PPDSI Bondowoso menggelar lomba seni suara alam burung derkuku bertajuk Latber Magenda Cup 1, pada Minggu 10 September 2023 di Lapangan Glindung Wonosari Bondowoso. Turut hadir dalam event tersebut Heru Ketua Pengda PPDSI Jatim, Waris Ketua Pengcab Jember, dan Puji Ketua Pengcab Situbondo.
Ini merupakan event lomba yang secara rutin diselenggarakan oleh daerah-daerah di Tapal Kuda yang melibatkan tiga daerah. Setelah pada bulan Agustus di Situbondo, lalu di bulan September di Bondowoso, kemudian pada bulan Oktober nanti gantian Pengcab Jember yang mengadakan.
Dikarenakan keterbatasan tiang gantangan yang bisa disediakan, maka undangan lomba masih masih ditujukan kepada dekoe mania yang ada di tiga Kabupaten yang ada di Tapal Kuda saja. Harapan besar di tahun depan bisa mengundang lebih banyak lagi.
“Karena keterbatasan tempat dan gantangan, kita baru bisa mengundang dekoe mania di dua Kabupaten. Mudah-mudahan tahun depan bisa punya gantangan yang lebih banyak dan tempat yang luas, sehingga bisa mengundang Bali, Blitar, dan Tulungagung,” ungkap Wijayanto Ketua Pengcab Bondowoso.
Di event Latber Magenda Cup 1, panitia membuka tiga kelas. Yakni kelas Bebas tersedia 25 tiang gantangan, lalu kelas Pemula ada 40 gantangan, dan kelas Cantolan 30 gantangan. Kelas Cantolan sebenarnya adalah kelas baru (kelas Piyik Hanging) yang juga sudah diatur PPDSI melalui Munas di awal tahun ini.
Semua gantangan full peserta bahkan panitia harus menambah tiang gantangan. Hanya menyisakan tempat di kelas Cantolan yang memang masih terbilang baru dan perlu terus disosialisasikan. Ini menunjukkan kalau perkembang hobi burung derkuku di daerah Tapal Kuda bentul-betul sangat menggembirakan.
Juri-juri yang bertugas pun merupakan juri-juri dari daerah Tapal Kuda sendiri. “Kita menugaskan juri dari Jember, Situbondo, dan Bondowoso sendiri,” ujar Budi Hariyono, Ketua Panitia Latber Magenda Cup 1. “Yang dikoordinatori Pak Haryono dari Bondowoso.”
Kehadiran peserta dari luar Bondowoso membuat persaingan perebutan posisi kejuaraan di masing-masing kelas berlangsung sengit dan menegangkan. Meskipun beberapa peserta menilai tempat lomba kurang memadai, karena jarak antar tiang gantangan yang terlalu mepet, juga terlalu dekat dengan pemukiman.
Bagi penggemar derkuku yang hadir, momen seperti ini menjadi ajang pembuktian bagi gaco-gaco yang selama ini telah berprestasi di arena lomba dan sekaligus menjadi ajang seleksi untuk hadir di event-event nasional. Yang terdekat adalah gelaran Liga Derkuku Indonesia Putaran Ke-4 Bengawan Solo Cup, di pertengahan bulan.
Ketegangan sudah dimulai begitu suara peluit babak pertama berbunyi. Dan pertarungan semakin memanas di babak kedua. Para jawara yang ada ujung tiang saling beradu tarung untuk membuktikan diri siapa yang menjadi yang terbaik di ajang Magenda Cup 1.
Panasnya persaingan di gantangan tidak merembet ke luar arena lomba. Karena kesempatan seperti ini merupakan media untuk saling merekatkan diri para penghobi, dalam jalinan silaturahmi. Guyub rukun menjadi ujung dari tujuan menggelar lomba.
Sementara itu, dari arena lomba diinformasikan bahwa proses penjurian berjalan lancar, aman, sukses, dan meriah. Cuaca cerah memberikan dukungan penuh pada kegiatan tersebut. Empat babak penjurian tidak mengalami kendala berarti sampai akhirnya diputuskan peraih podium di masing-masing kelas.
Untuk peraih podium pertama kelas Bebas deretan tiga besar dikuasai burung-burung dari Situbondo. Diawali dengan peraih podium juara Bintang Panglima amunisi Jhony Susilo. Burung bergelang Semeru 2 74 yang dikerek pada nomor 7 mampu tampil stabil yang mengantarkannya ke tangga juara dengan mengantongi empat kali bendera lima warna.
Sementara dua posisi teratas berikutnya direbut burung milik Sakur Jayadi. Posisi juara kedua ada Raja Situbondo hasil ternakan Bali Sakti 34 pada kerekan nomor 12. Dan tempat ketiga diraih Raja Panji ternakan Santri 110 yang dikerek pada nomor 20.
“Alhamdulillah, sebenarnya ndak tahu kenapa Raja Situbondo telat start. Raja Situbondo cuman mampu dapat empat warna di babak pertama baru dapat lima warna di babak berikutnya,” kata Sakur Jayadi di tempat terpisah. “Bahkan dapat lima warna plus pengajuan di babak keempat, sayang keburu waktu habis.”
Di kelas Pemula, Nakula amunisi Waris dari Jember derkuku bergelang HDK 295 yang dikerek pada nomor 25 menjadi peraih podium pertama. Disusul kemudian Abu Nawas besutan Ach Yusup hasil ternakan Semeru 2 51 yang dikerek pada nomor 57 sebagai peraih juara kedua.
Sedang tempat ketiga dimenangkan Lemba Sora orbitan Riyanto Situbondo, produk ternak Riyanto pada kerekan nomor 34 sebagai peraih podium ketiga. Sementara itu untuk kelas Cantolan yang merupakan kelas yang baru saja dilombakan di tahun ini, juara pertama diraih oleh Se Tongar bergelang Yon 1352 debutan Junaidi dari Situbondo.
Tempat kedua direbut Ganendra 1 milik Wijayanto Bondowoso dengan ring Yon 1344. Dan posisi ketiga ada Joko Tingkir ring Idola besutan Budi Idola dari Bondowoso. Dalam event Magenda Cup 1 ini juga ada lelang anakan derkuku dari ring B2W 2 ekor dan ring FLA 2 ekor. Untuk doorprize ad 4 ekor ring MKS dan 1 ekor ring SLK.
“Kami atas nama PPDSI Bondowoso mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Bambang dan Bapak Sigit (B2W BF), Bapak Prashadi (FLA BF), Bapak Mahkrus (MKS BF), Bapak Slamet (SLK BF) yang telah mensuport kami pada gelaran latber Magenda Cup 1 dalam bentuk anakan untuk lelang dan doorprize.”
“Terima kasih atas dukungan, partispasi, dan kehadiran teman-teman dekoe mania semua. Khususnya yang dari luar kota, seperti Situbondo dan Jember. Sehingga acara ini bisa ramai dan sukses. Sekali lagi saya atas nama Pengcab Bondowoso beserta panitia yang lain mengucapkan banyak terima kasih, semoga deku mania tapal kuda menjadi semakin menggeliat dan bersemangat” tutur Wijayanto di akhir acara. (Ramlee/Wij)