baik di tingkat lokal, regional bahkan nasional juaranya bisa jadi memang selalu berubah-ubah.

Lomba derkuku Paku Alam Cup

Tetapi yang jadi juaranya hampir dapat dipastikan adalah keturunan dari mantan burung-burung juara, baik yang baru beberapa tahun terakhir maupun yang sudah puluhan tahun.

Bukan berarti burung dengan tidak mempunyai darah juara tidak akan dapat menjadi juara. Tetapi memang sangat jarang ditemui yang muncul menjadi juara adalah trah anyaran. Dalam artian sangat jarang burung yang mampu juara itu indukannya dari trah yang belum pernah juara sama sekali.

Lomba puter pelung DPRD Madiun Cup

Untuk saat ini, siapapun bisa dengan mudah mendapatkan berbagai macam trah. Tergantung selera trah mana yang akan dijadikan basic blood di kandang. Tetapi tetap tidak bisa asal comot begitu saja, indukan yang akan dimasukkan ke kandang. Biar tidak rusak Tatanan Breeding yang sudah atau yang akan dibangun.

Yang terpenting adalah bagaimana setelah burung yang sudah didapat itu diternak dan menghasilkan anakan yang baik (sesuai dengan keinginan). Lalu bagaimana karakter piyik tersebut, tentunya ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian kita sebagai peternak.

Referensi untuk bisa menghasilkan burung lomba sesaui keinginan awal haruslah total. Jangan setengah-setengah, jangan asal burung juara.

Karena informasi terkait burung-burung juara yang masuk kandang juga harus jelas. Dan nanti hasilnya tidak akan ketemu sampai nanti ketika piyik-piyik tersebut mulai mengeluarkan suara emasnya dan siap untuk dilombakan.

Konkurs perkutut Paku Alam Cup

Untuk sementara itu dulu, semoga bermanfaat. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menimbulkan polemik antara baik dan buruk, atau apalah. Hanya sekedar saran dari beberapa informasi yang beredar. Nanti juga akan coba disajikan beberapa kiat atau langkah-langkah dalam beternak untuk menghasilkan burung-burung dengan kualitas yang baik, yang mumpuni, untuk disertakan dalam lomba. (Ramlee)

By Ramlee

7 thoughts on “Upaya Mencetak Burung-Burung Juara dari Kandang Sendiri”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *