Indonesia mempunyai keanekaragaman jenis burung ysng sangat tinggi. Sekitar 1.712 jenis burung tercatat hidup di Indonesia dan sebanyak 493 jenis burung dikategorikan sebagai jenis endemik. Meskipun Indonesia memiliki banyak ragam jenis burung yang unik, akan tetapi negara ini memegang daftar panjang jenis burung yang terancam kepunahan (Birdlife International 2017).

Salah satu dari jenis burung yang dianggap kian langkah adalah jenis burung gelatik jawa. Gelatik jawa merupakan burung dari famili Estrildidae yaitu salah satu gfamili yang sangat besar dan tersebar di Australia, Asia, Afrika, dan Eropa, dimana mereka menyukai lahan pertanian, pekarangan rumah, dan wilayah perkotaan.

Gelatik Jawa pertama kali ditemukan oleh Linnaeus pada tahun 1758 dan diberi nama ilmiah Loxia oryzivora. Namun sejalan dengan kemajuan taksonomi burung, nama ilmiah tersebut diganti menjadi Padda oryzivora. Sementara itu, gelatik jawa di Inggris dikenal dengan naman Java Sparrow dan di Belanda dikenal dengan sebutan Rijstuogel (Wahyu et al, 2001).

Sepasang gelatik jawa terlihat di dahan sebuah pohon

Secara bentuk fisik gelatik jawa memiliki ciri khas yang menonjol. Ukurannya kecil, dengan panjang 15 cm berekor pendek, dan mempunyai paruh tebal pendek yang berguna untuk memakan bijian.

Baca juga : Burung Kenari, Burung Kecil Bersuara Merdu

Burung gelatik jawa yang masih muda umumnya berwarna coklat, sedangkan untuk burung gelatik dewasa mempunyai ciri-ciri yaitu bulu berwarna abu-abu, perut berwarna cokelat kemerahan, kaki merah muda dan lingkaran merah di sekitar matanya.

Seekor gelatik jawa membuat sarang di lubang pohon

Gelatik jawa termasuk burung yang berpasangan, namun sangatlah sulit untuk membedakan jenis burung gelatik jawa jantan dan betina (monoformik). Karena mereka memiliki bentuk yang hampir serupa.

Dari sumber informasi yang didapat, cara umum untuk membedakan jenis kelamin gelatik jantan dan betina adalah berdasarkan postur tubuh dan suara kicauannya. Burung gelatik jawa jantan cenderung lebih besar dibandingkan jenis betinanya. Sedangkan untuk suara kicauannya, burung gelatik jawa jantan lebih bervariasi dibanding yang betina yang terdengar lebih monoton.

Sepasang gelatik jawa silver

Gelatik jawa termasuk kelompok burung granivoar karena makanan utmanya adalah biji tanaman dari family Gramine terutama padi (Oryza sativa L.) Selain padi, makanan burung gelatik adalah biji sorgum (Andropogon sorgum Brot), biji bambu (Bambusa spp), biji kerasi atau tembelekan (Lantana camara L), biji glagah (Saccharum spontaneum), dan biji bayam (Amaranthus spp).

Baca juga : Burung Murai Burung Favorit Kicau Mania yang Kian Langka

Burung gelatik sering bergabung menjadi kelompok besar di kebun tebu atau pohon tinggi dan menyerbu ladang jagung atau areal persawahan. Burung gelatik membuat sarangnya di cabang-cabang pohon ataupun di bawah atap rumah. Sarangnya terbuat dari rumput-rumput kering. Hal unik dari gelatik ini adalah saat berebut tempat sarang, mereka akan menggoyangkan badan dengan gerakan yang bisa dibilang rumit.

Sepasang gelatik jawa putih

Meskipun terbilang hama yang mengganggu para petani, namun sebuah filosofi mengibaratkan burung gelatik sebagai burung yang memiliki sifat sosial yang tinggi. Antara sesamanya dan juga dengan jenis burung lainnya seperti jenis burung bondol, tekukur, dan burung gereja.

Gelatik jawa merupakan salah satu burung endemis pulau Jawa dan Bali, meskipun begitu, spesies ini telah tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Diduga karena dibawa oleh para transmigran dari pulau Jawa dan Bali.

Sepasang gelatik jawa blorok

Umumnya gelatik jawa terlihat di sekitar area persawahan dan dianggap musuh para petani karena menjadi hama tanaman. Biji-bijian merupakan salah satu makanan kesukaan burung ini. Burung ini senang berkelompok dan cepat berpindah-pindah. Pipi putihnya menjadi ciri khasnya.

Baca juga : Burung Trucukan Kicau dan Gayanya yang Memikat

Burung gelatik jawa menempati urutan kedua setelah Bondol (Lonchura spp) dari lima belas jenis burung ocehan Indonesia yang paling diminati di pasar Internasional. Akibatnya, beberapa tahun terakhir jumlah ekspor burung tersebut diperkirakan menurun drastis bersamaan dengan menurunnya populasi gelatik jawa di alam.

Gelatik jawa seringkali digunakan untuk memasteri burung kicauan lainnya

Gelatik jawa populer dijadikan sebagai satwa peliharaan, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga hingga luar negeri. Bahkan burung gelatik jawa ini kini bisa ditemui di pulau Hawai, Amerika Serikat.

Gelatik jawa termasuk burung yang istimewa. Sebab penampilannya yang cantik telah mengilhami para penangkar di Eropa, khususnya Belanda, Belgia, dan Inggris, untuk menghasilkan berbagai mutasi warna yang cantik. Keindahan bulu, paduan warna, dan kicauan nyaringnya menjadi keistimewaan yang membawanya pada ancaman kepunahan.

IUCN menetapkan burung ini dengan status genting (Endangered/EN). Disinyalir burung ini hampir menghilang dari habitatnya di Jawa dan Bali dan kini hanya terkonsentrasi di loksi-lokasi tertentu dengan populasi yang sangat kecil. Beberapa penelitian tentang ancaman terhadap spesies ini dan kondisi populasinya telah banyak dilakukan.

Saat ini semakin sulit menemukan gelatik jawa di alam. Penangkapan liar yang dilakukan untuk kepentingan bisnis, hilangnya habitat, dan terbatasnya ruang terbuka hijau menjadi alasan terjadinya penurunan populasi burung ini. Termasuk juga meningkatnya penggunaan pestisida di lahan pertanian. (Ramlee)

By Ramlee

6 thoughts on “Gelatik Jawa Burung Endemik Pulau Jawa dan Bali Kini Semakin Jarang Terlihat di Alam”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *